✨. 7 : SkyStar

96 18 25
                                    

“Di saat ingin menyerah aku selalu ingat satu hal. Tidak ada hidup tanpa masalah dan perjuangan tanpa rasa lelah.”


Flashback on

7 tahun yang lalu....

“Hiks! Hiks!”


“Sudah, Bi. Kamu jangan menangis! Ada Abang di sini!” Bara kecil berusaha menenangkan adik kecilnya yang sangat ketakutan.

“Aku takut, Bang. Nanti kalau aku tidak bisa bertemu lagi dengan Abang bagaimana?”

“Jangan takut, Bi. Kamu pasti bisa melewati hal ini. Kita akan selalu bersama.”

“Aku mendengar jika Ayah dan Bunda akan mengubahku menjadi Iron Man agar aku tidak kesakitan lagi,” kata Bintang dengan suara yang bergetar karena dia tidak bisa menahan tangisannya lagi. “Jika mereka benar-benar melakukan itu, bukankah aku akan semakin kesakitan?” lanjutnya sambil menatap Bara dengan kedua matanya yang terus mengeluarkan air mata. “Aku takut, Bang. Aku takut!”

“Tapi kamu harus melakukannya!”

“Jika aku tidak ingin melakukannya?”

“Maka kita tidak akan bertemu lagi,” jawab Bara sambil menghapus air mata di kedua pipi Bintang. “Semuanya akan baik-baik saja, percaya sama Abang! Abang akan menemanimu. Ingat janji kita?”

Bintang menganggukkan kepalanya pelan, “Akan selalu ada di saat terbaik, terburuk, dan aku yang paling buruk.”

“Anak pintar. Jangan takut, Bi. Kita lewati ini sama-sama, ya? Abang tidak akan membiarkanmu kesakitan sendirian. Kita berjuang sama-sama, ya? Kalau kamu sakit, Abang juga sakit. Kamu harus ingat kata-kata Abang yang ini, ya!”

Bintang mengangguk kembali. “Iya, Bang. Terima kasih, ya. Bintang sayang Abang!” Dalam hitungan detik, Bintang sudah berada dalam pelukan Bara.

“Sama-sama, Bi. Abang juga sayang Bintang.”

“Setelah melakukan hal itu, apa aku akan sembuh dan bisa bermain basket lagi bersama Abang?”

“Tentu saja kamu akan sembuh, Bi. Jika mereka tidak bisa menyembuhkanmu, maka Abang yang akan menyembuhkan kamu.” Bara melepaskan pelukannya dari tubuh Bintang.

Dengan wajah yang sedikit kebingungan Bintang bertanya, “maksud Abang apa? Aku tidak mengerti dengan apa yang Abang maksud?”

“Nanti juga kamu akan mengetahuinya sendiri, Bi. Kamu kan anak yang pintar,” jawab Bara sambil mengacak asal rambut hitam Bintang yang lebat.

“Haish, Abang lebih pintar daripada aku, ya,” tanggap Bintang sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah Bara tadi.

“Aamiin ya Allah, aamiin.”

“Bang...”

“Iya, Bi? Kenapa?”

“Abang harus janji sama Bintang.”

STARLIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang