Happy Reading
Untuk typo bantuin tandain, ya, teman-teman ....
----
"Ra, gue hari ini izin, ya, nggak bisa anter lo pulang kayak biasanya."
Dahi perempuan itu berkerut. "Memangnya kenapa?"
"Klub gue sore ini ada pertemuan, jadi lo pulang sama Kak Gara aja, ya?!" kataku memberikan saran terbaik. Selain itu, mereka bisa lebih dekat, bukan?
Aurora menggeleng lemah. "Aku bisa pulang sendiri, kok. Takutnya Gara repot lagi!"
"Jangan!" cegahku, "Kak Gara sama sekali nggak repot kalo soal elo."
"Oi, Ta! Ayo, udah ditungguin yang lain di sekret!" teriak Andra dari ambang pintu kelas. Aku menoleh padanya. Meminta untuk menunggu sebentar.
Aku kembali menatap Aurora "Pulang sama Kak Gara, ya, Ra!" peringatku.
"Hm," sahutnya setuju meskipun terdengar malas.
Aku berdecak. Sudah berbulan-bulan, kenapa perempuan ini masih kurang bereaksi baik terhadap Kak Gara?
"Yaudah, gue pergi dulu," pamitku langsung berlari menghampiri Andra.
"Ayo!" ajakku seraya merangkul akrab teman dekatku tersebut.
"Masih belum berani jujur?"
"Belum."
"Mau sampe kapan, Ra?"
Meski sudah berada di luar kelas, tetapi karena belum terlalu jauh, sayup-sayup aku masih bisa mendengar keriuhan di dalam kelasku. Di antara keributan itu, aku mendengar percakapan antara dua anak perempuan yang kukenal di dalam sana. Entah apa yang mereka bahas.
Jujur tentang apa?
----
Pukul 16.45, akhirnya aku bisa bernapas lega dengan urusan klub keamana sekolah yang kupimpin. Ku pastikan, acara tahunan SMA Garuda yang akan digelar beberapa waktu lagi berjalan dengan aman dibawa pengawasanku.
Setelah menutup rapat, aku mempersilahkan semua anggotaku untuk pulang ke rumah masing-masing. Begitu denganku yang juga bergegas pulang, mengingat sore ini seharusnya Kakek dan Nenek sudah ada di rumah. Aku tidak sabar bertemu mereka.
Setibanya di rumah, aku langsung memarkirkan motor hingga lupa melepas helm karena terlalu semangat. Hingga tiba diambang pintu, seorang perempuan yang kukenal menyambut kepulanganku.
"Kok baru pulang?" tanyanya lembut.
"Aurora, ngapain lo di sini?" tanyaku heran.
"Gue yang ajak!" sahut Kak Gara tiba-tiba muncul dari balik tembok yang bersisian dengan dapur. Aku lantas menatap Aurora.
Dia mengangguk. "Nggak boleh?"
"Ya, ya, boleh, sih." Aku tergugup. Maksudku, mengejutkan saja. Aurora masih belum mengenal jelas perasaannya sendiri, tetapi sengaja datang bertepatan dengan kedatangan Kakek dan Nenek. Bukankah, jika hubungan mereka tidak berhasil, akan menjadi pertanyaan besar bagi orang tua lansia itu?
"Antariksa, kenapa berdiri di sana terus? Sini! Memangnya tidak rindu sama Eyang?"
Aku mengalihkan pandangan ada eyang gantengku itu. Sontak berlari pelan ke arahnya dan memberikan pelukan hangat. Aku sangat rindu pelukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in Own Plans [TERBIT]
Teen FictionFollow dulu sebelum baca (Jangan plagiat, sayang) Jangan lupa vote dan komen di setiap bab, ya. Selamat membaca. . . Pertama kalinya Antariksa bertemu cewek paling ajaib seperti Aurora. Tak jarang Aurora membuatnya bergedik ngeri dengan t...