Bab 22

344 2 0
                                    



Happy Reading
*
*
*
*

Setelah kepergian adam, gue kembali merebahkan badan gue ke kasur dan memejamkan mata.

Kriiiing...

Gue terbangun karena mendengar suara bel berbunyi dengan nyaring, gue melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan gue, yang rupanya udah nunjukin pukul 10.00. Rupanya Gue tidur selama satu jam.

"OCHAA, LO UDAH BAIKAN BELUM?"gue kenal suara cempreng ini, siapa lagi kalau bukan riska.

Gue melihat ke adah pintu dan gue melihat riska berjalan mendekati gue.

"Enak banget lo ya, gak ikut pelajaran pak yul, gila caaa, otak gue rasanya mau pecah liat rumus-rumus."ucap riska.

"Kalau gue ikut pelajaran pak yul, bisa-bisa gue langsung pingsan di tempat ris."ujar gue yang membuat kami berdua tertawa.

"Oh iya ca, btw lo sakit apa? Si adam tadi ke kelas nyuruh gue jagain lo di uks."

"Gue lemes ris gak sarapan tadi pagi, dan gue di hukum lari lapangan karena telat".

"Ululu, kasiannya besti gue."ujar riska yang memeluk gue.

"Geli tau gak ris."ucap gue sembari melepaskan paksa pelukan riska.

"Oh ya ca, lo katanya gak sarapan kan? Yaudah yuk kita cari makan di kantin biar lo gak makin lemes."

"Gak usah, tadi adam udah beliin gue bubur ayam."ujar gue yang membuat riska yang mendengarnya memasang wajah kaget.

"What, adam beliin lo bubur? Ris fiks adam suka sama lo".ucap riska heboh.

"Lebay lo ris, mana mungkin".

"Ca, seandainya ya, seandainya. Adam beneran suka sama lo, lo bakalan bales perasaaan adam gak ca?"

"Dan jujur, dengan sikap adam yang selama ini perhatian sama lo, dan lo yang sering berinteraksi sama adam, ada gak sedikit rasa suka buat adam?"sambung riska.

"Ga-gak lah, yakali gue naruh rasa suka ke dia."jawab gue dengan gugup.

"Tapi kok lo jawabnya gugup?"

"Ok gue tanya lagi, jantung lo pernah deg degan waktu sama adam? Dan lo pernah mikirin adam gak? Dan satu lagi ini yang paling penting, lo pernah gak tersipu karena perlakuan adam terhadap lo?".Tanya riska.

Gue hanya diam tanpa menjawab perganyaan riska, karena semua yang di tanya riska gue pernah alamin, gue terlanjur malu buat jujur.

"Lo diam aja kan, ca, lo udah suka sama adam tapi lo masih denial sama perasaan lo. Gue tau ini semua pasti karena lo malu kan pernah nolak adam terang-terangan di kantin, lo pasti takut di katain jilat ludah sendiri kan?".tanya riska yang lagi-lagi buat gue diam.

"Ca, namanya juga cinta. cinta datang sendiri tanpa kita kehendaki. Kalau lo terus denial sama perasaan lo, siap-siap lo bakalan kehilangan adam sebelum sempat lo memiliki ca". Ucap riska yang membuat gue hanya diam gak berkutik.

****


Menerima Kritik & Saran.

Ketos nyebelin (on going)Where stories live. Discover now