✨.3 : Fireflies

147 18 56
                                    

"Kita bisa lebih bersinar terang daripada kunang-kunang!"

***

Tara, Kara, dan Bulan masih setia menemani Bintang di rumah sakit. Saat ini sudah pukul 9 malam dan Bintang masih belum membuka kedua matanya, dan hal itu tentu saja membuat Tara dan Kara khawatir walaupun Dokter sudah mengatakan jika Bintang sudah melewati masa kritisnya, kondisinya sudah cukup stabil, mereka tinggal menunggu Bintang siuman saja.

saat ini Bulan sedang duduk di atas pangkuan Tara yang sedang duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang rawat Bintang. Sementara Kara tidak beranjak dari kursi yang berada di samping ranjang tempat Bintang berbaring, memegang tangan Bintang yang kecil sambil mengucapkan berbagai doa agar Bintang bisa segera sadar.

“Apa tidur di ruangan ini sangat nyaman ya, Ayah? Sampai-sampai Bintang pulas sekali tidurnya,” tanya Bulan dengan polosnya kepada Tara yang sedang melamun. Dan hal itu berhasil menyadarkan Tara dari alam bawah sadarnya.

Tara sedikit terkekeh saat mendengar pertanyaan Bulan yang lucu itu. “Mungkin Bintang bosan tidur di dalam kamarnya sehingga dia memilih untuk tidur di kamar yang berbeda hari ini.” Tara mengelus rambut Bulan dengan penuh kasih sayang.

“Bintang ini aneh sekali. Kalau memang dia bosan tidur di kamarnya, dia kan bisa tidur di kamar Bulan kalau dia mau. Tapi, dia malah memilih kamar yang seperti ini, di sini baunya juga aneh, membuat yang menciumnya sakit kepala,” tutur Bulan dengan nada yang lucu, jika Bulan sedang tidak terluka, mungkin Tara sudah mencubit kedua pipinya sejak tadi.

“Satu hal yang harus kamu tahu, Bintang tidak pernah menyukai tempat ini, Bintang benci tempat ini, sangat. Bahkan dia pernah bilang sama Ayah, kalau dia lebih memilih tidur di garasi daripada tidur  di rumah sakit,” jelas Tara pelan-pelan, agar Bulan dapat memahami apa yang dia katakan.

Mendengar itu, Bulan langsung turun dari pangkuan Tara dan memutuskan untuk duduk di samping Tara. “Kalau Bintang membenci tempat ini, lalu kenapa Ayah dan Bunda membawa Bintang ke sini?”

“Kami harus melakukan itu, Sayang. Ini adalah salah satu cara agar Bintang tetap bersinar dan tidak akan menghilang. Kamu lihat.” Tara menunjuk ke arah Bintang yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit. “Di sana Bintang sedang beristirahat, untuk memulihkan kembali kekuatan supernya. Tapi, kamu tidak usah khawatir, Bintang akan baik-baik saja,” lanjutnya, berusaha untuk tetap tersenyum walau jauh di lubuk hatinya yang paling dalam Tara ingin menangis sambil berteriak, sungguh hatinya terasa seperti tercabik-cabik setiap melihat Bintang yang berbaring di ranjang itu.

“Sekarang Bulan mengerti tentang jantung iron man itu. Bulan janji, akan menjaga Bintang dengan baik. Bulan sayang Bintang,”ucapnya dengan tulus.

“Terima kasih ya, Sayang. Bintang sangat beruntung mempunyai sahabat sebaik kamu.”

“Jangan lupakan hal yang paling penting, Ayah. Bintang juga sangat beruntung mempunyai orang tua sehebat Ayah dan juga Bunda. Bulan yakin, kekuatan super Bintang yang paling utama itu ada pada kalian.”

Tara sedikit terkejut mendengar pernyataan dari Bulan tersebut. Bagaimana bisa anak kecil bisa berbicara seperti itu? Mungkin jika Bintang yang berbicara seperti itu sudah menjadi hal yang biasa untuknya dan juga Kara, tapi rasanya sedikit berbeda jika yang berbicara itu adalah Bulan. Dan dari sana Tara mulai mengerti satu hal, mungkin semua hal buruk yang terjadi kepada mereka berdua, berhasil membuat mereka dewasa sebelum waktunya, mereka benar-benar didewasakan oleh keadaan. Dan hal itu membuat hati Tara sedikit terluka, rasanya sakit.

STARLIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang