25 end

329 28 4
                                    

absen akhir mpan absen akhir

...

seharian ini junkyu hanya diam di kamar yang sepertinya membuat bunda capek melihat tingkah laku junkyu yang malah membuatnya tersiksa.

"junkyu," panggil bunda mengetuk pintu kamar.

yang dipanggil menjawab lalu menyuruh bundanya masuk jikalau ingin.

"kamu gak capek gini terus?" tanya bunda saat sudah duduk dikasur anaknya yang sedang bergelung dengan selimut.

"bunda juga mau aku lupain haruto?" tanya balik anaknya.

"bunda tidak pernah meminta kamu untuk melupakan dia junkyu, bunda hanya ingin anak bunda kembali seperti dulu, yang cerewet sama bunda."

"aku udah dewasa bunda, mungkin aku juga udah berubah."

bunda menatap sendu anaknya. "junkyu, anak tunggal bunda, bunda tahu setiap orang pasti berubah, people change. bunda tak menyangkal itu. yang bunda mau, kamu jangan terlalu berlarut sayang, bunda tau kamu gak bisa lupain haruto, bunda juga gak bisa lupain haruto, anak kedua bunda," junkyu hanya mendengarkan, ia memang tak bisa melupakan haruto, termasuk bunda.

"kehidupan berjalan, kamu bisa tidak melupakan haruto dengan menyimpannya dihati kecil kamu, tempat khusus dihati kamu. kamu coba belajar ikhlas, ikhlas untuk sesuatu yang mungkin gak bisa kamu genggam. hidup kamu terus berjalan junkyu, belajar buka hati. belajar untuk legowo sama semua ini, bunda hanya gak mau anak bunda kesepian," bunda ambil junkyu dalam pelukannya merengkuh mengeluarkan keluhnya selama ini.

apa benar junkyu tidak ikhlas dengan perginya haruto yang pergi tanpa kabar? sebenarnya junkyu menunggu apa? menunggu cinta yang belum usai? atau menunggu apa? menunggu penjelasan dari haruto tentang kelanjutan hubungan mereka? atau menunggu pesan singkat haruto yang menyuruhnya menunggu? entahlah junkyu pun bingung.

...

pagi ini ada kelas dengan segera ia bersiap dari awal agar tidak telat, kebiasaannya sejak sma sudah berubah dengan tidak terlambat.

mengendarai motor scoopy yang jarang digunakan, terakhir kemarin malem buat ke minimarket beli jajanan sih, terlalu males buat jalan kaki katanya, emang dianya aja yang males.

kemacetan tentu adalah masalah baginya, dengan menyelip sebagai jalan untuk menuju kampus kesayangannya, jerih payah buat masuk kampus itu hal yang berat menurut junkyu, makanya kalo dia capek buat kuliah dia selalu turn back time, gimana susahnya buat merjuangin kampus itu.

tin tin

dirinya seperti deja vu, berharap bahwa itu adalah haruto, tapi setelah menoleh itu hanya sekumpulan circle yang tertawa setelah membuat kaget temannya yang lain.

kenapa saat ia ingin melupakan dan belajar untuk ikhlas seperti ada yang menghalangi?

junkyu sudah berada di depan kelas, tapi kosong tak ada siapapun, setelah melihat grup WA, dosen mengatakan jadwalnya diganti menjadi siang, kuliah memang tak bisa diprediksi.

TPU menjadi tempat yang junkyu kunjungi, sekedar menyapa ayah yang tak jauh dari pemakaman ibu haruto, ibunya.

meletakan bunga putih yang kata haruto ibunya sangat menyukai bunga tersebut, tetapi dirinya terkejut ketika setangkai bunga lain sudah ada di sana, bolehkah ia berharap? sudahlah mungkin itu sang suami yang mengunjungi. haruto mana mungkin kembali, lagipun kalau kembali kenapa ia tak mengunjungi junkyu? mungkin haruto sama saja seperti lelaki lain, menurut pada orang tua adalah jawaban akhir.

dirinya hanya menatap pusara ibu haruto tanpa mau berkata, biarlah semilir angin yang membawa ucapan hati junkyu pada ibu haruto. setelah diam beberapa saat ia segera pergi untuk kelas yang mungkin akan dimulai.

"aku pamit dulu ya bu, hari ini aku bakal belajar ikhlas dan simpan nama haruto dilubuk hati aku yang dalam, aku sayang dia bu," gumam junkyu setelahnya pergi.

senandung kecil keluar dari mulutnya ketika hanya sepi yang ia rasa, kakinya pun menendang asal dan ia merasa deja vu, semua yang ia lakukan seperti pernah dirasakan, ya tentu saja junkyu, semua itu berkaitan dengan haruto.

berharap pun sudah tak mungkin, nyatanya haruto tak kembali, 4 tahun pergi memberi satu bubble chat yang menyuruhnya untuk menunggu. tapi nyatanya tak ada jawaban apapun.

pergi ke minimarket untuk membeli pasta gigi, serta sabun cuci yang disuruh bunda, biarkan kembalian ia belikan untuk camilan.

setelah membayar ia pergi dengan memakan ice creamnya, padahal sudah malam ia mengindam sepertinya.

lelaki lucu itu terus berjalan menyusuri kompleknya yang untung masih ramai, ada beberapa bapak yang meronda dan anak remaja sekitaran SMA masih bermain kumpul.

"kak junkyu, gabung sini," ajak anak SMA yang junkyu kenal namanya ni-ki.

"iya ki, kapan-kapan," balas junkyu. setelahnya melanjutkan perjalanan, taman yang sepi ia lewati dan dirasa deja vu. sial! semua yang ia lewati masih terbayang haruto.

junkyu memejamkan matanya ingin menangis, sesak rasanya. tak bisa, bagaimanapun ia tak bisa melupakan haruto, lelaki brengsek yang sialnya masih singgah dihati junkyu tak pernah sekalipun terganti.

"sialan lu haruto!" kata junkyu berjongkok, tangan kiri memegang totebag serta tangan kanan yang memegang ice cream yang hampir mencair.

"hi."

junkyu berdirikan kepalanya untuk melihat oknum yang menyapa dimalam hari, ia takut itu hantu.

lelaki itu hanya tersenyum dengan lebar. "hi junkyu. sorry for keeping you waiting so long,"

junkyu diam seribu bahasa, di hadapannya adalah haruto. iya itu watanabe haruto yang kembali dengan wajah tak bersalahnya.

"brengsek!" ucap junkyu.

haruto hanya tertawa dan merengkuh kekasih hatinya dengan sayang, menepuk serta mengusap pelan punggung junkyu yang mulai terisak.

"brengsek! gue nunggu lu lama banget bangsat," kata junkyu memukul pundak haruto.

"sorry, i'm sorry for that junkyu," balas haruto.

"junkyu, can we start everything from the beginning? it will be a good start for us." tanya haruto pada junkyu.

"sorry haruto, gue rasa gue gak bisa," balas junkyu melepas genggaman haruto dan memasang wajah tak enak.

"it's okay, it's your decision."

junkyu pergi meninggalkan haruto dengan lukanya sama seperti junkyu dahulu.


















sebelum junkyu berlari dan menubrukan badannya pada haruto. "gue gak bisa nolak lu haruto, sedari awal juga begitu," kata junkyu memeluk dengan erat.

haruto balas pelukan itu dengan hati yang lega, ia telah menyakiti junkyu tapi junkyu tetap menerimanya, ia berjanji pada dirinya sendiri, junkyu hanya boleh bahagia, sekalipun menangis itu harus tangisan bahagia junkyu, tak ada yang boleh menyentuh atau bahkan melukai junkyu sekalipun, karena semua akan tahu, itu akan menjadi urusan watanabe haruto.

ethereal end.
20 august 2024

....

See you in another Harukyu story 😋✋️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


See you in another Harukyu story 😋✋️

ethereal (harukyu) ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang