Bab 20

363 2 0
                                    



Happy Reading
*
*
*
*

Adam membawa gue ke barisan murid-murid yang telat.

"Lo gabung sama mereka, nanti selesai upacara gue beri sanksi nya."

"Hm."

Gue pikir adam bakalan pergi setelah ngantar gue ke barisan murid telat. Rupanya gak, dia berdiri dengan tegap dan muka tanpa ekspresi di samping gue, adam kalau lagi mode ketua osis memang tidak bisa di ragukan.

Matahari mulai naik ke atas, dan menyinari kami yang di barisan murid telat karena memang tempat kami berdiri gak ada satu pohon pun yang menutupi sinar matahari.

Sinar matahari menyerpa wajah gue, yang membuat gue kesulitan untuk melihat dan panas mulai terasa. Gue tau matahari pagi baik untuk tubuh tapi gue gak kuat sama yang namanya panas, Gue pun menundukkan kepala gue untuk menghindari sinar matahari.

Tapi ketika gue menunduk gue merasa seperti ada orang yang berdiri di depan gue. Gue mendongak untuk melihat siapa orang itu dan pemandangan pertama yang gue lihat adalah punggung tegap adam. Tubuh adam yang tinggi dapat menghalangi matahari yang menyerpa gue, melihat hal itu membuat bibir gue berkedut.

"Jangan kegeeran ocha, mungkin aja adam memang mau berdiri di depan buat lihat murid-murid yang berulah sama tumbang."batin gue.

Bubar barisaan jalan. Teriak pemimpin upacara membubarkan barisan.

Sontak saja murid-murid mulai berhamburan meninggalkan lapangan.

"Yang telat, ikut saya."ucap adam lalu berjalan, dan kami mengikutinya di belakang.

"Bentuk barisan seperti tadi."ujar adam yang seketika kami membentuk barusan seperti tadi.

"Saya tidak akan menanyakan apa alasan kalian telat, karena saya yakin jawaban akan sama semua dan 99% bohong, jadi saya minta kalian berlari keliling lapangan sebanyak 10 kali putaran."ucar adam yang sontak saja mendapatkan protes.

"Yah dam, kurangin lah masa pagi-pagi di suruh lari sih."keluh salah satu siswa yang telat.

"Yang protes saya tambahkan menjadi 12 putaran, jadi kamu yang protes tadi saya tambah menjadi 12 putaran."

Gue hanya diam menatap adam, adam yang sekarang didepan gue kayak bukan adam yang punya tingkat kepedean tinggi.

"Ok, lari sekarang."ucap adam yang membuat kami semua mulai lari memutari lapangan yang luas.

"Gila tu ketos, gak punya hati, pagi-pagi kita di suruh lari muterin lapangan yang luas kayak gini."ucap cewe yang berada di belakang gue ke temannya.

"Udah jangan protes."jawab temannya.

Gue terus berlari yang sudah memasuki putaran ke 7, tapi di putaran ke 8 gue udah merasakan pusing, gue langsung teringat kalau gue belum makan.

Tapi gue gak peduli, gue terus lari karena nanggung tinggal 2 putaran lagi. Tapi..

Bruk.

Gue terjatuh karena tiba-tiba kaki gue terasa lemas dan gak kuat lari lagi. Murid-murid yang tengah menjalani hukuman mulai datang ke gue dan menanyakan keadaan gue dan membantu gue untuk duduk.

"Ada apa ini, kali saya suruh lari bukan ngerumpi di sini."

"Kak, ada yang sakit."

"Ocha".ucap adam sembari berjongkok di depan gue.

"Lo kenapa?"

"Badan gue lemes, dan kepala gue pusing."ucap gue dengan nada lirih.

"Lo ada sarapan?"tanya adam yang hanya gue balas gelengan kepala.

"Ck."

"Lo mau gue gendong apa masih kuat jalan sendiri?"

"Gue masih kuat kok."

Adam menaruh tangannya di bahu gue, guepun segera berdiri.

"NATASYA."teriak adam ketika seorang siswi melewati lapangan.

"Iya dam, kenapa?"

"Lo tolong awasin mereka yang gue hukun keliling lapangan, dan kalau udah selesai tulis nama mereka di buku hitam ini, gue mau nganterin dia ke uks dulu."ucap adam sembari memberikan buku hitam ke siswi yang bernama natasya.

"Ok dam."

Gue dan adam pun melangkah ke arah uks, dengan adam yang memapah gue.

****

Menerima Kritik & Saran.

Ketos nyebelin (on going)Where stories live. Discover now