✨. 6 : Don't Give Up On Me!

107 15 24
                                    

“Bukannya aku tidak bersyukur atas apa yang aku miliki saat ini, tapi terkadang aku merasa marah atas keadaanku yang seperti ini dan ingin melampiaskannya dengan melakukan hal yang konyol atau mungkin gila. I’m broken and i’m hopeless!”

 

***

“Huh-huh!”

Jingga dan Roja terlihat sangat kelelahan saat berusaha untuk mengejar Bara, tetapi sesampainya mereka di depan gerbang sekolah mereka sama sekali tidak menemukan Bara, padahal tadi mereka mendengar dengan jelas jika Bara akan menunggu Papanya di depan gerbang sekolah.

Jingga dan Roja terlihat sangat kelelahan saat berusaha untuk mengejar Bara, tetapi sesampainya mereka di depan gerbang sekolah mereka sama sekali tidak menemukan Bara, padahal tadi mereka mendengar dengan jelas jika Bara akan menunggu Papanya di ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Haish, Bara ke mana, sih? Katanya tadi dia mau nungguin Papanya di depan gerbang sekolah, tapi kok ngga ada?” keluh Jingga sambil berusaha mengatur nafasnya.

“Iya, ish. Kok ngga ada sih?” Roja juga mulai mengomel sambil mengusap keringat di pelipisnya. “Apa dia sudah dijemput sama Papanya, ya? Terus mereka sudah pergi?” tebaknya.

“Bisa jadi sih mereka sudah pergi di saat kita belum sampai di sini. Tapi kalau memang seperti itu, kok si Bara larinya bisa secepat itu anjir.”

“Iya, mungkin saja kan, Ga. Kamu tadi lihat sendiri kan tuh anak ekspresinya panik banget terus dia juga nangis, jadi wajar saja kalau dia larinya kenceng banget.”

Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja Jingga memukul bahu Roja cukup keras, membuat tubuh Roja yang jauh lebih kecil darinya itu terhuyung ke depan. “Aduh, kenapa sih, Ga? Kalau aku jatuh gimana?” omel Roja sambil mengelus dadanya, karena kejadian yang baru saja terjadi itu sedikit membuatnya kaget.

“Atau jangan-jangan yang tadi itu bukan Bara, tapi hantu? Makanya cepet banget hilangnya.” kata Jingga sedikit heboh.

Roja memutar kedua bola matanya, terkadang dia merasa lelah dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini. “Kamu ini ngomong apa sih, Ga? Ngaco banget. Di mana coba ada hantu yang bisa ngomel-ngomel sama manusia, terus bisa angkat telepon juga? Dan kalau pun yang tadi itu beneran hantu, dia nggga akan tahu soal Bintang dan postingan kita itu,”tanggap Roja dengan nada yang greget. “Makanya jangan keringan nonton film horor misteri, udah tahu kita belajar terus ditambah lagi nonton film horor jadi begini kan pikiran kamu tuh, jadi terkontaminasi dengan hal-hal yang ngga masuk akal dan ngga nyata. Bikin tambah pusing tahu ngga?”

“Iya habisnya aku bingung, jarang-jarang kan Bara kayak gini?”

“Cuma ada dua hal yang bisa bikin Bara freaking out kayak gitu. Pertama Tante Mara dan kedua Bintang,” tebak Roja.

“Wah!! Kalau ini tentang Bintang gawat banget, Ja. Kita harus susul Bara sekarang juga! Pesan taxi online Ja cepetan!” Jingga semakin rusuh.

“Iya, ayo. Tapi kita harus susul Bara ke mana? Kita kan ngga tahu tujuannya ke mana?”

STARLIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang