Happy Reading
*
*
*
*Kami menuju parkiran dengan tangan adam yang masih menggenggam tangan gue. Dan seperti biasa anak-anak disekolah ini pada liatin kami, atau lebih tepatnya liatin adam sih, emang ada juga yang liatin gue. Tapi tatapan mereka ke gue dan adam itu berbeda, kalau ke adam tatapan mereka memuja, bak melihat seorang pangeran berjalan, sedangkan ke gue beh tajam bener tu tatapan.
"Lepasin tangan gue dam, lo gak liat apa fans lo pada natap gue tajam gitu." gue bergidik ngeri karena melihat tatapan fansnya Adam ke gue.
"Udah biarin aja, biar sekalian cowok-cowok di sekolah ini tau. kalau lo punya gue," ujar adam sembari mengeratkan genggamannya.
"Jangan terlalu erat juga kali, sakit nih tangan gue," ujar gue yang seketika membuat adam melepaskan genggamannya.
"Serius sakit?" tanya adam sembari membolak balikkan tangan gue untuk mengecek, lalu meniup dan mengelus tangan gue menggunakan ibu jarinya. Gue sontak aja menarik tangan gue setelah melihat tindakan adam.
"Kenapa?" tanya adam menatap gue keheranan.
"Lo lebay," jawab gue sembari memalingkan wajah agar gak bertatapan dengan adam.
"Gue yang lebay, atau lo yang salting." ucapan adam membuat gue kembali menoleh ke arah dia.
"Dih, gue salting cuma karena tangan gue ditiup sama di elus doang sama lo? Lo pikir perasaan gue murahan apa!"
"Tapi pipi lo merah, kalau bukan salting terus namanya apa?" tanya adam dengan wajah yang ngeselin dan semakin membuat gue malu?
"Panas, gitu aja gak tau," jawab gue lalu berjalan meninggalkan adam.
"EH, PACAR TUNGGUIN GUE!" teriak adam yang membuat gue semakin mempercepat langkah gue menuju parkiran, langkah gue seketika terhenti karena ada yang memegang lengan gue.
"Apalagi sih? Kapan pulangnya kalau berhenti terus!" gue mengerutkan dahi, kesal karena dari tadi berhenti terus.
"Marah-marah mulu ca, emangnya lo tau gue parkirin motor dimana?" tanya adam yang membuat gue malu.
"Yaudah, dimana lo parkirin motor lo? Cepet panas nih," ucap gue sembari mengipas-ngipaskan wajah menggunakan tangan dan mendongak untuk melihat matahari hari ini, cahaya matahari langsung membuat mata gue silau karena cahayanya dan membuat gue langsung menundukkan kepala.
"Disana tuan putri," adam sembari menunjuk ke arah motor paling ujung. Tanpa membalas ucapan adam, gue segera melangkah ke tempat motor adam di parkirin.
Gue berjalan sembari menaruh tangan gue di atas kepala, agar kepala gue gak pusing karena terkena panasnya matahari. Gue mengernyitkan dahi ketika merasa panas matahari berkurang secara misterius.
Karena penasaran, gue pun mendongak untuk melihat, dan penglihatan gue langsung tertuju pada sebuah tas yang melayang seperti di pegang seseorang di atas kepala gue, yang membuat kepala gue terhindar dari panasnya matahari. Tanpa memikirkannya, gue udah tau itu ulah siapa. Gue menurunkan pandangan.
"Ngapain lo?" tanya gue tanpa melihat Adam, karena udah pasti wajah Adam tertutupi oleh tas.
"Biar lo gak kena matahari," jawab Adam santai sembari tetep memegang tasnya mengikuti langkah gue.
"Sok romatis lo," ucap gue dengan bibir yang berkedut.
Adam gak membalas ucapan gue, sampai akhirnya kami sampai di motor nmax warna hitam milik adam.
Adam memakai kembali tasnya, dan membuka bagasi motornya, gue melihat adam mengeluarkan helm bogo bewarna pink.
"Hahaha, Lo pakai helm warna pink dam?" tanya gue sembari tertawa melihat helm warna pink di tangan adam.
"Bukan buat gue, tapi gue beli buat lo, kalau gue nganter lo kan udah ada helm ini, kalau pakek helm yang biasa lo pakek gue takut kepala lo sakit."ucap adam sembari memasangkan helm di tangannya ke kepala gue.
Helm yang di pakai Ocha. Anggap aja warna pink ya.
"..."
"Heh, naik, malah diem aja di situ."ucap adam yang membuat gue segera naik dan duduk di jok motor adam. Lalu adam menghidupkan motornya dan segera menjalankan motornya dengan kecepatan sedang
"Dam, mampir ke indoapril dulu ya," ucap gue dengan suara agak keras, supaya adam mendegarkan ucapan gue. Karena biasanya orang kalau lagi bawa motor kan jadi budek.
"Ngapain?" tanya adam.
"Nyuci baju, ya beli snack lah," jawab gue sembari memutar bola mata malas
"Ok."
.
.
.
.
"Lo mau ikutan masuk, atau tunggu di sini?" tanya gue ke adam sembari melepaskan helm dan menaruhnya di jok belakang."Masuk."
Kami pun memasuki indoapril, lalu gue mengambil keranjang dan berkeliling mencari cemilan yang gue mau. Adam hanya mengikuti gue dari belakang.
"Permisi." suara itu mengalihkan perhatian gue yang lagi melihat-lihat cemilan yang akan gue beli. Terlihat seorang pria yang memakai seragam SMA yang berbeda sama gue tengah berdiri sembari melihat gue.
"Iya, kenapa ya?" tanya gue.
"Boleh minta nomor lo?" tanya pria tadi sembari menyerahkan ponselnya.
"Lo buta! sampai gak lihat ada gue di belakang dia?"ucap adam dengan nada sedikit emosi.
Gue menoleh ke belakang dan mendongak untuk melihat wajah adam, terlihat rahang adam mengeras dan mata yang menatap tajam pria itu. "Sorry, gue kira lo cuma temannya," ucap pria itu lalu pergi meninggalkan gue sama adam.
"Lo cemburu?" Tanya gue menaikkan alis sebelah, dan memincingkan mata menatap Adam.
"Yaiyalah. cowok mana yang gak cemburu? Lihat ceweknya di godain sama cowok lain." Gue merasakan pipi gue menjadi panas, ketika mendengar jawaban jujur dari Adam. Gue pikir Adam bakalan jawab 'gak cemburu'.
"Heh, malah melamun. Mikirin apa?" Suara Adam membuyarkan gue dari lamunan.
Gue memperhatikan lagi wajah Adam, ternyata ekspresi wajahnya masih seperti tadi.
"Udah, udah jangan gitu ekspresi wajah lo, jadi takut gue lihatnya," ucap gue lalu melanjutkan memilih cemilan yang sempat terhenti tadi.
****
Menerima kritik dan saran.
YOU ARE READING
Ketos nyebelin (on going)
Fiksi RemajaTahap Revisi, jadi maaf jika ada tanda baca, yang salah penepatannya. "Lagian kenapasih cewe-cewe pada gila banget sama dia? gue yakin ni ya ris kalau ada cewe yang pacaran sama dia, palingan juga satu minggu udah kandas tu hubungan, karena cewenya...