malam terakhir

156 19 1
                                    

"name"

suara lembut namun juga sedikit terdengar datar menghangat kan telinga nya , suara familiar itu berhasil membuat name perlahan membuka mata nya

seketika pandangan nya kabur karna air mata yang perlahan meluap tak tertahan  memperhatikan sosok yang berada di depan nya kibutsuji muzan sungguhan berada di sana

name segera memeluk muzan sangat erat di ikuti isak tangis yang tak terbendung memenuhi ruangan membuat hati muzan tersayat sembilu

"muzan...tunggu lah sebentar lagi... kau tidak akan mati.. aku ...aku akan menyelamat kan mu"
ucap gadis itu di sela isak tangis nya

muzan menghela nafas mengelus kepala gadis nya dan terkekeh pelan
"aku tidak pernah menyesal karna telah membunuh banyak orang namun penyesalan ku saat ini adalah perpisahan dengan mu"

"se andai nya aku bertemu dengan mu sedikit lebih cepat akan kah aku melakukan semua kejahatan ku dahulu?" pria itu mengusap pipi name dengan ibu jari nya menatap mata bak kaca karna genangan air mata

name menggeleng kan kepala nya
"tidak! .. kau tidak akan mati! ...aku..akan berusaha sebaik mungkin ! seperti kau berusaha menyelamat kan ku dahulu..! hanya saja beri aku sedikit waktu" ia menggenggam erat baju muzan

muzan bersenandung sendu dan mencium pipi name
"aku mendengar kau berlutut memohon semalaman di rumah hakim , kau tau .. aku saat ini bisa berada disini karna mu "

"aku berterimakasih karna kau membuang harga diri mu demi menyelamat kan dosa besar yang bahkan membuat tuhan jijik , namun perjuangan mu tidak lah sia sia , seharus nya menjelang hukuman mati ku , aku tidak di izin kan bertemu siapa pun namun disini lah kau memohon tanpa henti"

"kita punya waktu seharian .. mari kita buat ini sebagai kenangan yang indah di keluarga kecil kita"


***

muzan mememeluk name menyadar kan kepala gadis itu di sisi dada nya , mengelus rambut itu perlahan
"berhenti lah menangis , kau tidak akan membuat ku mati dalam penyesalan bukan?"

perkataan muzan kembali membuat air mata nya jatuh seperti air terjun name semakin memeluk dengan erat ia gemetar takut membayang kan kehidupan nya tanpa muzan lagi

"mengapa kita tidak bisa bersama ?... bahkan di kehidupan kali ini pun takdir selalu merenggut mu dari ku" lirih name sendu

muzan terkekeh pelan ia menggenggam tangan name memperhatikan kedua cincin yang melingkari jari mereka bersentuhan
"pernikahan singkat kita benar benar indah , name mau kah kau berjanji pada ku suatu hal?"

"berjanjilah untuk tidak melupakan ku"

name merasakan hati nya terpotong sekecil kecil mungkin ia sangat ingin berteriak dengan keras memberitahu muzan bahwa sejak dahulu saat ini hingga masa mendatang ingatan nya sedikit pun tidak pernah pudar akan diri nya

"aku tidak akan pernah melakukan itu"
name bersandar menutup mata nya , buliran air mata masih terus terjatuh menandai begitu dalam nya luka yang tak bisa di jelas kan

"aku juga tidak akan pernah melupakan mu , aku akan membentak tuhan jika ia berani membuat ku melupakan mu" muzan terkekeh kecil

meski muzan jelas saat ini menghibur name namun gadis itu sadar bahkan dengan tertawa saja ia mungkin akan kehilangan muzan , mata sembab nya menatap ke arah luar jendela memperhatikan ada banyak polisi yang berjaga

"apa ini? kau tidak pernah sependiam ini , name yang aku kenal adalah gadis yang penuh dengan semangat dan cerewet" muzan mencubit pipi name

name memperhatikan lekat wajah muzan memeluk leher nya
" muzan ... jangan pergi.. aku mohon"

muzan menghela nafas , ia kembali menghujani name dengan ciuman lembut di wajah nya
"name , aku belum pernah mendengar mu bernyanyi mau kah kau menyanyi di hadapan ku untuk pertama dan terakhir kali nya?"

dengan gemetar name membuka bibir nya berusaha mengeluarkan suara dari tonggorokan nya yang tercekat perlahan ia mulai bernyanyi meski dengan suara yang gemetar , muzan tertawa ia menaruh kuping nya tepat di telinga name mendengar dengan seksama

tanpa muzan sadari ia menggenggam erat tubuh name sedikit ketakutan melanda jiwa nya , bukan karna kematian namun karna name

besok mereka tidak akan pernah bertemu lagi , ini adalah malam panjang seperti biasa nya namun aneh nya malam ini terasa begitu singkat ada banyak hal yang ingin di katakan

name perlahan merasakan mata nya tertutup karna kelelahan namun dengan sekuat tenaga ia menahan nya

takut

name takut jika ia menutup mata nya para penjaga itu akan membawa muzan pergi dari pelukan nya

muzan menyatukan dahi mereka
"name saat ini aku punya 2 toko emas dan beberapa tanah yang telah terbukti bahwa itu asli milik ku , dengan dokumen yang sudah ku tanda tangani semua itu menjadi milik mu"

"setelah kepergian ku .. mungkin kau akan dijauhi oleh beberapa orang bahkan dengan keluarga mu , namun dengan kekayaan yang masih ku miliki kau masih akan hidup nyaman sambil terus mengingat ku" muzan tersenyum

"tidak akan ku biar kan kematian ku merenggut mu dari ku , hidup mau pun mati ku kau masih lah milik ku" 

muzan kembali terkekeh
"berhenti lah menangis , aku merasa seperti aku sedang bicara pada keran air yang bocor"

"ingat saat kita pergi melihat kembang api di musim panas? , aku akan jujur .. kau terlihat lebih cantik dari apa pun bahkan selama kembang api meledak di langit cahaya yang memantul dari mata mu jauh lebih menarik" sambung muzan lagi

"kau juga bodoh dalam menembak jarak sedekat itu , kau terlalu hemat untuk diri mu sendiri sehingga kau hanya merental kimono jelek , lalu kau terlalu berisik sehingga aku khawatir kau tidak di sukai orang orang"

"name yakin kan diri ku bahwa kau akan baik baik saja tanpa ku , kau adalah gadis yang kuat , jangan lakukan hal bodoh apa pun"

"kemudian .. terus lah hidup"

name hanya mendengar kan semua perkataan muzan yang masuk ketelinga nya dan menyayat lebih dalam hati nya , ingin rasa nya name menelan semen agar hati nya sekokoh tembok

"name , aku mencintai mu , satu satu nya mahkluk ciptaan tuhan yang paling indah"


𝙃𝙐𝙍𝙏𝙎 𝙇𝙊𝙑𝙀 2  || kibutsuji muzan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang