Bab 61|Duka yang mendalam

791 65 6
                                    

Di tenda Chitra, sekarang hati Chitra sangat khawatir, lampu yang semula ia hidupkan tiba-tiba menjadi padam, nafas nya tidam beraturan.

"Abimanyu! Lavha! Chandra! " sentak Chitra, Chitra pun menoleh kearah lampu yang sudah padam.

"A-ada apa semua ini? Aku menjadi khawatir akan putra-putraku" ucap Chitra, Chitra segera berdiri dan mondar-mandir mengkhawatirkan keadaan keluarganya.

Lalu mata Chitra menatap putrinya yang masih tergeletak di kasur, lalu Chitra menghampiri putrinya, dia melihat wajah putrinya yang tenang, wajah putrinya yang pucat, bibirnya juga ikut memcat.

Chitra perlahan mengelus kepala putrinya, lalu mengecup dahi putrinya dan memperbaiki selimut putrinya, sementara di alam bawah sadar devika.

Alam Bawah sadar devika

Terlihat seorang gadis yang tengah mencari jalan keluar, dia adalah devika yang menyusuri arus sungai Yamuna, terlihat jika devika kebingungan mencari jalan keluar.

"Aku berada dimana? Aku tidak bisa keluar dari hutan ini" gumam devika, dia berjalan kedepan.

Saat melangkah kedepan, dia melihat dua sosok ksatria yang berdiri di depan seperti menunggu seseorang yang mereka cari, devika yang melihat dua sosok ksatria itu segera berlari.

Saat wujud mereka mulai terlihat barulah devika menyadari, devika tersenyum dan berlari kearah mereka berdua yang tak lain adalah Abimanyu dan lavha, devika bahagia karena kakaknya kembali dari perang.

"Kak lavha! Kak Abimanyu! " seru devika berlari kearah lavha dan Abimanyu.

Sementara lavha dan Abimanyu tersenyum sambil menatap adik mereka, saat sudah berada di depan kedua kakaknya, Devika tanpa abah-abah langsung memeluk kakaknya ini dengan erat, begitupun dengan lavha dan Abimanyu yang memeluk adik mereka.

"Kakak, kenapa kalian berada disini? " tanya devika.

"Kami hanya ingin menemui adik kecil kami" ucap Abimanyu, devika tersipu malu.

"Tapi kita bisa bertemu lagi setelah matahari terbenam kak" ucap devika, Abimanyu dan lavha terdiam.

Lalu lavha menyamakan tingginya dengan adiknya dan mengelus kepala adiknya itu dengan lembut,
"Adik, kalau kami sudah tidak bersamamu maka jadilah gadis yang kuat, jadilah putri yang berani" ucap lavha, devika menjadi bingung.

"Apa maksud kakak? Kenapa kalian berkata seperti itu? " tanya Devika.

"Adik, kami sudah tidak bersamamu lagi, kami akan melanjutkan perjalan ke nirwana tempat tujuan kami berikutnya" ucap Abimanyu, devika terdiam.

Sesaat kemudian mata devika berkaca,
"Apa maksud kakak? Kalian telah berjanji untuk tidak meninggalkan ku! Lalu kenapa kalian mengingkari janji? Hiks... Hiks... Hiks... Kakak pembohong hiks... Hiks... " ucap devika sambil menangis.

"Hiks... Hiks... Hiks... Kakak pembohong hiks... Hiks... Hiks... Kalian mengingkari janji hiks... Hiks.. Hiks.... " isakan-isakan devika terdengar ditelinga lavha dan Abimanyu.

Tangan Abimanyu menghapus air mata adiknya dengan lembut,
"Kami tidak berbohong adik, kami memang sudah mati tetapi sebelum itu kami ingin menemui adik kami sebentar" ucap Abimanyu.

"Sebelum kami pergi, kami ingin meminta maaf karena telah mengingkari janji" ucap lavha.

"Adik, jagalah ayush dan Agastya, mereka adalah putraku, bimbinglah mereka menjadi ksatria yang hebat, jagalah nandini, dia pasti akan merasa sedih saat tau kematianku" ucap lavha.

"Kakak juga memohon padamu untuk menjaga Utari, ini permintaan kakak" ucap Abimanyu.

"Tapi.... Aku tidak bisa menjaga mereka, tanpa bimbingan kakak aku tidak bisa menjaga mereka" ucap devika.

Mahabharata Destiny x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang