𝕼𝖚𝖆𝖙𝖙𝖗𝖔

863 72 6
                                    

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ❦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ❦

______

Mingyu keluar dari kamar mandi dengan masih menyimpan kemarahan. Rambutnya basah kuyup. Dan seluruh pakaiannya yang basah teronggok di lantai. Sebuah gerakan di sudut kamar membuatnya menoleh. Seokmin berdiri di sana, bekas-bekas pukulan Mingyu masih menimbulkan memar-memar di sana-sini, tetapi lelaki itu sepertinya sudah diobati.

"Bagaimana dia?" tanya Mingyu dingin.

"Dokter sedang menanganinya, paru-parunya kemasukan cairan... Anda sendiri Tuan Mingyu. Anda tidak apa-apa? Terjun dari lantai dua seperti itu hanya untuk menyelamatkan lelaki itu..."

Mingyu melirik pada Seokmin dengan tatapan tajam, lalu meraih handuk untuk menggosok rambutnya yang basah, "tadinya aku berniat membunuhnya."

"Kalau begitu kenapa anda menyelamatkannya?"

Mingyu membalikkan tubuhnya menatap Seokmin mata menyala-nyala, "karena aku memutuskan, belum saatnya dia mati." Mata hitam Mingyu bagaikan berbinar di kegelapan, "Dan kau... kenapa kau sengaja membiarkannya lolos?"

Seokmin menatap Mingyu, tampak ada keterkejutan di matanya meskipun sekejap kemudian dia langsung memasang wajah datar. "Saya tidak sengaja membiarkannya lolos."

"Kau pikir aku bodoh?" suara Mingyu menajam, setajam tatapannya. "Kau adalah pengawalku yang paling berpengalaman, tak mungkin kau bisa diperdaya lelaki itu, kecuali kau memang membiarkan dirimu diperdaya."

Seokmin menelan ludahnya, "Saya ingin membebaskannya, saya takut dia akan membawa masalah untuk kita."

Mingyu melempar handuknya dengan marah ke sofa, "Dalam dua hari ini kau sudah dua kali mengambil keputusan sendiri dan menantangku. Dengarkan ini baik-baik Lee Seokmin," suara Mingyu dalam dan mengancam. "Sekali lagi kau membuat kebodohan dan merepotkanku, bukan hanya pukulan yang kau dapat, aku akan menghabisimu secepat aku bisa."

Suara ancaman itu masih menggema dalam kegelapan, bagaikan janji iblis yang memanggil-manggil meminta nyawa.

Ketika Seungcheol terbangun, yang dirasakannya pertama kali adalah rasa sesak di dadanya. Dia menggeliat panik, mencoba menarik napas sekuat-kuatnya, dalam usahanya mencari oksigen sebanyak-banyaknya.

"Tenang, kau sudah di daratan, kau bisa bernafas dengan normal." suara Mingyu membuat Seungcheol kembali pada kesadarannya.

Dengan waspada dia menoleh dan mendapati Mingyu sedang duduk di tepi ranjangnya. Seungcheol beringsut sejauh mungkin dari Mingyu dan tingkahnya itu memunculkan secercah cahaya geli di mata mingyu.

𝑺𝒍𝒆𝒆𝒑 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑻𝒉𝒆 𝑫𝒆𝒗𝒊𝒍 (𝑮𝒚𝒖𝒄𝒉𝒆𝒐𝒍 𝑽𝒆𝒓.) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang