17

227 23 1
                                    

keduanya terdiam, begitupun jam yang berhenti berbunyi, tidak hanya bercanda. bunda menatap haruto tak percaya.

"kamu pacaran sama anak saya? sama junkyu?" tanya bunda, tersirat nada yang terkejut serta campur aduk.

haruto hanya diam tak menjawab sebab ia pun bingung jawaban apa yang harus ia berikan, jika jawaban ya terucap dari bibirnya, ia yakini bunda junkyu akan dengan segera memutus hubungan keduanya, terlebih anaknya berpacaran dengan sesama. tapi jika jawaban tidak ia berikan, kenyataannya tak begitu, pun haruto ingin memberitahu dunia bahwa junkyu adalah miliknya, miliknya seorang.

"bunda?" itu junkyu yang sudah terbangun, dan sebenernya keadaan yang pas bagi haruto agar tak menjawab pertanyaan.

bunda segera hampiri anak manisnya dan menelaah semua tubuh junkyu. "kamu diapain sama haruto nak?" bisik bunda pada junkyu, walau bisikan itu tetap terdengar oleh haruto. pewaris watanabe berpikir jika seseorang sedang berbisik, apakah harus benar-benar tak terdengar? karena selama ia melihat orang berbisik, bisikan itu tetap terdengar.

"gapapa, cuman kecelakaan gak sengaja," balas junkyu menekankan kata tak sengaja sembari melirik haruto.

"suruh pulang aja bun, lagian gak penting," ucapnya kembali, terlalu muak melihat haruto walau memang hatinya berkata dia menginginkan  kekasihnya untuk tetap tinggal.

bunda kikuk tentu setelah mendengar ucapan pedas dari sang anak.

haruto sadar diri akan hal itu, dengan segera ia pamit pada keduanya.

"saya pamit tante," kata haruto tersenyum tipis yang bahkan orang pun tak akan sadar akan senyuman itu.

"cepet sembuh, junkyu. i'm really really sorry," ucap haruto parau, sesak rasanya melihat junkyu benar-benar sudah muak padanya.

bunda hanya memperhatikan keduanya tanpa mau berbicara.

...

"junkyu," panggil bunda, sekarang sudah malam mereka duduk berdua disofa ruang tengah.

"kenapa bun?" jawab junkyu sambil ngemil cemilannya, keadaannya sudah membaik, kadang dirinya heran mengapa dia bisa selemah itu.

"haruto haruto tadi..."

"gamau bahas ihh~~"

bunda hanya menatap junkyu dengan penasaran serta kepo, apasih mereka berdua itu.

"gimana pun bunda tetep bunda kamu junkyu," usap pelan bunda pada kepala anaknya yang sudah remaja puber, sepertinya.

"kamu anak bunda satu-satunya, walau memang bunda menyebalkan seperti kebanyakan orang tua, bunda sayang kamu junkyu, kamu adalah anugrah yang tuhan kasih untuk bunda. bunda bisa merasakan apa yang kamu rasakan, seperti kemarin kamu jatuh sakit, bunda rasa, bunda ingin mengganti posisi kamu, jangan lupakan kamu selalu punya rumah untuk pulang, bunda selalu di sini, mendukung kamu, jadi tempat untuk kamu berpulang," ujar bunda tersenyum berkaca mengelus kepala junkyu dengan sayang.

junkyu berkaca, dia sedih. tak membayangkan bunda bisa sebaik ini padanya, junkyu fikir selama ini bunda tak sayang padanya sebab marah selalu menjadi luapan emosinya, tapi hari ini junkyu merasa disayang oleh bunda.

"jika ada yang membuat hati kamu tak enak, cerita sama bunda, bunda mau anak bunda nyaman di rumahnya, cerita sama bunda seolah bunda adalah teman kamu," lanjutnya lagi.

dengan segera junkyu memeluk wanita yang melahirkannya ke dunia, wanita hebat yang berjuang sendirian untuk menghidupinya.

ayah serta suami berpulang saat tugas militer mengajaknya bekerja, hanya bunda seorang, hanya. dia yang menjaganya.

"bunda.." panggil junkyu.

setelah acara melow-melow tadi mereka duduk dengan manja, junkyu yang berada dipaha bunda menidurkan dirinya.

bunda hanya merespon dengan deheman karena sinetron favoritenya sedang tayang.

"kalo aku suka orang gimana?"

"ya bagus dong, bunda kira kamu gak punya kisah-kisah di sekolah, kayak bunda dulu.. sedih si kalo diinget," kikik bunda.

"terus ketemu ayah?"

"di kampus, ahahhahh bunda jadi inget yang ayah kamu jatuh ke solokan demi ngehindar dari tukang nasi goreng," bunda bercerita seolah dirinya kembali ke masa lalu.

junkyu kembali teringat akan dirinya yang jatuh ke rerumputan hanya karena terkejut, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

"tapi.. kalo misal orang itu.." junkyu tak melanjutkan, dirinya ragu untuk membuka diri pada bunda.

"haruto maksud kamu?" tanya bunda santai.

sang putra sulung hanya menjatuhkan rahangnya terkejut.

mereka diam, bunda yang fokus akan sinetron serta fikiran negatif junkyu pada keadaan selanjutnya.

"kamu suka haruto junkyu? kalo bunda minta kalian putus bagaimana?" setelah tulisan bersambung pada layar tv, bunda bertanya membuat junkyu bingung seketika.

....

putus aja gak si? 😖 couple segemas ini

putus aja gak si? 😖 couple segemas ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ethereal (harukyu) ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang