2

1.4K 239 46
                                    



















" Pak, ini berkas yang Bapak minta tadi."

" Letakkan saja disitu. "

Satu pria dan satu lagi wanita dengan posisi berbeda saling terdiam untuk beberapa saat sebelum sang pria mengangkat kepalanya dan mengambil berkas yang tadi di letakkan oleh si wanita di depan mejanya, membolak-balik dua kali lantas menatap si wanita dengan pandangan lelah.

Dia memang lelah.

" Apa masih ada jadwal ku setelah ini-? "

Si wanita yang tadinya sedikit termenung lantas tersentak, kemudian dengan cepat membuka jadwal melalui tablet yang selalu dia bawa kemana-mana itu, memilah satu persatu barulah menjawab dengan mantap.

" Tidak, Pak! Pertemuan telah di atur pada besok siang pukul 2. "

Dengan begitu si pria dengan terang-terangan menghela nafas lega, menutup berkas kemudian berdiri, diikuti dengan si wanita yang mundur selangkah karena terkejut akan tindakan tuan-

" Aku akan pulang lebih dulu- kamu, bereskan sisanya, dan pulang lah. "

Si wanita langsung berbinar, tersenyum cerah dan mengangguk cepat.

" Baik Pak! "

Dengan langkah mantap pria itu pun mulai melangkah keluar dari ruangan kerja yang selama ini sudah seperti rumah kedua olehnya, menuju parkiran mobil kemudian pergi melesat begitu saja-

Dia tidak pulang seperti yang di perkiraan banyak orang, tidak juga pergi bermain ke tempat tempat hiburan seperti banyak pria di luaran sana, sebaliknya dia justru membanting stir mobil ke sebuah taman kota dimana tempat ini adalah tempat yang tidak pernah dia abaikan setiap pulang bekerja-

Keluar dan tidak lupa untuk membawa laptop nya yang memang sengaja dia bawa pulang untuk meninjau kembali pekerjaan nya hari ini agar besok tidak ada kecelakaan. Suasana taman yang damai membuatnya sedikit bisa merilekskan pikiran yang sejak pagi tadi telah terforsir oleh berbagai pekerjaan yang sangat menguras tenaga dan juga emosi tentunya.

Suasana damai berlangsung cukup lama sampai seorang remaja berseragam sekolah tanpa alasan menyelinap di sampingnya.

"....................."

Dia sebenarnya tidak begitu mempersalahkan nya- karena menurut nya anak itu sama sekali tidak mengusiknya dengan keheningan yang anak itu lakukan di sampingnya, jadi aman.

Tapi- mungkin memang pada sifatnya seorang anak anak dengan pikiran yang random, ada saja pertanyaan yang berhasil membuatnya terkadang seperti ingin tertawa miris dibuatnya.

" Apakah menjadi dewasa begitu melelahkan? "

Pertanyaan macam apa itu-? Jika menjadi dewasa begitu melelahkan, apakah kau jadi berpikir untuk lebih baik untuk tetap menjadi anak kecil-? Hei- teori siapa itu... Selagi itu, jikapun bisa, mungkin dirinya sendirilah yang akan melakukannya lebih dulu!!!

Karena menurutnya pertanyaan itu begitu bodoh, jadi dia tidak berniat menjawabnya, tapi dia tahu kalau anak di sampingnya ini pasti akan kembali berbicara melihat dari gesture tubuhnya.

" Bekerja tanpa henti, apakah itu melelahkan? "

Kali ini dia tidak lagi tahan, anak ini benar-benar ya ..... Jika kau tidak bekerja, lalu kau mau hidup bagaimana? Bisakah kau cukup tidur tapi uang mengalir deras di rekening mu?

(Ini pemikiran orang normal ya guys.... Tidak berlaku jika kalian berpikir bengkok)

" Jika kau ingin hidup, maka kau harus bekerja untuk mendapatkan uang (makan) "

OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang