Bab 27

350 3 1
                                    



Happy Reading
*
*
*
*

Keesokan malamnya, kondisi kamar gue berantakan, baju berserakan di atas kasur, bahkan alat make up gue juga udah gak beraturan dan  pelaku atas kejadian ini siapa lagi kalau bukan diri gue sendiri.

Sekarang posisinya gue ada di depan kaca untuk melihat penampilan gue. "Gila, bidadari dari mana nih cantik bener," ujar gue narsis.

Ting!

Mendengar notif ponsel, gue sengera mengambil ponsel gue yang tergeletak di kasur.

Riska= Ca, gue udah sampai ni.

Anda= ok
                                                            
Read.


Ceklek!

Suara pintu terbuka mengalihkan pergatian gue. "Yaampunnnnn, ocha kamar kamu kenapa berantakan begini, cepat bereskan." suara yang melengking itu mengambil perhatian gue, melihat ke arah pintu terdapat mama berdiri dengan mata yang menyapu setiap sudut kamar gue sembari meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Aduh ma, nanti waktu pulang deh ocha beresin, gak keburu nih riska udah di depan."

"Dah ma, ocha berangkat ya," sambung gue sembari mencium kedua pipi mama dan berlari keluar dari rumah, agar gak mendegar omelan mama. Ketika Gue keluar dari rumah, gue melihat mobil brio bewarna putih sudah terparkir didepan pagar rumah gue, dan gue tau itu mobil riska.

Tanpa membuat riska menunggu lama, gue segera menuju pagar dan membukanya. Setelah menutup pagar gue segera masuk ke dalam mobil riska.

"Lama gak ris?" tanya gue sembari memasang ketika udah masuk ke mobil Riska dan segera memakai Seatbelt.

"Gak," jawab riska sembari menjalankan mobilnya.

"Oh ya ca, lo belum jawab pertanyaan gue yang kemarin," tanya riska yang tetap fokus menyetir tanpa menoleh ke arah gue.

"Pertanyaan yang mana?"

"Jangan pura-pura pikun deh ca, pertanyaan gue tentang hubungan lo sama si adam," ucap riska yang menoleh sekilas ke gue.

"Ohh yang itu, kata si adam sih kita pacaran."

Tiba-tiba riska menghentikan mobilnya secara mendadak yang membuat gue terhuyung ke depan, untung aja gue pakek Seatbelt. Kalau gak pakai gue bisa pastiin jidad gue bakalan benjol kena dashboard mobil.

"Lo kok berhenti mendadak sih ris? Bahaya tau, untung aja kita masih di komplek gue, dan di belakang kita gak ada kendaraaan, kalau ada lo bisa terjadi kecelakaan Ris!" ucap gue dengan raut wajah kesal karena Riska memberhentikan kendaraannya tiba-tiba di tengah jalan yang bisa menyebabkan kecelakaan.

"Hehe maaf, jawaban lo sih ngagetin gue, jadi gue reflek," jawab Riska cengengesan memamerkan giginya.

"Lagian kenapa kaget sih? Biasa aja kali."

"Biasa bagi lo, tapi bagi gue luar biasa, apa ini semua karena nasihat gue ris? Kalau iya, bisa kali gue gantiin najwa shihab di mata najwa," ujar riska yang membuat gue mengangkat tangan gue dan menggeplak kepala riska.

"Aduh, sakit ocha," ucap riska sembari merintih dan mengusap kepalanya yang gue geplak.

"Lagian kebanyakan halu lo, mendingan lo hidupin mobil dan lanjut jalan," ujar gue yang membuat riska kembali menjalankan mobilnya
.
.
.
.
Kami akhirnya sampai di sekolah, riska menjalankan mobilnya ke parkiran sekolah. Terlihat parkiran penuh. "Aduh ca, parkir dimana nih kita?" tanya riska sembari melihat sekeliling agar mendapatkan parkiran untuk mobilnya.

Ketos nyebelin (on going)Where stories live. Discover now