Bab 36

193 0 0
                                    


Happy Reading
*
*
*
*

Adam.

Hari ini jadwal gue mengawasi murid-murid yang berkeliaran disaat jam pelajaran. Karena memang gue sudah membagi jadwal, setiap anggota OSIS pasti akan mendapatkan tugas untuk mengawasi murid-murid yang membuat ulah. Entah itu Merokok di kawasan sekolah, berkelahi ataupun berada di kantin saat jam pelajaran.

Gue sudah berkeliling di tempat-tempat yang biasanya di jadikan murid-murid nakal berulah. Seperti rooftop dan warung di belakang sekolah. Untungnya gue gak melihat satupun murid sekolah ini yang lagi nongkrong disana, apa mungkin mereka udah hafal sama jadwal ngawas gue? Makanya mereka libur menjadi nakal dihari gue ngawas. Entah lah.

Sekarang gue sedang melangkahkan kaki, tujuan gue adalah Ruang OSIS, tapi gue menghentikan langkah ketika melihat segerombolan siswa-siswi tengah berada di depan mading. Gue mengernyitkan dahi "Ngapain mereka di depan mading saat jam pelajaran udah di mulai 5 menit yang lalu? dan tumben mading banyak di kerumunin siswa-siswi padahal biasanya melirik pun mereka ogah." Batin gue. Karena ini jam pelajaran, gue pun melangkah ke arah mading untuk membubarkan kerumunan.

Tapi gue menghentikan langkah, ketika teringat bahwa Ocha masih dalam keadaan Skorsing. Gue mengeluarkan Ponsel dari saku celana, dan membuka Aplikasi bewarna Hijau. Tanpa perlu membuang waktu mencari nama kontak, gue langsung membuka room chat Ocha setelah menekan kontak yang gue sematkan.

Ocha💓

[Anda= udah bangun?]

Setelah pesan terkirim, gue memasukkan kembali ponsel ke saku celana dan melanjutkan langkah gue ke mading.

"Ini Ocha, pacarnya Adam 'kan? Gila, gue enggak nyangka dia bakalan buat hal keji kayak gini."

"Gue juga enggak nyangka, padahal baru aja gue mulai suka liat dia. Gue pikir hatinya mencerminkan wajahnya, yaitu cantik. Ternyata gue salah."

Gue mengernyitkan dahi ketika mendengar omongan-omongan mereka yang menyebut nama Ocha. Mereka berbucara  dengan nada yang agak keras, sehingga membuat gue yang jaraknya tinggal beberapa langkah lagi mendengar pembicaraan mereka dengan jelas. Gue semakin mempercepat langkah gue.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul disini, disaat jam pelajaran sudah dimulai?" Tanya gue ketika sampai di mading. Mereka tampak terkejut mendengar suara gue, terlihat mereka semua mendadak diam.

"Kenapa pada diam semua? Jawab pertanyaan saya!" Ujar gue.

"Pacar lo pembully Dam?" Tanya siswi yang berambut kepang, serta memakai kacamata bulat. Gue menatap siswi itu tajam, ketika mendengar pertanyaan siswi itu. "Jangan asal bicara," jawab gue.

"Gue gak asal bicara Dam! Nih kalau lo gak percaya." Siswi itu menyerahkan selembar kertas, yang langsung gue ambil. Mata gue seketika melotot ketika melihat isi dari kertas itu ternyata foto Ocha dan Anna, posisi tangan Ocha yang berada di dada Anna bisa memunculkan ekspekulasi bahwa Ocha telah mendorong Anna.

"Dapat dari mana kamu foto ini?" Tanya gue, terlihat siswi itu menunjuk ke arah mading.

Sontak saja gue membelah kerumunan yang ada di depan mading. Mata gue seketika melotot ketika melihat banyak poster-poster yang sama seperti yang siswi berikan tadi, seketika gue langsung mencopot paksa semua poster-poster itu. Setelah memastikan bahwa semua poster sudah gue copot, gue membalikkan badan menghadap mereka yang ada di sini.

"Siapa yang nempelin ini semua?" Tanya gue yang mendapatkan gelengan kepala dari mereka.

"Jujur!"

"Kita emang gak tau Dam, poster itu emang udah ada di mading," jawab siswi yang rambut terkepang itu.

"Yaudah, sekarang kalian balik ke kelas," ujar gue yang seketika membuat mereka semua membubarkan diri.

"Ini gabisa di biarin, gue harus segera mencari bukti Ocha gak bersalah. Melihat tingkah Ocha kemarin itu buat gue yakin, kalau bukan Ocha pelakunya. Pelaku yang menempelkan poster ini, pasti ada kaitannya dengan kejadian yang menyeret Nama Ocha."bathin gue.

***

Ketos nyebelin (on going)Where stories live. Discover now