Selamat membaca
Jangan lupa Add ke perpus ya
Follow, vote, dan komen juga
----
Setibanya di mall, aku segera menuju lahan parkir setelah menurunkan Aurora di depan pintu masuk mall sebelum akhirnya menemuinya di sana. Kami berjalan berisian memasuki mall, tidak lupa dengannya yang terus bertanya apa yang kira-kira cocok dia berikan untuk kado bagi Kak Gara. Hingga dia berhenti mengayunkan di depan sebuah toko pakaian, membuatku juga ikut berhenti melangkah dan menatap ke arahnya.
"Lo mau beliin Kak Gara baju?"
Dia mengangkat bahu sehingga dahiku mengernyit. "Terus, ngapain berhenti di sini?"
"Aku nggak tau Gara sukannya apa!" jawabnya, "kamu 'kan adiknya, pasti tau'kan dia sukannya apa?!"
Tentu saja aku menggeleng kuat. Manaku tahu Kak Gara suka apa saja kecuali kacang almond dan belajar. Kak Gara terlalu menutup diri dariku.
"Kok bisa nggak tau? Padahal saudaraan, masa nggak tau kesukaan satu sama lain," ujarnya mencibirku.
"Ya, gimana gue bisa tau kalo dia aja bukan—. Maksud gue, Kak Gara bukan gue, selera dia aja beda sama gue. Jadi mana bisa gue tau?"
Benar. Seharusnya memang begitu'kan? Dari ciri-ciri saja kami sudah beda. Lihatlah penampilanku jauh dari kata rapi seperti Kak Gara yang bahkan bisa mempertahankan penampilannya ketika berangkat hingga tiba di rumah sepulang sekolah.
"Iya juga, sih. Kamu sama Gara beda jauh! Otaknya juga beda banget."
"Iya." Aku menyahut acuh tak ingin mempermasalahkan cibirannya itu terhadapku.
"Terus, aku harus kasih apa ke Gara untuk ulang tahunnya?" tanyanya bingung dengan jari-jemarinya mengusap dahu seolah berpikir keras.
Aku meraih ponsel yang tiba-tiba bergetar di saku celanaku. Menatap layar ponsel dengan serius seraya menjawab pertanyaannya. "Entah. Lo cari aja barang yang lo rasa cocok buat dia, lah. Selagi elo yang kasih, mau seleranya atau bukan tetep dia terima, kok."
Dia tak menyahut. Aku pun ikut diam dengan hanya mengikuti ke mana kakinya melangkah sambil mengetik kata demi kata menjawab pesan yang Andra kirimkan.
"Kalau kamu sukanya apa?" tanya Aurora.
Aku mengalihkan mata ke arahnya yang menyapu pandangan ke seluruh penjuru mall, lalu kembali menunduk menatap ponsel di tanganku. "Ngapain lo nanya yang gue suka?"
"Aku cuma mau bandingin aja."
"Bandingin gimana?" sahutku.
"Kamu bilang selera kalian beda. Jadi, ya, aku cari barang yang nggak kamu suka."
Aku mengangguk setuju mengenai perkataannya. Tidak heran jika perempuan yang berjalan di depanku ini pemegang juara pertama peringkat parallel di sekolah.
"Gue nggak suka baca, sedangkan Kak Gara suka baca buku sampe kamarnya penuh buku-buku bidang hukum. Gue saranin lo beliin dia buku seputaran hukum, entah buku pelajaran atau buku cerita, dll, lah."
"Aku tanya kamu sukanya apa, Anta! Suka benda apa? Pengennya apa yang belum kamu punya, gitu! Bukan malah ceritain Gara suka baca buku."
Ribet amat, nih, cewek.
"Ada, sih. Gue lagi nabung buat beli tuh barang."
"Apa?"
"Cuma mainan biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck in Own Plans [TERBIT]
Teen FictionFollow dulu sebelum baca (Jangan plagiat, sayang) Jangan lupa vote dan komen di setiap bab, ya. Selamat membaca. . . Pertama kalinya Antariksa bertemu cewek paling ajaib seperti Aurora. Tak jarang Aurora membuatnya bergedik ngeri dengan t...