Matahari hampir tenggelam, langit segera berganti warna, dari biru muda ke orange. Terlihat dua orang perempuan sedang duduk bersandar dipohon pinus, menikmati sore hari yang damai dengan ditemani sekaleng kopi didalam hutan yang tidak tertutupi oleh pohon.
"Woi Zee ngelamun mulu lu, jangan jangan lu kerasukan ya?!" Gita menyadari bahwa Zee sedari tadi hanya melamun dan diajak bicara tidak nyambung
"Goblok, engga lah, gila lu" Zee memukul pundak Gita
"Ya terus apa anjir kalau bukan kerasukan, ngelamun mulu, diajak ngobrol kaga nyambung, kerasukan" ucap Gita menyeruput kopi nya
"Bodo amat, males gue anjir, Jessi ngeselin banget, terus Marsha malah satu tenda sama Adel" Zee menghela nafas berat
"Biarin aja napasih Zee, namanya juga hidup, ga bisa sesuka kita yang ngatur, hidup tuh jalanin aja Zee" Gita memainkan handphone nya
"Ga mau jalan, gue mau naik gojek aja"
"Yaudah, kalau lu naik gojek, gue naik jet"
"Cepet banget anjir, ga bisa nikmatin hidup"
"Mangkanya hidup jalanin aja"
"Lah, lu daritadi main hp?, emang ada sinyal tah?" ia baru menyadari Gita saat mengobrol dengan nya sambil bermain handphone
"Disini ada anjir" Gita menunjukkan handphone nya pada Zee
Mereka berdua kembali menikmati sore itu dengan diiringi lagu Sunsetz - Cigarettes After Sex
×××××
"Heh!, kan udah gue bilangin, jangan deket deket Muthe!" Anin menampar wajah Shani
"Gais, pegangin Shani" Anin memerintahkan kedua temannya yaitu Sisca dan Cindy
"Heh, apa apaan lo!, lepasin gue!" Shani meronta-ronta tubuhnya dipegangi oleh Sisca dan Cindy
Anin sudah berancang-ancang untuk memukul Shani, ditangan kanan perempuan itu, ia memegang sebatang kayu dengan kuat bersiap memukul Shani
"Lepasin gue anjing!, dasar anak cuma numpang nama orang tua!" ucapan Shani semakin menyulut emosi Anin
"Bacot!" Anin memukul Shani dengan membabi buta, sampai Shani tidak kuat untuk berdiri
"Akibat lo karna deketin adek gue, jangan deketin adek gue, inget itu. See you again pembawa sial" setelah Anin puas membully Shani, ia langsung pergi dengan teman temannya
"Shani bego!, kenapa lu ga ngelawan aja sih anjir, penakut banget jadi orang!" ucapnya pada diri sendiri
××××××
"Gracia!" seorang perempuan berlari kearah nya
"Kenapa Nin?, kok kayak panik gitu sih?" tanya Gracia pada Anin
"Shani, Shani" ucapnya terengah-engah
"Shani kenapa?, coba tenang dulu" Gracia mengusap punggung Anin
"Shani babak belur, tadi aku liat dibelakang tenda kelas 10" Anin mengatur nafas nya
Gracia jelas terkejut, kekhawatiran langsung terlihat diwajahnya, ia langsung berlari ke belakang area tenda kelas 10. Bersamaan dengan bergantian waktu dari sore ke malam, di area itu sudah cukup gelap, dan bodohnya Gracia lupa membawa senter. Sekarang Gracia hanya bisa mengandalkan insting nya saja untuk mencari Shani di kegelapan malam hari.
Samar-samar Gracia bisa mendengar suara tangisan dari belakang pohon pinus yang berada didepan nya, tapi ia sedikit ragu apakah itu Shani atau sesuatu yang lain?, Gracia memberani kan dirinya untuk mendekati pohon itu, dan
"SHANI!?, KAMU KOK BISA GINI!?" ucapnya sambil mengecek keadaan Shani
"Kamu kok tau aku ada disini?" Shani langsung mengusap air mata diwajahnya
"Itu ga penting Shani, kamu gapapa kan??, kamu yang sakit dimana??, kenapa kamu bisa gini??, siapa yang giniin kamu??, aku khawatir banget sama kamu Shan, kamu disakitin sam-" belum selesai Gracia mengoceh pada Shani, Shani menutup mulut Gracia dengan jari telunjuknya
"Clam okey?, aku tau kamu khawatir sama aku, tapi aku gapapa kok, kamu tenangin diri kamu dulu ya, i'm oke." Shani menenangkan Gracia
Gracia menghela nafas mencoba menenangkan dirinya "oke, kita balik ke tenda dulu ya" Gracia memopong tubuh Shani
××××××
"SHAN LO KENAPA ANJIR!?"
"KOK BISA BEGINI LU?"
"Lu abis ngapain anjir sampe gini!?"
"Lo abis jatoh dari jurang ya!?"
Itu adalah kekhawatiran-kekhawatiran dari Gita dan Zee, yang terus menerus menerka nerka apa yang kira kira terjadi dengan Shani sampai Shani babak belur seperti ini
"Bacot deh kalian berdua, alay banget anjir, gue gapapa kok, cuma ketiban pohon aja tadi, tapi pohon nya ga gede ga kecil, sedeng lah" Shani menceritakan sedetail mungkin kenapa ia bisa memar memar seperti itu yang sebenarnya alasan itu hanya karangan dari Shani saja
"Shan, aku obatin dulu ya memar memar kamu" Gracia mengobati memar yang berada diwajah Shani
"Aduh" Shani sedikit merintih karna sakit
"Eh maaf" ucap Gracia
"Ekhm, kenapa tiba-tiba jadi adegan drakor gini ya?" ucap Zee yang melihat dengan tatapan geli
"Alay Shani, katanya gapapa tapi giliran sama Gracia langsung ngeluh sakit" Gita menatap Shani malas karna ia tahu temannya hanya modus, Gita percaya tidak mungkin temannya selebay itu
Setelah selesai mengobati Shani, Gracia berpamit untuk pergi karna ada rapat panitia "Aku pergi dulu ya, ada rapat panitia soalnya" Gracia langsung pergi dari tenda panitia
"Lo sebenernya kenapa?, gue tau lo ga jujur sama gue dan Zee" Gita duduk didekat Shani
×××××××
Bersambung....
Bonus satu deh, lagi baik ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Rusak. (ShanGitZee)
Fanfiction"Gua di buang git" -s . . . "Lah gua, anak haram" -g . . . "Apa lagi gua perusahan bangkrut njing" -z