Bab 10|Kembali ke Hastinapura

1.1K 112 18
                                    

Parasurama menatap ketiga muridnya, hatinya terasa berat bila
Harus melepaskan ketiga manusia
Berlawanan karakter ini.

"Tugasku sebagai guru telah selesai,
Kalian telah lulus dari pendidikan
Ku, sekarang kalian bisa melakukan
Apa yang ingin kalian lakukan
Kedepannya. " Kata Parasurama pelan.

"Tugas anda memang telah selesai
Tapi ketahuilah seumur hidup saya,
Setiap langkah dan tindakan yang saya lakukan adalah hasil tempaan dari seorang guru, guru saya yang hebat. " Kata karna, ia begitu menyayangi dan menghormati gurunya itu.

"Anda adalah pahlawan sejati saya.
Saya hanya menundukkan kepala
Saya pada orang tua dan tuan Guru
Parasurama. " Lanjutnya, hal itu
Menyentuh hati Parasurama.

Chitra tersenyum melihat interaksi
Manis keduanya,
"Terimakasih Tuan Guru, anda akan
Selalu saya kenang. Bila ada waktu
Saya akan sering mengunjungi
Anda. Menjadi murid anda adalah kehormatan bagi saya." Kata Chitra dan Dursala tulus, ia menundukkan kepalanya dan menyentuh kaki Parasurama.

Mata Parasurama berkaca-kaca, hal
Itu membuat Dursala terkekeh dan Chitra ingin Menjahilinya sebelum mereka pergi.

"Wah lihatlah seorang Begawan Parasurama yang melegenda sedang menangis. " Kata Chitra sambil tersenyum jahil.

"Murid kurang ajar! Siapa yang menangis? Aku adalah Maha Resi
Agung nan Abadi. " Parasurama membalikkan tubuhnya, bahunya sedikit terguncang. Siapa yang
Mengatakan bahwa Parasurama
Adalah Tiran?!
Padahal hatinya begitu lembut
Bagaikan kain sutra.

"Wah hujan! Ayo cari tempat
Teduh Karna, kak Chitra. Ada hujan air mata disini." Timpal Dursala ikut-ikutan menggoda gurunya.

Karna terkekeh pelan melihat tingkah kedua gadis itu yang jahil, lalu dia mengetuk pelan dahi Dursala dan Chitra,
"Aduh." Dursala dan Chitra mengusap-usap Jidatnya.
"Berhenti menjahili tuan Guru!"

"Dursala Cucu Bisma!! Chitralekha Putri Bisma!!!! Sebelum pergi kalian berdua harus membersihkan kuil Dewa Siwa!" Ucap Parasurama sambil
Mengusap air matanya yang berlinang, ia menatap jengkep pada murid sablengnya.

Chitra dan Dursala mencebikan bibirnya kesal, bahkan sampai akhir pun Tuan Guru menggunakannya dengan baik.

"Spertinya sebelum pergi aku harus meminta gajiku karena rajin bersih-bersih. " Chitra menatap cemberut pada Parasurama.

"Biar saya bantu Dursala, Chitra. Maksudnya saya bantu mengawasi. "
Karna terkekeh pelan.

"Hehh"

****

Mereka bertiga berada di persimpangan,
Arah kiri mengarah ke istana Hastinapura sedangkan kanan
Mengarah ke desa paman Adirata.
Rupanya sudah habis masa
Kebersamaan mereka, mereka harus
Berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing.

"Karna."
"Dursala."
Mereka bersamaan menyebutkan nama,
Dursala tersenyum, dia pun mempersilahkan karna.
"Kau duluan karna."

"Saya berjanji akan menemuimu
Kembali, saya tidak suka perpisahan
Denganmu. Tunggu saya! Saya akan datang menemuimu dengan sangat
Memukau hingga kau tak
Bisa mengalihkan pandangan mu
Sedikitpun dariku. " Kata karna
Percaya diri dan sedikit angkuh.

"Baiklah Tuan Ksatria Karna. Aku
Akan menunggumu, bahkan tanpa
Membuatku terpukaupun aku hanya
Selalu melihatmu. "Balas Dursala tak kalah manis.

Karna tersenyum teduh lalu tangannya bergerak untuk melepas sebelah antingnya.
" saya persembahkan ini untuk anda.
Pakailah! Ketika saya tak berada disisi
Anda, saya harap Dewa Surya selalu
Melindungi anda. "Kata karna.

Mahabharata Destiny x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang