7

290 23 1
                                    

junkyu sudah baikan, jihoon pergi diusirnya, dia tak mau sahabatnya itu ketinggalan pelajaran.

mau pergi ke kelas, tetapi sebentar lagi bel istirahat, lebih baik dia pergi ke rooftop untuk menyegarkan pikiran.

perihal haruto, ia lupa harus menemuinya nanti malam, ia jadi takut. apa yang harus ia lakukan nanti, pertanggung jawaban apa yang harus ia laksanakan. dia jadi pusing memikirkan itu.

"SIALLL!!!"

dirinya sudah sampai dirooftop, tapi teriakan sudah terdengar. rasa penasaran selalu memenuhi pikirannya, mau tak mau ia intip siapa pelaku yang berteriak.

haruto berdiri disana, tanggannya berdarah, bisa ia lihat ketika darah menetes pada lantai. ingin mendekati tapi hatinya terlalu takut.

"ngapain diem disitu?" tanyanya berat.

junkyu terlonjak. "s-ssory, gue gak maksud. gue pergi dulu," pamit lelaki itu. baru membalikan badan dia dipanggil kembali.

"siapa yang suruh lu pergi?"

memang pada dasarnya virgo, dia selalu membantu orang saat kesusahan. dia berjalan mendekat.

"lu oke?" pake nanya gerutu junkyu dalam hati, sudah tau haruto sedang tidak baik-baik saja.

haruto duduk, junkyu mendekat dan ikut duduk.

"sorry nih, jangan marah. no salty. better kita ke uks deh, gue takut luka lu infeksi," tawar junkyu meringis melihat luka pewaris watanabe itu sudah mulai mengering.

seolah tak mendengar, pria jepang itu hanya memejamkan mata. junkyu menghela nafas.

"ayoo to, gue takut lu kenapa napa, masa lu gak sayang sama badan lu sendiri?" bujuknya.

haruto membuka matanya lalu menatap junkyu, yang ditatap tentu malu, sampai 5 detik setelahnya, lelaki virgo mengalihkan pandangan.

"gue gak perduli."

"seengaknya gue masih peduli."

junkyu menarik haruto yang berat itu, walau terkesan ogah-ogahan diawal, setelahnya ia menurut juga.

.....

"masih kurang enakan? kan saya bilang juga apa, resiko tidak nurut," baru saja membuka pintu mereka sudah disuguhi penjaga uks yang mulai memarahi junkyu.

"aman bu aku, ini temen aku berdarah. aku mau bantu obatin," kata junkyu menenangkan.

perempuan berkepala tiga itu mengangguk mengiyakan. "tapi, saya ada urusan dulu sebentar, kamu bisa kan mengobatinya?"

junkyu mengangguk. "bisa dong, aku kan calon dokter," katanya memamerkan otot yang tak berisi itu.

"hahahh, amin."

"obatnya ada dilaci, saya pamit dulu. lekas sembuh watanabe!"

setelah bu herni pergi, junkyu mulai mengambil obat yang dibutuhkan untuk haruto, sedang yang duduk dibangsal uks hanya memperhatikan gerak gerik si manis.

"seengaknya lu punya ilmu buat obatin diri lu sendiri," katanya sambil berjalan.

tangannya dengan apik mengobati tangan haruto, dia meringis pelan seolah dapat merasakan perasaan si pasien dadakannya itu.

"perhatiin ya haruto, biar waktu lu luka lagi, lu bisa obatin diri sendiri," jelas junkyu setelah pekerjaan untuk memperban haruto selesai, tak lupa ia tepuk pelan.

"lu aja."

"hah?"

"gausah diperjelas, dasar.." menyentil pelan dahi si lelaki virgo.

meringis pelan karena serangan didahinya, dia mendengus. "yaa lu ngomong setengah-setengah anjirr, orang juga mana ngerti."

haruto hanya menujuk dirinya dan menaikan alis.

"iya watanabe!! stop pasang muka yang ngeselin."

setelahnya kedua anak adam itu diam dalam keheningan yang diciptakannya sendiri.

"malem gue tunggu di taman," setelah itu ia pergi meninggalkan junkyu yang mulai dipenuhi pikiran negatifnya.

ethereal (harukyu) ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang