ethereal (harukyu) ✅️

8

sekarang junkyu sedang rebahan sambil scroll tiktok yang membuat moodnya sedikit tidak jelas, kadang ngakak tapi setelahnya menangis lalu kembali tertawa.

"sumpah hiks.. kesian banget kucingnya hiks.. jadi kebayang nasib kucing yang di taman itu hiks gimana y–"

tunggu sebentar, sekarang kan sudah malam, lagi-lagi junkyu merutuki sifat pelupanya itu, pewaris watanabe pasti marah sekarang, arghhh.

dengan rusuh, dia mengambil hoodienya lalu pergi pamit pada bunda yang sedang asyik dengan sinetron kesayangannya itu.

"HEHHH MAU KEMANA?!?! PAKE CELANA PENDEK GITU, DINGIN!!"

"AKU KELUAR DULU BENTAR BUN, GAPAPA URGENT BANGET SERIUS."

pria hoodie dengan celana pendeknya itu langsung pergi melesat seperti bayangan naruto.

"digigit nyamuk bahaya," gumam bunda geleng-geleng dan melanjutkan acaranya.

hosh hosh hosh

dia sudah sampai disana, memperhatikan sekeliling dan menemukan haruto yang sedang menyesap rokoknya nikmat. berjalan kesana perlahan, dan menundukan kepala.

"sorry.." cicitnya pelan, takut.

membuang rokoknya dan menginjak, sudah banyak puntung rokok yang ia habiskan. "gue kira lu dateng setelah satu bungkus rokok gue habis," katanya sarkas.

junkyu makin tak berani menatap mata hitam legam dan juga dominasi haruto terlalu kuat untuknya.

"sorry haruto," kata junkyu memilin hoodienya pelan, haruto perhatikan seksama junkyu dari atas hingga bawah, dan terhenti setelah kaki jenjang junkyu mengalihkan fokus matanya.

merasa diperhatikan, junkyu tentu malu dan menurunkan hoodienya walau cara tersebut sebenarnya tidak membantu sama sekali.

haruto fokuskan matanya pada mata junkyu seolah mengatakan untuk duduk di sampingnya.

junkyu menurut, kakinya mulai kedinginan ketika hawa dingin mulai ia rasakan, dan pandangan itu tak luput dari mata legam pewaris watanabe, melepas jaket lalu menyimpannya dipaha junkyu.

tersentak oleh serangan itu, junkyu menoleh dan menatap haruto dengan bingung.

"gue jago berantem. sekarang dingin," ucapnya yang tak dimengerti junkyu sama sekali.

"lama mikir lu," lanjutnya lagi, disertai sentilan pelan pada dahi junkyu.

mengusap pelan dahinya yang menjadi korban junkyu mengkrucutkan bibirnya. "lagian gak jelas, ngomong setengah-setengah," gumam dia.

"gue denger."

mendengar ucapan haruto yang berat junkyu tersenyum canggung. merasa tak enak ia kembalikan jaket yang disampirkan haruto pada pahanya. "thanks haruto, tapi lu kedinginan kalo kasih jaket ini ke gue," ujar junkyu berusaha kembalikan jaket pemilik.

memang udara sangat dingin, terlebih haruto hanya memakai kemeja tipis milik sekolah yang junkyu yakini itu belum diganti.

"itung kesalahan lu," alih-alih diterima ia kembalikan pada junkyu dan berbicara.

lagi dan lagi pemuda berhoodie itu bengong tak mengerti.

"satu, lu hampir bikin gue kecelakaan, dua, salah ngira orang, tiga, mergokin gue di rooftop, empat, telat, lima, lemot."

junkyu dengar dengan seksama, dan itu adalah kesalahan yang dibuat tidak sengaja oleh dirinya pada haruto. tapi apa maksud nomor 5? sebal sekali mendengarnya.

"satu lagi, motor gue rusak."

okee, itu kesalahan fatal sebenarnya.

"maaf haruto sebelumnya, gue bisa ganti rugi untuk itu dari awal, tapi gue bingung ketika gue mau, lu malah halangin gue dan suruh kita ketemu, dan ya tentang salah orang gue kira semua orang pernah lakuin kesalahan itu, ketiga, gue gak sengaja mergokin lu yang saat itu gue mau enjoy di rooftop, dan yaa telat kesini emang kesalahan gue, dan yang terakhir gue bukan lemot, lu aja yang jelasinnya setengah-setengah," meluap sudah unek-unek junkyu yang ia tahan dari hari-hari sebelumnya.

"interest."

"udah?" tanpa rasa bersalah, haruto malah bertanya itu.

"lu yang minta biar gak diganti duit kan?"

"gue cuman minta keringanan."

"gue gak suka keringanan," ucap haruto buat junkyu terdiam.

"kalo lu emang mau tanggung jawab, bayar sekarang ganti rugi motor."

"anjing lu to."

haruto tersenyum kecil. "pilihan terakhir kalo lu gamau."

"jadi pacar gue."

junkyu pikir dunia berhenti sesaat. dia membenci haruto dengan segala otak busuk dan pemikirannya yang licik.