Happy Reading
*
*
*
*Adam.
Setelah dari uks, gue berjalan menuju ruangan Osis.
"Loh dam, katanya lo mau istirahat dulu di uks karena pusing."ucap Bobi seketaris Osis ketika melihat gue masuk ke dalam ruang Osis.
Mendengar ucapan Bobi, gue jadi ke inget tujuan gue sebenarnya ke uks buat apa. Tadi waktu sampai di Uks gue seketika lupa sama rasa pusing gue setelah melihat Ocha yang terluka.
"Udah sembuh." jawab gue seadanya sembari berjalan menuju meja gue.
"Cepet amat."
"Oh iya Dam, ada yang mau gue tanyain sama lo." Sambung Bobi.
"Apa?"
"Lo lagi deketin cewe ya Dam?" tanya bobi dengan alis di naik turunkan.
"Lo tau dari mana?"
"Yaelah dam, gimana gue gak tau kalau lo deketin cewe secara terang-terangan. apalagi waktu lo paksa tu cewe pulang bareng lo kemaren."
"Jujur ya dam, gue sebenarnya agak gak percaya sama apa yang gue lihat kemaren, seorang adam ngedeketin cewek."
"Lebay lo."
"Ini gue serius dam, lo beneran tertarik kan sama tu cewek? Dan lo beneran serius kan sama dia?"
"Ya serius lah, emang lo selalu gonta ganti cewek."
"Dam gue memanfaatkan wajah gue yang tampan ini dam, emangnya lo wajah ganteng tapi gak lo manfaatin." Ucar Bobi narsis.
"Terserah lo deh."ucap gue mendengar ucapan bobi yang ngawur.
"Btw dam, ini laporan tentang persiapan acara ulang tahun sekolah."ucap Bobi sembari berjalan ke arah meja gue dan meletakkan laporan itu di atas meja.
"Ok, gue periksa dulu." Ucap gue lalu mengambil berkas laporan yang di taruh Bobi.
"Dam, suara lo kan bagus. lo gak ada niat gitu sumbangin lagu satu waktu acara ulang tahun sekolah?" Tanya Bobi yang membuat gue mendongak untuk melihat Bobi, karena posisi dia sekarang berdiri di depan meja gue.
"Gak minat gue."jawab gue lalu kembali membaca laporan.
"Padahal ini kesempatan bagus buat lo dam."ucap bobi yang membuat gue kembali mendongakkan kepala melihag bobi.
"Maksudnya?" Tanya gue yang gak paham dengan apa yang di omongin Bobi.
"Maksud gue, lo nyanyiin lagu buat cewe yang lo suka, kan itu cukup romantis, siapa tau tu cewek suka sama hal romantis dan luluh sama lo."
"Gue tau ocha gak bakalan luluh cuma dengan gue nyanyiin sebuah lagu." ujar gue yang hanya di balas anggukan oleh bobi.
"Dia beda sama cewek-cewek disekolah ini yang suka sama lo dam?" Tanya bobi ke gue.
"Iya. dan itu yang bikin gue tertarik sama dia."
"Kalau gitu semangat dam, semoga lo bisa bikin dia luluh."ujar bobi sembari menepuk bahu gue pelan.
"Semoga aja, karena mengingat kejadian di uks tadi sedikit membuka peluang buat gue." ucap gue yang membuat bobi yang mendengarkan memasang wajah penasaran.
"Emang kejadian apa di uks tadi?" Tanya bobi.
"Kepo lo, gue mau ke toilet dulu." Ucap gue sembari berjalan ke arah pintu osis.
"Woi dam jawab dulu, yaelah bikin orang penasaran aja lo." Teriak bobi yang hanya gue anggap angin lalu.
Gue keluar dari ruangan osis dan menuju ke arah toilet. Ketika gue mau membuka pintu toilet cowok, gue melihat ocha keluar dari toilet dengan rok bagian belakangnya basah.
Tanpa mikir, gue berjalan mendekati ocha
"Ca."panggil gue sembari menepuk pundaknya, karena posisi ocha sekarang membelakangi gue.
