Bab 6|Bima keracuni

1.5K 130 8
                                    

"Bagaimana ini paman? Aku harus
Menyingkirkan para Pandawa, agar
Takhta itu menjadi Milikku."
Duryudana cemas, dia sangat
Berambisi untuk menjadi putra
Mahkota Hastinapura.

"Tenanglah keponakanku. Sebelum
Menyingkirkan para Pandawa, kita harus menyingkirkan Chitra perlahan karena dia yang melindungi para Pandawa dan Juga Durshala yang selalu ada jika Pandawa dalam bahaya."
Kata Sangkuni sambil mengelus
Jenggotnya, kepalanya sudah dipenuhi oleh rencana-rencana keji. Sangkuni membisikan cara liciknya pada Duryudana, Duryudana pun terhasut dengan mudah.

Duryudana itu bagaikan kertas putih
Bersih nan polos, tapi sayang kertas itu mulai diwarnai oleh pamannya.

Bukan hanya Duryudana saja,
Sangkuni juga menanamkan
Kebencian dan hasutan pada para
Kurawa lainnya.
Dia memiliki alasan untuk melakukan
Itu semua, agar rencananya berhasil.

Tanpa mereka sadari Chitra mendengar percakapan mereka, Chitra menatap Berang pada Sangkuni yang ingin menyingkirkannya dan Dursala.

"Dia kira bisa menyingkirkan ku? Dia bisa menyingkirkan anak dari Dewi Saraswati dan Dewa Brahma? Awas saja kau paman pincang jika berani melukai keluarga Pandawa apalagi jika mereka lecet sedikitpun! Maka aku tidak akan segan-segan membunuhmu walaupun aku harus dihukum mati tetapi aku tidak takut sedikitpun! "
Batin Chitra lalu mulai pergi sebelum Sangkuni dan Duryudana mengetahui nya.

Chitra berjalan ke kuil Dewa Siwa,
Ia melihat Durshala yang menyamar menjadi Dayang hanya untuk mencuci kaki Raja Dretarastra dan Ratu Gandari.

Sebenarnya, Chitra sudah tau jika
Raja Drestarasta sangat membenci Durshala, Karena Durshala lahir ia memiliki Mata yang sama dengan Chitra.

Chitra juga bingung, kenapa Matanya bisa sama seperti Durshala, padahal mereka tak punya ikatan Batin.

Tak ingin ambil pusing, ia bersembunyi untuk melihat Durshala mencuci kaki Ayah dan Ibunya itu.

***

"Tuan putri biar saya saja!" Bisik
Dayang yang menemani Raja dan Ratu itu.
Durshala menggelengkan kepalanya,
Setelah selesai Durshala membantu mereka memakaikan sepatu.

"Dayang muda, aku suka kerjamu
Yang hampir setiap hari mencuci kakiku ini. Aku akan menambahkan
Beberapa koin perak untuk mu." kata raja Drestarasta, pada gadis itu.

"Ah, te-terimakasih yang mulia atas
Kemurahan hati anda." timpal si
Dayang, ia kaget karena dipelototi
Dan dicubit pelan oleh sang putri
Hastinapura.

"Anda pergilah lebih dulu Tuanku,
Saya masih ingin di kuil ini?" Kata Ratu Gandari, raja Drestarasta mengangguk dan melangkah pergi, ia berjalan dengan langkah tegas tanpa ragu.

Chitra yang menyadari Raja Drestarasta pergi, ia langsung berjalan ke kuil, ia berpas-pasan dengan raja.

Chitra berjalan kearah Ratu Gandari dan Durshala.

Sang Ratu tersenyum lembut,
Diapun memegang kedua bahu gadis
Itu,
"Kenapa putri tersayang ku ini
Menyamar menjadi Dayang lagi hm?
Dan jahil sekali tadi, menggelitik
Kaki ibumu waktu mencuci kakinya."
Gandari menjewer telinga putrinya.

Chitra tertawa kecil dengan Tingkah Durshala yang menggelitik kaki bibinya,
"Lagipula Dursala, kenapa kau tak mengajakku agar aku bisa menggelitik kaki bibiku ini" ucap Chitra tertawa. Lalu Ratu Gandari menjewer telinga Chitra.

"Ya ampun, kalian berdua ini para gadis tapi jahil sekali ya?
Apa perlu ibu menghukum kalian menyalin kitab weda lagi hm?"
Ucap Ratu Gandari, yang membuatku pucat Seketika.

"Maaf ibu, mulai besok akan aku
Ulangi yang benar" Kata Durshala sambil menyengir, membuat Chitra dan Ibunya terkekeh dan menambah jeweran.

"Dursala dan jangan lupa mengajakku ya" ucap Chitra Nyengir sama seperti Durshala. Ia juga mendapat jeweran dari Ratu Gandari.

Mahabharata Destiny x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang