dua hari junkyu sudah tak masuk sekolah, begitupun dengan pewaris watanabe yang hilang bak ditelan bumi, sepertinya ia pun tak tahu kalau kekasih lucunya sakit.
pagi ini badannya sudah lumayan membaik, dan akan pergi sekolah dengan jihoon tentunya.
"gue gak hamil monyet," cubit junkyu pada pinggang sobatnya.
"tapi lu mual," kikik jihoon menahan tawa.
"anjing!" pukul lelaki manis itu pada helm yang digunakan jihoon.
tin tin
haruto dengan motor kawasakinya muncul tanpa diharapkan.
junkyu memukul jihoon supaya mereka cepat berangkat. "berangkat nyet, kali ini aja," kata junkyu memohon, jihoon takut pada pewaris watanabe tapi keselamatan sobatnya adalah nomor satu.
...
junkyu menghindar dan haruto tentu sadar, salah memang pergi tak memberi kabar, biarkan kekasihnya melakukan apa yang diinginkan.
lelaki manis bingung dengan perasaannya, menyimpan wajahnya diantara kedua tangan sembari memikirkan apa yang harus ia lakukan, sikap apa yang harus ia tunjukan.
watanabe haruto, lelaki yang memaksanya untuk menjadi pacar hanya karena kesalahan yang sebenarnya tak perlu menjadikan alasan untuk berpacaran. ia bingung akan perasaannya, ia pun tak memahami watak haruto, pemikiran haruto.
keterpaksaan. ya hubungan mereka hanya paksaan, mereka tak mengenal satu sama lain mereka tak saling memahami, apakah memutus hubungan mereka adalah jalan yang terbaik untuk keduanya?
...
langit berubah menjadi jingga yang menyejukan bagi siapapun yang melihatnya, kicauan menjadi melodi untuk junkyu yang berjalan kaki menyusuri perumahan, menendang batu dan terkejut ketika rintihan suara terdengar, deja vu.
"haruto ya?" pikir junkyu dan menghampiri, ternyata bukan hanya pemuda yang menyesap rokok. lagi, ia merasa deja vu.
"sorry," kata junkyu menghampiri, pemuda tersebut hanya melirik sebentar dan mengangguk.
"kepala lu gapapa?" tanya junkyu merasa tak enak.
"gapapa," jawab pemuda itu menyesap nikotin yang tinggal setengah.
"oke, gue pergi," pamit lelaki manis.
"bisa temenin gue?" ajak pemuda misterius itu pada junkyu.
junkyu tak menolak, ketika dirinya pun butuh teman untuk bercerita.
"gue juga tolol masih cinta sama dia," ujarnya kembali.
"iya, baru tolol dua-duanya," pedas mulut junkyu.
lelaki itu tertawa melihat respon junkyu yang apa adanya. "nama lu siapa?"
"junkyu, lu?"
"jeno."
namanya jeno, lelaki yang baru saja putus dengan pacarnya karena diselingkuhi.
"lu kenapa?" tanya jeno sembari memberi sebatang rokok pada junkyu.
junkyu menolak, ia tak suka merokok. "gue gapapa, emang keliatan gue apa-apa ya?" kekeh junkyu.
"semua orang juga tau, mimik wajah lu," jawab jeno tersenyum, menampilkan eye smilenya.
junkyu hanya tertawa.
semilir angin menerpa wajahnya, sedari tadi mereka tak mengobrol jeno yang tadinya menyesap beberapa batang rokok pun tak melanjutkan kegiatannya lagi.
"gue bingung sama perasaan gue sendiri," junkyu mulai bicara buat jeno alihkan wajahnya menatap junkyu dari pinggir.
"dan sebenernya gue bingung, hubungan kita itu apa," lanjutnya.
jeno diam tak menjawab, biarkan junkyu cerita tanpa paksaan.
"dia ilang tanpa kabar, dateng-dateng malah nunjukin wajahnya yang gak merasa bersalah sama sekali, dan gue kesel sama hal itu."
"lu suka dia?" tanya jeno langsung.
junkyu membalas tatapan jeno padanya. "gue?"
"ya itu perasaan normal kalo lu punya pasangan tapi gak ngabarin dan malah ilang, ya lu kangen, artinya kalo kangen apa? lu suka dia," balas jeno.
"gue gasuka dia," ujar junkyu menatap ke depan.
"lu bingung sama perasaan lu junkyu," kekeh jeno. "gausah denial, lu suka sama dia. kalaupun awalnya lu benci, ya kehadiran dia bikin lu terbiasa dan malah suka."
"gue gatau," balas junkyu menyatukan kedua tangannya memilin satu sama lain.
jeno terkekeh dan menepuk pundak junkyu. "komunikasi, gue harap lu punya komunikasi yang baik sama pacar lu," ucapnya tersenyum.
"thanks," jawab junkyu membalas senyuman jeno, biarkan ia turunkan gengsi untuk berkomunikasi dengan haruto.
bugh
"lu siapa?"
....
TBC
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
