Sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan menjadi misteri di desa kecil bernama Seruni. Rumah itu dikenal sebagai "Rumah Hantu" di kalangan warga setempat. Cerita-cerita menyeramkan tentang kejadian aneh dan tidak terduga sering terdengar di antara mereka. Namun, tidak ada yang berani membuktikan kebenaran cerita-cerita itu hingga suatu hari, sekelompok mahasiswa dari universitas terdekat memutuskan untuk mengeksplorasi rumah tersebut sebagai bagian dari proyek penelitian mereka. Kelompok itu terdiri dari 5 orang: Adi, yang selalu penuh semangat dan berani; Nira, mahasiswi yang cerdas dan skeptis; Bima, yang memiliki ketertarikan pada misteri dan hal-hal gaib; Lala, seorang fotografer yang handal; dan Faisal, seorang penulis yang selalu mencatat setiap detil. Mereka berkumpul di depan rumah pada malam yang gelap, langit dipenuhi awan tebal dan angin berhembus kencang.Sebelum memasuki rumah, Adi mengeluarkan peta lantai yang dia dapatkan dari arsip kota. "Rumah ini terdiri dari tiga lantai," kata Adi sambil menunjukkan peta. "Kita akan mulai dari lantai satu dan naik ke atas sesuai rencana."
Mereka memasuki rumah melalui pintu depan yang berderit keras. Dalam, rumah tampak gelap dan penuh dengan debu. Lantai kayu terdengar berderak saat mereka berjalan. Nira menyalakan senter dan menyinari setiap sudut ruangan. "Ada apa dengan tempat ini?" bisik Lala yang terkejut melihat kondisi rumah yang sangat buruk.
Mereka mulai menjelajahi setiap ruangan. Di dapur, Bima menemukan beberapa peralatan masak yang masih tersusun rapi, seolah-olah pemiliknya baru saja pergi. "Ini aneh," kata Bima sambil mengambil foto beberapa benda. "Sepertinya mereka meninggalkan rumah dalam keadaan terburu-buru."
Mereka naik ke lantai dua, suasana menjadi semakin menegangkan. Di salah satu kamar tidur, Lala menangkap gambar bayangan yang cepat melesat di balik lensa kamera. "Lihat ini!" teriak Lala sambil menunjukkan foto kepada teman-temannya. Foto menunjukkan bayangan seseorang yang tampaknya sedang menunduk.
"Kita harus berhati-hati," kata Faisal sambil mencatat semua kejadian. "Ada sesuatu yang tidak beres di sini."
Mereka melanjutkan penjelajahan ke lantai tiga. Di sana, mereka menemukan sebuah ruangan yang terkunci. Setelah berusaha keras, mereka akhirnya berhasil membuka kunci. Ruangan itu penuh dengan buku-buku tua dan berbagai artefak. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja besar dengan kumpulan surat-surat tua dan foto-foto keluarga.
"Ini pasti ruangan pribadi sang pemilik rumah," kata Nira sambil memeriksa surat-surat tersebut. "Tapi mengapa semua ini dibiarkan begitu saja?"
Sebelum mereka sempat melanjutkan pemeriksaan, listrik di rumah tiba-tiba padam. Gelap gulita menjadi teman mereka. Dalam kegelapan, suara langkah kaki yang aneh mulai terdengar, seolah ada seseorang atau sesuatu yang mengikuti mereka.
"Kita harus keluar dari sini sekarang!" teriak Adi sambil mencari jalan keluar.
Mereka berlari keluar rumah dalam keadaan yang penuh ketakutan. Setelah berada di luar, mereka mengecek foto-foto yang diambil oleh Lala. Di beberapa foto, terlihat bayangan yang sama, tetapi kali ini lebih jelas dan terlihat menyeramkan. Kelompok itu memutuskan untuk menghentikan penelitian mereka dan melaporkan semua temuan kepada pihak berwajib. Rumah Hantu di Seruni kembali menjadi misteri yang tak terpecahkan, meninggalkan pertanyaan besar di benak setiap orang yang mendengar kisah penelitian mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Langkah : Petualangan dalam Setiap Halaman
Cerita PendekAntalogi Cerpen by myself >,< no copas, no plagiat ❌