Di daerah permukiman yang tenang ini, terdapat sebuah toko antik yang tak pernah sepi pengunjung. Toko itu dikenal sebagai "Jam Antik Harapan ," yang dikelola oleh seorang pria tua bernama Pak Rafi. Toko ini tidak seperti toko lain, di sini, setiap jam memiliki kisah dan keajaibannya tersendiri. Di antara berbagai jam yang mempesona, ada satu yang paling mencolok, yaitu jam dinding kuno berukuran besar dengan desain elegan dan angkanya yang terbuat dari emas. Jam ini dikenal sebagai "Jam Waktu Melintas."***
Suatu ketika, datang seorang wanita muda bernama Laila mengunjungi toko tersebut. Laila, si penulis yang sedang mencari inspirasi untuk novel terbarunya. Ketika dia melihat jam "Jam Waktu Melintas," terasa seperti ada daya tarik khusus yang membuatnya tak bisa memalingkan mata.
"Apa kisah di balik jam ini?" tanya Laila kepada Pak Rafi.
Pak Rafi tersenyum dan menjawab, "Jam ini dikatakan memiliki kekuatan untuk melakukan perjalanan melalui waktu. Tapi, hanya mereka yang memiliki hati tulus dan keinginan kuat yang bisa menggunakannya."
Laila tertarik dan memutuskan untuk membeli jam tersebut. Setelah membawanya pulang, dia mencoba berbagai cara untuk mengaktifkan kekuatan jam, tapi semuanya sia-sia.
Bagaimana cara menghidupkannya?
Hingga suatu malam, ketika Laila merasa putus asa dan berdoa untuk menemukan inspirasi yang tulus, tiba-tiba jarum jam mulai bergerak dengan cepat. Laila tertidur dan ketika terbangun, dia berada di tengah sebuah desa yang terlihat kuno dan indah. Di sini, dia bertemu dengan seorang pemuda bernama Arya, yang memiliki senyum memikat dan mata yang penuh kehangatan. Arya ialah seorang pelukis yang sedang mencari inspirasi untuk lukisan terakhirnya.
Tak butuh waktu lama, Laila dan Arya jatuh cinta satu sama lain. Mereka menghabiskan waktu bersama, menjelajahi kota kuno, berbagi mimpi, dan inspirasi. Laila merasa bahwa di dunia ini, dia menemukan cinta yang tulus dan inspirasi yang selama ini dia cari.
Namun, seperti halnya setiap kisah yang indah, semuanya harus berakhir. Malam purnama, ketika Laila berada di depan jam "Jam Waktu Melintas," jarum jam mulai berputar kembali. Laila tahu bahwa waktunya untuk kembali ke dunia aslinya telah tiba.
Dengan air mata yang menetes, Laila berpamitan dengan Arya. "Aku akan selalu mengingatmu," ucap Laila sambil menangis.
Arya tersenyum dan menjawab, "Dan aku akan selalu menunggumu, di mana pun kamu berada."
***
Laila kembali ke dunia aslinya, dengan hati yang penuh dengan kenangan indah dan inspirasi yang tak terlupakan. Dia menulis novelnya dengan penuh semangat, mengisahkan perjalanan waktu dan cinta yang tak terlupakan antara Laila dan Arya. Novel itu menjadi bestseller Laila, dan banyak orang tertarik dengan kisah cinta yang melintasi waktu. Hanya Laila yang tahu betapa nyata dan indahnya cinta itu, meskipun waktu mereka bersama hanya sekejap saja.
Di suatu tempat, di dunia kuno yang indah, Arya masih menunggu, dengan lukisan yang belum selesai, berharap suatu hari nanti, cinta mereka akan bertemu kembali di waktu yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Langkah : Petualangan dalam Setiap Halaman
Cerita PendekAntalogi Cerpen by myself >,< no copas, no plagiat ❌