Halo! Aku kembali.
Happy Reading
Seperti biasa. Hehehe.
----
Aku menghempaskan tubuh begitu saja di lantai koridor. Tidak peduli juga seragamku kotor karena debu-debu yang ada. Napasku masih menderuh cepat. Beberapa waktu lalu aku berlari ke sana kemari membantu mengangkat meja-meja kayu yang harus di susun di depan panggung yang peruntukan bagi tamu-tamu penting.
Aku menguap. Angin yang bertiup membuatku terlena untuk tidur. Sesaat mataku akan terpejam. Sebuah tetesan air dingin jatuh ke pipih begitu saja. Mataku yang sudah sayuh seketika kembali terbuka lebar dan menangkap sosok perempuan yang belum kuliat hari ini. Ya, tiga hari lagi event akan digelar, sehingga kami sebagai panita semakin dibuat repot tanpa ada waktu untuk beristirahat.
Aku mengangkat tubuh hingga terduduk, lalu menatapnya masih mengulurkan sebotol air mineral dingin di tangannya. Kenapa dia masih ada di sekolah? Seharusnya dia sudah pulang sejak sejam yang lalu. Pasalnya, ini hari jum'at dan sekolah selalu pulang cepat akhir-akhir ini.
Mengerti bagaimana keras kepalanya, jika aku tidak menyambut ulurannya, maka tangannya akan tetap seperti itu. Maka, mau tidak mau aku mengambil pemberiannya itu. Membuka tutup dan meminum air di dalamnya hingga tersisa setengah saja. Setelah itu menoleh ke arahnya yang mengambil tempat, duduk di sisi kananku.
"Belum pulang?"
Dia menggeleng. "Capek, ya?" tanyanya.
"Lumayan. Tapi demi sekolah." Aku menyahut dengan senyum tipis. Sedangkan dia mengangguk kecil.
"Aku lihat, masih banyak yang belum beres, ya?"
Aku mengangguk. "ya, seperti yang lo lihat. Baru beberapa persen yang beres, dan sisanya masih berantakan," ungkapku, "lo belum mau pulang? udah jam tiga, nih!" Aku melirik jam yang lingkar di pergelangan tangan kananku.
"Nanti aja, lah. Di rumah nggak ada orang, nggak enak sendirian."
Aku bergerak menghadapnya sempurna. Dahiku berkerut, "Tante Lani ke mana memangnya?"
"Mama ada proyek di Bandung dari lusa kemarin!"
"Jadi, dua hari ini lo sendirian di rumah? Terus, berangkat sekolah dianter siapa?" tanyaku. Ya maksudku bertanya, bukan karena khawatir tettapi takut saja jika perempuan ini malah diantar oleh laki-laki. Sebab, mengenai saranku sebelumnya dijemput saja oleh Kak Gara, dia menolak.
"Ya berangkat sendiri, lah. Naik bus, 'kan bisa?!"
Aku sontak tertawa mendengar pernyataannya. "Seorang princess Aurora, naik bus, gue nggak salah denger, 'kan?" ejekku.
"Memangnya kamu pikir aku semanja apa, sih, sampe aku naik bus aja kamu nggak percaya?"
"Bukan nggak percaya, tapi heran aja. Elo 'kan type orang yang maunya didahulukan. Ya jelas kaget dong, waktu gue denger lo harus urus diri lo sendiri."
Dia mendengus sebal. "Kamu kira aku nggak bisa urus diri sendiri? Dasar kamunya aja nggak kenal aku!"
"Buat apa gue harus kenal lo, coba?" tanyaku menatapnya. Membuatnya terdiam, membalas tatapanku dalam.
Hening seketika menyelimuti kami. Ck, kenapa suasana canggung selalu datang di waktu-waktu seperti ini?
"Oi, Ta! Orang lagi sibuk, malah asik pacaran di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in Own Plans [TERBIT]
Teen FictionFollow dulu sebelum baca (Jangan plagiat, sayang) Jangan lupa vote dan komen di setiap bab, ya. Selamat membaca. . . Pertama kalinya Antariksa bertemu cewek paling ajaib seperti Aurora. Tak jarang Aurora membuatnya bergedik ngeri dengan t...