Bab 62|Perang dimalam hari

642 55 9
                                    

Setelah kejadian gugurnya Abimanyu dan lavha, Jayadrata akhir bisa terbunuh oleh arjuna tepat besoknya setelah Abimanyu dan lavha gugur dan dihari itu juga Abimanyu dan lavha akan ditempatkan di istrahat terakhirnya.

"Saat ini para Pandawa sedang sibuk mempersiapkan pemakaman untuk mayat Abimanyu dan lavha" ucap Sangkuni.

"Malam ini, bersama dengan Abimanyu dan lavha bahkan para Pandawa pun akan ikut terbakar" ucap Sangkuni lagi.

"Kita akan melakukan perang dimalam hari seperti apa yang Arjuna lakukan" ucap Duryudana tersenyum miring.

******

Di tenda, terlihat chitra yang sedang menjaga devika yang masih tak sadarkan diri sementara chandra sudah sadar dari kemarin, Chitra mengelus kepala putrinya dengan lembut, dia tersenyum.

"Devi, kapan kau akan sadar putriku, kau membuat ibumu ini khawatir nak, kau membuat kelima ayahmu khawatir juga kedua ibumu, kau tau? Hari ini kedua kakakmu akan bertemu dengan kakek Bisma, bangun putriku" ucap Chitra.

"Putriku, hanya kau dan chandra yang ibu punya, karena perang ini harus menewaskan kakak kalian, ibu juga takut kalau kehilangan salah satu dari kalian berdua, jadi jangan tinggalkan ibu" ucap Chitra.

Sesaat kemudian datanglah dharma tergesa-gesa, dharma segera menghampiri Chitra dengan panik, Chitra yang melihat pelayanannya menjadi bingung.

"Ada apa dharma? " tanya Chitra.

"Putri baru saja pasukan kurawa melemparkan bola-bola api ketenda kita, hiks sekarang tenda kita mengalami banyak kerusakan, anda juga diminta untuk membawa devika keluar dari tenda ini karena mungkin saja bola api bisa jatuh disini" ucap dharma panik, Chitra terbelak kaget.

"Apa?! Dharma tolong bawah devika pada kak Drupadi dan kak Subadra, aku akan menemui tuanku" ucap Chitra, dharma mengangguk.

Dharma lalu menghampiri devika, dan menggendongnya, sesaat kemudian terdengar suara ledakan yang membuat kedua wanita itu panik dan bergegas keluar dari tenda itu.

"Dharma ingat! Bawah devika pada kak Drupadi dan kak Subadra, biar mereka yang akan menanganinya" ucap Chitra, dharma mengangguk dan berlari.

Begitupun dengan Chitra yang berlari ke arah para Pandawa, sepanjang jalan pikiran Chitra mulai tak tenang akan penyerangan kurawa di malam hari yang sangat mendadak ini.

'Semenjak ayah sudah gugur, para kurawa sudah mulai bertindak diluar prediksi khususnya pembunuhan putraku lavha dan Abimanyu, ayah, ibu, lindungilah kami' batin Chitra cemas.

******

Saat sampai, dia melihat banyak kebakaran di mana-mana, dengan berjalan perlahan dia menatap sekeliling, dimana bola-bola api itu terus melayang.

"CHITRA" panggil Nakula, Chitra yang merasa terpanggil segera mengalihkan perhatiannya dan menatap kelima suaminya yang menangkis bola-bola api.

"t-tuanku" ucap Chitra yang terbata-bata, Chitra pun berlari dan menghampiri mereka berlima.

"Kau tidak apa-apa? Kau darimana saja? " tanya Bima.

"a--aku tidak apa-apa, aku hanya--" ucap Chitra yang terpotong karena melihat Chandra yang berlari menghampiri dirinya.

"Chandra! " panggil Chitra, Chandra pun menghampiri ibunya.

"Ibu, pergilah ke tempat yang aman, biarkan kami yang mengurusnya" pinta Chandra yang diangguki oleh kelima Pandawa.

"Kau harus berada di tempat panchali dan Subadra, kami akan menghadapi musuh" ucap arjuna, Chitra pun mengangguk kemudian Chandra mengantar Chitra ke tempat Drupadi.

Mahabharata Destiny x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang