Angin yang sejuk dari pedesaan yang damai dan harmoni, terdapat dua anak perempuan yang tak pernah terpisahkan, bernama Aira dan Raisya. Mereka tumbuh bersama sejak kecil, berbagi segala hal, dari rahasia hingga impian. Kedua keluarga mereka juga saling kenal dan sering berkumpul bersama.
Ketika mereka berusia sekitar sepuluh tahun, Aira dan Raisya menemukan sebuah kotak lama di dalam gudang milik Raisya. Di dalam kotak itu, terdapat berbagai barang antik dan foto-foto lama. Di antara foto-foto tersebut, ada selembar foto yang menunjukkan dua bayi yang lucu, tersenyum lebar di depan sebuah rumah yang tak terlalu jauh dari rumah mereka sekarang.
"Lihat ini, Raisya! Kita dulu pasti lucu banget!" kata Aira sambil tertawa.
Raisya mengangguk, tersenyum lebar. "Iya, kita dulu sering main bareng di sini, ya?"
Mereka mulai membuka barang-barang lain di dalam kotak, menemukan mainan-mainan lama, buku-buku cerita, dan bahkan sebuah kaset video. Kaset itu, sepertinya, berisi rekaman video dari ulang tahun mereka yang ke-lima.
"Ayo, kita putar!" usul Aira sembari mengambil kaset dan memasukkannya ke dalam mesin pemutar video yang sudah agak kuno.
Layar televisi menyala, menampilkan gambar yang agak kabur. Di dalamnya, mereka melihat diri sendiri, berusia lima tahun, berlarian di halaman rumah, tertawa dan bermain dengan teman-teman lain. Suasana pesta yang meriah dan keceriaan yang terpancar dari setiap wajah membuat Andi dan Budi tersenyum bahagia.
"Kita dulu sering kesana kemari, ya?" Raisya berkata sambil menunjuk ke sebuah pohon besar di tepi halaman. "Ingat gak, kita pernah membangun kastil dari daun-daun di bawah pohon itu?"
Aira tersenyum, mengangguk. "Iya, dan kita selalu berpura-pura menjadi pahlawan yang berani melawan monster."
Momen-momen indah dari masa kecil mereka terus mengalir di benak keduanya, seperti air yang mengalir deras dari keran. Mereka merasa bahagia dan sedikit sedih, menyadari betapa cepatnya waktu berlalu.
"Kita harus selalu berteman, Aira. Tidak peduli apa yang terjadi," Raisya berkata dengan serius.
"Tentu saja, Raisya. Kita akan selalu bersama," jawab Aira dengan penuh keyakinan.
Mereka terus menonton rekaman itu hingga akhir, kemudian menaruh kaset dan barang-barang lain kembali ke dalam kotak. Sebelum pergi, mereka berjanji untuk terus menjaga dan mengingat semua kenangan indah yang telah mereka lalui bersama.
***
Tahun berlalu.Aira dan Raisya tumbuh menjadi wanita dewasa. Mereka mungkin memiliki kehidupan yang berbeda, tetapi pertemanan mereka tetap kuat seperti dulu. Setiap kali mereka bertemu, mereka selalu membicarakan tentang kenangan masa kecil mereka, memastikan bahwa "rintik kenangan" itu tetap mengalir di hati mereka, mengingatkan mereka tentang betapa berharganya pertemanan yang mereka miliki. Dan di suatu tempat, di dalam kotak lama di gudang, barang-barang dan foto-foto itu masih ada, menjadi saksi bisu tentang sebuah pertemanan yang abadi, yang tak akan pernah pudar oleh waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Langkah : Petualangan dalam Setiap Halaman
Short StoryAntalogi Cerpen by myself >,< no copas, no plagiat ❌