Bab 14|penaklukan panchala

1.1K 90 2
                                    

Karena Para pangeran Hastinapura
Sudah kembali ke istana serta usia
Mereka yang sudah memasuki usia
Kedewasaan, maka mau tak mau Raja
Drestarasta harus melantik seorang
Putra Mahkota.

Bila menurut hukum adat
Turun-temurun maka pangeran
Tertualah yang harus menjadi calon
Matahari kerajaan Hastinapura.
Tapi menurut Resi Bisma, justru
Pangeran yang memiliki kelayakan
Dan kebijaksanaan yang harusnya
Ada satu nama yang memiliki
Segalanya yaitu Pangeran Yudistira.

Ketika sedang terjadi perdebatan
Besar di balai irung tentang Siapakah
Yang akan menjadi penerus dari Raja
Drestarasta, seorang Resi dan Putranya datang ke tengah ruangan singgasana. Kedatangannya sudah mampu membuat suasana menjadi hening. Wajah Resi itu telah penuh
Kerutan halus, walaupun begitu tak
Mengurangi kharismanya.

Sang Maha Guru itu berkata,
"Kalian tidak bisa menentukan
Siapakah pangeran Mahkota yang akan terpilih,
Sedangkan mereka memiliki sebuah
Janji pada Maha Gurunya. "
Matanya menatap berani ke arah Raja
Drestarasta dan Resi Bisma.

"Janji itu adalah membawakan
Drupada kehadapan gurunya, serta
Membalas penghinaan Drupada pada
Maha Gurunya! " Kata Resi Drona lantang,

Disisi ini Drupadalah yang bersalah,
Waktu Drupada masih menjadi
Pangeran yang belum mendapat
Kelayakan untuk menjadi seorang
Raja, Drona dan Pandy membantunya
Hingga ia menjadi Raja besar di
Panchala, dengan menjanjikan akan
Memberi separuh wilayah Panchala. Pada Resi Drona.
Tapi Drupada mendustai janji, dia tak
Menepati omongan nya dan malah
Menghina Drona yang saat itu masih
Di bawah bayangan kemiskinan dan kemelaratan.

Bisma yang merupakan penengah
Di antara kedua sahabatnya lebih
Memihak pada Drona, sehingga
Persahabatan itu menjadi hancur
Dan hanya menyisakan dendam tak
Berujung
Persahabatan itu hancur hanya
Karena sebuah omongan yang tidak
Bisa dipegang dan keegoisan diatas
Segalanya.

Raja Drestarasta mengetuk-ngetuk kursus singgasana, tingkah lakunya telah dipenuh oleh kegelisahan.

"Yang mulia, bila begini para pangeran tidak dapat dipilih sebagai kandidat calon putra mahkota, bila mereka masih terikat janji pada Guru mereka yang telah membuat mereka menjadi sehebat ini. " kata Chitra
Chitra menuruni tangga untuk menghadap ke Raja Hastinapura itu, bagaimanapun Guru Drona adalah
Seorang Resi sekaligus Ksatria yang
Paling berjasa pada Hastinapura,
Sungguh di sayangkan bila Resi sakti
Itu angkat kaki dari Hastinapura
Karena permintaannya yang tak terkabulkan.

Sekali lagi Raja Drestarasta
Mengetuk-ngetuk kursi singgasana, ini bukan masalah menepati janji antara guru dan murid, tapi ini akan menjadi masalah dua kerajaan besar yang bertetangga.

Bila harus membawa Drupada ke
Hadapan Guru Drona maka artinya
Hastinapura mengangkat senjata pada Panchala, itu akan berefek pada rakyat dan wilayahnya, ada banyak resiko yang harus dibayar.

Raja Drestarasta masih diam, dia
Enggan membuka mulutnya.
Melihat keterdiamannya membuat
Hati Guru Drona tersinggung,
Dengan langkah kecewa dia berjalan
Keluar, tapi sebuah suara dengan
Nada meyakinkan menghentikan
Langkahnya.

"Guru Drona, saya bersumpah akan
Membalaskan dendam anda dan
Membawa Drupada ke bawah kaki
Anda. Akan saya balas penghinaannya pada guru saya! " kata seseorang
Berpakaian sutra berwarna putih
Tukang, ada banyak set perhiasan di
Tubuhnya membuatnya terlihat paling bersinar diantara semua pangeran.

"Arjuna muridku. " Human Guru
Drona, matanya memancarkan
Kebanggaan padanya membuat
Aswatama mengepalkan
Tangannya karena rasa iri yang
Tak terbendung. Ayahnya itu selalu
Membanding-bandingkan dirinya
Dengan anak orang lain khususnya
Arjuna.

Mahabharata Destiny x ocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang