Di sudut taman kecil yang sepi, terdapat dua bangku kayu tua yang berhadapan. Di bangku itulah, setiap sore, dua sahabat sejak kecil, Rani dan Nara, menghabiskan waktu mereka. Rani dengan rambut hitam panjangnya yang selalu terikat pita, dan Nara yang selalu tampak ceria dengan rambut pendeknya yang gemas. Mereka berdua tumbuh bersama di lingkungan yang sama, bersekolah di sebuah SD kecil di pinggir kota. Setiap hari, mereka akan berkumpul di taman itu, berbagi kisah-kisah harian, bermain permainan yang sederhana, dan terkadang hanya duduk bersila, menikmati angin sore yang terasa sejuk.Saat Rani mengalami masa remaja yang sulit, Nara selalu ada di sisinya. Rani merasa kesepian ketika orang tuanya bercerai, Nara lah yamg menjadi teman paling mengerti dan mendukungnya. Di taman itu, Nara menghibur Rani dengan cerita-cerita lucu dan membuatnya lupa pada masalah yang sedang dihadapinya.
***
Tahun-tahun berlalu, dan kehidupan membawa mereka pada jalur yang berbeda. Rani melanjutkan studi ke luar kota, sementara Nara memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan swasta di kota. Jarak fisik memisahkan mereka, tetapi hubungan persahabatan mereka tetap kuat. Mereka terus berkomunikasi melalui telepon dan pesan singkat, berbagi mimpi dan harapan mereka untuk masa depan.Setelah bertahun-tahun, Rani kembali ke kota asalnya untuk menghadiri acara reuni sekolah. Di sana, dia bertemu kembali dengan Nara. Mereka berjalan bersama ke taman kecil itu, duduk di bangku kayu tua yang sama. Taman itu sekarang terlihat lebih tua, seperti bangku kayu yang sudah berjamur, tetapi udara nostalgia memenuhi setiap sudutnya. Mereka berbincang panjang tentang masa lalu, cerita-cerita yang pernah mereka bagikan, dan bagaimana kehidupan mereka sekarang. Rani menyadari betapa beruntungnya dia memiliki sahabat seperti Nara, yang selalu setia dan mengerti dirinya.
Akhir perjumpaan mereka itu, mereka berjanji untuk tidak meninggalkan taman itu begitu saja. Mereka berjanji untuk berkumpul di sana setiap kali Rani kembali ke kota, untuk mengingatkan satu sama lain tentang nilai persahabatan yang abadi.
Sebagai tanda persahabatan mereka, Rani dan Nara menulis nama mereka di salah satu kaki bangku kayu, dengan pena yang sudah tua. Mereka tersenyum, menatap tanda persahabatan itu, sadar bahwa meskipun waktu dan jarak dapat memisahkan mereka, hati dan kenangan tetap abadi di sudut taman kecil ini.
Begitulah, di sudut taman yang sepi, terdapat bukti keabadian persahabatan antara dua sahabat, Rani dan Nara yang takkan pernah terlupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Langkah : Petualangan dalam Setiap Halaman
Short StoryAntalogi Cerpen by myself >,< no copas, no plagiat ❌