Part 19

26 18 4
                                    

Hai! Masih suka, kan?

Tungguin, ya, dan jangan bosen. Hehehe. 

Bantu share ke temen-temennya ya, biar banyak yang tau dan siapa sangka mereka suka.

Selamat Membaca

----

Seandainya kehidupan berubah dan aku harus kembali bersama mereka yang dulu tanpa perasaan meninggalkanku di sebuah panti asuhan begitu saja, apakah keadaan akan membaik dengan mereka yang kini menginginkanku?

Helaan napas berat menguasaiku. Entah bagaimana kehidupan mereka sekarang, entah apa alasan mereka menginginkan aku kembali padahal memiliki anak yang begitu disayangi hingga lebih sering menelantarkanku. Perasaan takut diabaikan lagi selalu mengganggu pikiranku, hingga datang Kak Gara dan kedua orang tuanya yang baik. Dengan senang hati menerimaku menjadi anaknya, merawatku hingga tumbuh seperti sekarang. Perasaan bahagia perlahan menjadi anganku bersama mereka, tidak ingin meninggalkan ketiganya adalah janjiku. Menjaga mereka sepenuh hati adalah impianku. Sayangnya, apakah sekarang keinginanku itu harus sirna?

Aurora, dia perempuan baik, sejujurnya. Tidak ada yang membuatnya terlihat buruk di mata orang lain. Hanya saja ... aku yang sering bertengkar dengannya memberinya stempel besar bertulisan perempuan kejam. Itu pemikiranku selama ini sehingga selalu berusaha sabar menghadapinya, terlebih aku butuh dia dekat dengan Kak Gara dan membuatku mendapatkan hatinya. Sayang sekali semua itu berakhir hancur. Aurora menjadi perempuan paling kejam sekarang.

Dia, penyebab semua ini!

Jujur saja, aku tidak dapat menerima hal ini, tetapi nyatanya memang demikian.

Apa dia bilang tadi? Dia tahu semua tentangk? Berarti, apakah dia mengenal kedua orang tuaku?

Lalu Kak Gara, orang yang kuanggap sebagai Kakak itu adalah orang paling tidak menginginkanku. Ya, mungkin dia tidak rela, aku tahu itu. Dia bahkan memberikualamat mereka.

Jalan Harapan, No.25, Perumahan Nirwana, Cempaka Jingga.

Aku menghela napas. Lokasi ini aku tahu jelas, tidak terlalu jauh dengan wilayah tempat Aurora tingkat. Cukup mengendarai motor beberapa meter lagi ketika mengantar Aurora pulang aku akan tiba di perumahan tersebut.

"Ngelamun aja, lo. Mikirin apaan?" Andra datang mengagetkanku seraya meletakan sebuah piring berisi gorengan yang kubeli saat perjalanan menuju rumahnya ke atas meja. Ya, tentu saja atas pesanannya.

Aku tak menjawabnya hingga dia kembali bertanya sambil menunjukku dengan dagunya dan satu alis terangkat. Jangan lupakan dirinya sedang sibuk mengunyah pisang goreng yang berada di tangan kirinya.

Helaan napas beratku membuatnya menegakkan tubuh beringsut mendekat. "Kenapa lo, sakit?" tanyanya sambil mengangkat tangan berminyak itu untuk menyentuh dahiku yang jelas dengan sigap langsung kutangkis.

"Ada masalah? Soal kakak lo itu lagi?" Dia bertanya lagi setelah menatapku lama yang tak kunjung menyahutinya.

"Ucapan lo bener. Gue berakhir sekarang!" ucapku dengan suara melemah.

***

Sebagian Part dihapus

Stuck in Own Plans sudah bisa dipesan di shopee melalui link tertera di bio Instagram akun @niarvaza

Stuck in Own Plans [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang