Mimpi Sejuta Halaman |Kehidupan

15 10 5
                                    


   Aroma teh chamomile tercium dari balik rak yang menjulang tinggi, di sebuah cafébook yang terasa nyaman, terdapat dunia yang tak terbatas. Dunia di mana setiap halaman adalah jendela ke alam yang berbeda, tempat di mana mimpi dan harapan bertemu. Dua remaja yang kini tengah berbincang sambil menikmati secangkir teh chamomile hangat, dengan buku di hadapannya. Mereka adalah Yaya dan Anton, dua teman baik yang telah lama berbagi mimpi dan harapan disini. Ruangan didalamnya, dipenuhi oleh aroma buku, yang seolah menyatu dengan aroma chamomile di sekitar mereka, menciptakan suasana yang cocok untuk bercerita.

  "Anton, aku selalu bertanya-tanya, apa yang membuat seseorang seperti kita, bisa jatuh cinta dengan buku? Apa yang membuat kita bisa merasa terhubung dengan karakter-karakter di dalamnya?" Tanya Yaya sembari mengangkat tehnya.

  "Mungkin karena buku adalah jendela ke dunia lain. Di mana kita bisa melarikan diri dari realita dan menjelajahi petualangan yang tak terbatas. Tapi, aku rasa, cinta pada buku juga berawal dari cinta pada diri sendiri. Kita belajar untuk mengenal diri kita lebih dalam melalui kisah-kisah yang kita baca" Jawabnya tersenyum.

  "Nah, benar sekali. Aku baru sadar, ternyata cinta pada diri sendiri adalah fondasi dari segala cinta lainnya. Tanpa mencintai diri sendiri, kita tidak akan bisa benar-benar merasakan kebahagiaan dalam hubungan apapun."

  "Tapi,  Yaya, kamu tahu? Aku sering melihatmu terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentangmu. Kamu harus belajar untuk lebih peduli pada dirimu sendiri."

  Yaya terdiam sejenak "Terima kasih, Anton. Aku akan coba untuk lebih memahami diriku sendiri.  Kita tetap harus belajar untuk memberi dan menerima cinta dengan tulus."

  "Tapi, kamu juga harus ingat, cinta pada diri sendiri bukan berarti kita menjadi egois. Cinta pada diri sendiri adalah tentang menemukan keseimbangan. Kita harus belajar untuk mencintai diri sendiri tanpa meninggalkan kemampuan untuk mencintai orang lain."

  "Yap, betul sekali. Kita masih harus banyak belajar tentang cinta pada diri sendiri. "

Mereka tersenyum satu sama lain, menikmati kenyamanan diantara mereka dan kehangatan dari tehnya masing-masing.

   Yaya, seorang remaja yang cerdas dan berbakat, tetapi sering merasa tidak cukup. Dia selalu berusaha untuk memenuhi harapan orang lain, terutama orang tuanya. Yaya, seorang anak yang rajin, selalu mendapat nilai bagus di sekolah. Tetapi di balik semua itu, dia merasa kosong, dia tidak pernah benar-benar merasa bahagia dengan apa yang dia capai. Anton sendiri adalah seorang remaja yang percaya diri, tetapi di balik semua itu, dia juga memiliki masalah pribadi. Dia sering merasa terbebani oleh harapan orang tua terhadapnya yang  terlalu tinggi. Dia selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, tetapi terkadang merasa kelelahan dan tertekan.