Ocha yang tadi sibuk dengan roknya yang basah, menoleh ke belakang setelah gue panggil.
"Ternyata lo dam, ada apa?"
"Lah tumben lo ngomong sama gue gak pakai emosi, kalau gini kan enak kalah kayak biasanya lo kayak mak lampir, marah-marah mulu kalau sama gue."ujar gue yang seketika gue melihat mata ocha melotot dan tangannya meraih perut gue dan mencubitnya.
"Au, sakit ca, cubitan lo kayak cubitan emak tiri."ucap gue sembari mengelus bekas cubitan ocha di perut.
"Lo sih bikin gue emosi, bisa-bisanya lo samain gue sama mak lampir."
"Ngapain lo manggil gue?".
"Rok lo kenapa basah?".
"Kepeleset tadi gue waktu di kamar mandi, mana kamar mandinya lagi keadaan basah jadinya ikutan basah deh rok gue."
"Ikut gue."ucap gue sembari menarik pergelangan tangan ocha.
"Kemana?".
"Udah ikut aja."
"Lo mau ngapa-ngapain gue ya?".
"Negatif mulu pikiran lo ke gue."
"Gimana gak mikir negatif, lo aja tadi dengan kurang ajar hampir cium gue di uks."ucapan ocha seketika menghentikan langkah gue.
"Au, kalau mau berhenti aba-aba dong, kepala gue kan jadi terhantuk punggung lo."ucap ocha sembari mengelus dahinya yang terhantuk punggung adam.
"Maaf, dan maaf juga buat kejadian di uks tadi, gue khilaf ."ucap gue sembari menggaruk tengkuk yang gak gatel.
"Udah lupain aja, tapi awas kalau lo gitu lagi gue kasih bogem mentah lo." Ucap ocha sembari menggepalkan tangannya dan menunjukkan ke gue.
"Iyaaa."
"sekarang lo mau bawa gue kemana nih."
"Udah lo ikut aja."ucap gue kembali melanjutkan langkah gue.
Kami sekarang berada di depan ruang osis. Ya gue membawa ocha ke ruang osis.
"Ngapain lo bawa gue ke sini?"
"Lo tunggu aja di sini, gue masuk dulu ngambil sesuatu."ucap gue lalu segera masuk ke dalam ruang osis.
Mata gue melihat ke seluruh penjuru Ruang OSIS, dan mata gue gak menemukan satupun manusia di Ruang OSIS kecuali gue. Melihat ke bangku Bobi yang ternyata juga kosong. Gak mau membuang waktu dengan memikirkan kemana Bobi, gue segera mengambil jaket yang gue taruh di atas kursi. Setelah mendapatkan apa yang gue mau, gue segera melangkahkan kaki keluar dari Ruang OSIS.
"Nih."ucap gue sembari menyerahkan jaket gue ke ocha.
"Buat apa lo ngasih jaket lo ke gue?"
"Buat nutupin rok belakang lo yang basah."
"Gak usah."
"Emang lo mau di sangka kencing di celana sama orang-orang?".
"Yaudah deh sini."ucap ocha sembari mengambil jaket dari tangan gue dan mengikatnya di pinggang.
"Gue terima jaket lo karena gue gak mau di sangka kencing di celana ya, jadi lo jangan kegeeran."
"Iya ca iya."
"Yaudah gue pergi dulu, jaketnya gue kembaliin besok."ucap ocha lalu pergi dari hadapan gue
"Dengan sikap lo yang kayak gini, bikin gue semakin tertarik sama lo ca."batin gue yang memperhatikan ocha berjalan menjauh.
Menerima Kritik & Saran.
YOU ARE READING
Ketos nyebelin (on going)
Teen FictionTahap Revisi, jadi maaf jika ada tanda baca, yang salah penepatannya. "Lagian kenapasih cewe-cewe pada gila banget sama dia? gue yakin ni ya ris kalau ada cewe yang pacaran sama dia, palingan juga satu minggu udah kandas tu hubungan, karena cewenya...