Bab 19

344 2 0
                                    



Happy reading
*
*
*
*

Gawat! Hari ini hari senin, dan gue telat bangun tidur. Untung aja papa lagi ada kerja di luar kota, kalau gak mampus gue.

"Mah, ocha berangkat ya."ucap gue sembari mencium tangan mama buru-buru.

"Kamu gak makan dulu?"

"Udah gak keburu mah, sebentar lagi bel masuk dan hari ini hari senin."ujar gue lalu bergegas pergi.

Seperti biasa gue berdiri di depan komplek untuk menunggu angkot.

"Aduuh, ini angkot pada kemana sih? Mana gue bentar lagi bel."ucap gue berdiri dengan gelisah dan sesekali melihat jam yang melingkar di tangan gue.

"ANGKOT."teriak gue sembari melambaikan tangan setelah melihat angkot.

Setelah angkot berhenti gue segera masuk dan duduk dengan gelisah.

"Pak, ngebut ya."

"Iya neng, udah telat ya?".

"Iya pak."

"Ini pak uangnya."ucap gue sembari menberikan uang 5ribu, dan tanpa menunggu kembalian gue langsung pergi gitu aja.

"NENG, KEMBALIANNYA"teriak supir angkot.

"AMBIL AJA BUAT BAPAK."teriak gue tak kalah kencang.

"Mampus."ujar gue ketike melihat pintu gerbang udah tertutup rapat.

"Woi, tolong bukain pintu pagarnya."ujar gue ketika melihat beberapa anak osis berjaga di gerbang.

Salah satu dari mereka berjalan ke arah gerbang dan membukanya. Tapi yang bikin gue salah fokus, ini cewe kok wajahnya judes amat liatin gue, tapi gue gak peduli yang penting gerbang di buka dan gue bisa masuk ke dalem, gue gak mau berdiri di depan gerbang kayak anak bodoh di liatin sama orang.

Setelah gerbang di buka, gue segera masuk dan yang pasti gue ngelewatin tu cewek. "Kok adam mau sama cewek begajulan begini." Gue seketika menghentikan langkah gue, ketika mendengar gumaman cewek itu.

"Lo bilang gue cewek begajulan?" tanya gue.

"Ups, maaf kalau tersindir."jawab dia dengan wajah songongnya.

"Maksud lo apa ngomong begitu buat gue."ujar gue sembari meraih kerah cewek itu.

"Kenapa ini."

Suara itu mengalihkan perhatian gue, ternyata teman-teman osis nya. Tapi gue gak peduli.

"Lo jangan mentang-mentang anggota osis, buat lo bersikap songong dan nganggap buruk orang lain."ucap gue yang masih dengan memegang kerah dia.

"Bukanya yang gue omongin tadi fakta ya."jawab itu cewek yang rekfek membuat gue melepaskan kerahnya dan mengangkat tangan gue ke adah wajah tu cewek.

"Ada apa ini."

Kami semua menoleh ke arah sumber suara dan gue menoleh dengan tangan yang belum sempat menampar wajah cewek itu.

Ternyata adam yang berjalan mendekat ke kami, Gue segera menurunkan tangan gue.

"Dia dam, mau nampar aku."ucap itu cewek dengan suara yang di imut-imutkan, yang buat gue hampir muntah dengernya.

"Gue mau nampar lo, karena ko duluan yang cari masalah sama gue!."ujar gue dengan nada yang sedikit keras.

"Coba ceritain."ucap adam ke gue.

"Dia ngatain gue cewek begajulan."ujar gue ke adam.

"Benar gita? Lo ngatain ocha cewe begajulan?"

"Enggak kak, dia bohong."Jawab tu cewek dengan wajah yang di imut-imutkan, padahal imut kagak amit-amit iya. Gue yang denger jawaban itu cewe seketika emosi.

"Wah, emang minta di gampar lo ya."ujar gue kesal dan mengangkat tangan mau nampar tu cewek.

Tapi tiba-tiba adam berdiri di depan gue dan memegang tangan gue yang siap menampar si cewek yang namanya gita.

"Udah, jangan bertindak gegabah nanti lo kena masalah, karena lakuin kekerasan di sekolah."ujar adam sembari menurunkan tangan gue dan mengelus kepala gue.

Gue seketika ingat kejadian kemaren yang lihat adam mengelus rambut seorang cewek. Gue seketika kesal dan menghempaskan tangan adam yang tengah mengusap kepala gue.

"Kenapa?" Tanya Adam dengan dahi yang dikerutkan.

"Gapapa." Ujar gue lalu memalingkan wajah, agar gak bertatapan sama Adam. Karena gak mendapatkan respon yang baik dari gue Adam membalikkan badannya ke arah gita.

"Dam, bener kok yang di bilang dia, yang mulai gita duluan gue tau karena gue ada perhatiin mereka, dan keliatan jelas kalau gita yang mancing dia."ujar salah satu anak osis sembari menunjuk gue.

"Tapi dam bukan ak-".

"Minta maaf. Gue tau ocha gak bohong, dan ada saksi yang melihat."ucap adam yang seketika membuat wajah gita cemberut.

"Maaf."ucap gita dengan nada kedengaran gak ikhlas sembari mengulurkan tangannya.

"Iya."jawab gue juga dengan nada gak ikhlas. Dan menerima uluran tangan gita.

"Udah selesaikan, sekarang ocha ikut gue ke barisan murid telat."ucap adam sembari menarik tangan gue.

Gue hanya pasrah, karena gue tau gue salah.

****

Menerima Kritik & Saran.

Ketos nyebelin (on going)Where stories live. Discover now