   Mereka berdua dipertemukan di cafebook ini, ditengah derasnya hujan di luar sana. Saat Yaya mencoba mengambil buku di rak paling atas, dia tidak sengaja menjatuhkan beberapa buku, yang membuat buku lainnya ikut jatuh. Anton yang melihat kejadian itu dengan sigap menghadang buku-buku yang akan segera menimpa Yaya. Anton bahkan membantu mengumpulkan dan menata buku-buku yang terjatuh tadi, scene semacam ini membuat Yaya merasa seperti menjadi tokoh utama dalam drama Korea. Di mata Yaya, apa yang dilakukan Anton sangatlah keren. Anton adalah seorang remaja yang percaya diri dan selalu menghadirkan semangat positif. Mereka mulai dekat sejak kejadian itu, dan disebabkan mereka memiliki banyak hobi yang sama juga.
   Sejauh ini, Anton selalu mendukung dan mendorong Yaya untuk lebih peduli pada dirinya sendiri. Dari Anton, Yaya mulai belajar untuk tidak terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentangnya, dan mulai mengejar impiannya sendiri. Melalui Yaya, Anton juga mulai belajar untuk mengakui kelemahan dan kekurangannya. Anton tidak merasa harus memaksakan apa yang tidak ia inginkan, tidak ia bisa dan bisa membuatnya tertekan. Melalui perbincangan mereka, masing-masing belajar untuk mengenal diri mereka lebih dalam. Mereka mulai membaca buku-buku yang membantunya untuk memahami emosinya dan menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri. Mereka belajar untuk tidak terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka. Seiring berjalannya waktu, Yaya dan Anton mulai merasa tertarik satu sama lain, tetapi sesuai anak seumur mereka, perasaan itu masih terasa dalam fase denial.

***

   Jari lentik Yaya kini tengah sibuk menelusuri banyaknya buku di rak itu, sebuah buku yang berjudul "Mimpi Sejuta Halaman" berhasil menarik perhatiannya. Setelah memandanginya cukup lama, akhirnya dia membacanya, dirinya mulai terinspirasi oleh cerita yang ada dalam buku itu. Buku itu menceritakan tentang seorang remaja yang belajar untuk mencintai dirinya sendiri dan caranya menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Yaya memutuskan untuk berbagi buku itu dengan Anton. Anton yang kemudian membaca buku itu karena rekomendasi Yaya, ikut merasa terinspirasi membacanya. Dia menyadari bahwa cinta pada diri sendiri adalah fondasi dari segala cinta lainnya. Dia mulai berusaha untuk mencintai dirinya sendiri dan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.

   Sore ini, setelah menghabiskan waktu bersama di cafebook, Yaya dan Anton menutup bukunya. Suasana cafebook yang semakin lama semakin dingin karena AC ini, membuat suasana terasa sedikit canggung. Anton mengawali pembicaraannya pada Yaya "Yaya, aku ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting. Bisakah kamu langsung menjawabku?" Katanya dengan gugup dan tangan yang terlihat gemetar.

  "Hmmm, b-baiklah. Ada apa? " Yaya menjawabnya terbata-bata. Entah kenapa dirinya ikut gugup dan jantungnya berdegup kencang.

  "A-aku sebenarnya menyukaimu. Aku tidak tau sejak kapan, tapi aku selalu merasa senang dan nyaman bersamamu. Aku bahkan tertarik pada segala hal yang kamu lakukan, dan aku ingin tahu apakah kamu merasakan hal yang sama denganku?" Anton menutup mata, berdoa agar jawaban dari Yaya tidak mengecewakannya.

  "Anton, aku sudah merasakannya juga sejak lama. Sejak awal aku bertemu denganmu, sejak kamu menghadang buku-buku yang jatuh untukku, sejak kamu menatap dan berbicara padaku. Aku juga tertarik padamu, lebih dari sekedar teman" Ucap Yaya dengan senyum hangatnya.

  Anton tersenyum lebar, ia mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Yaya. "Terimakasih Yaya. Ayo terus belajar tentang diri kita sendiri bersama, melewati semuanya bersama-sama, saling menguatkan dan mengingatkan sesama. "


Momen itu menjadi titik balik dalam hubungan mereka. Anton dan Yaya mulai mengeksplorasi perasaan mereka lebih jauh, membangun hubungan yang penuh dengan cinta dan persahabatan bersama-sama. Yaya dan Anton terus berbincang dan berbagi cerita di cafébook ini, melalui buku-buku, mereka menemukan kebahagiaan dalam hidup mereka.
   Di balik rak buku yang tersusun rapi di cafébook ini, terdapat banyak cerita yang menunggu untuk dibaca. Di antara cerita itu, terdapat cerita cinta remaja yang terus berkembang. Di balik rak buku ini juga, terdapat mimpi sejuta halaman yang tengah menunggu untuk diwujudkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jejak Langkah : Petualangan dalam Setiap HalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang