Kim Mingyu X Choi Seungcheol
••••
Niat awal Seungcheol hanya untuk membalas dendam kepada Kim mingyu yang telah menghancurkan hidup keluarganya. ibu dan ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang diindikasikan bunuh diri karena tidak sanggup men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ❦
_______
Hari pertama dalam kebebasan, Seungcheol luar biasa menikmatinya. Rumah mungil yang dikontraknya dulu masih tertata rapi seolah-olah tidak pernah ditinggalkan sebelumnya. Mungkin Mingyu mengirim seseorang untuk membersihkan rumah ini? Seungcheol menggelengkan kepalanya dan mencoba menghapus bayangan Mingyu dari pikirannya. Dia harus melupakan lelaki itu dan melangkah maju. Pagi itu yang pertama dilakukan oleh Seungcheol adalah memeriksa lemari pendingin dan mengerutkan keningnya ketika menemukan lemari pendinginnya penuh dengan bahan makanan. 'ini pasti ulah lelaki itu.' gumam Seungcheol, menolak menyebut nama Mingyu demi usaha melupakannya. Tetapi Seungcheol tidak ingin membiarkan gangguan ini merusak hari pertama kebebasannya.
Seungcheol mengambil sayuran, daging sapi, dan telur. Lalu membuat tumis daging dengan sayuran dan telur yang berbau harum. Setelah menuang masakan harum itu dari wajan, Seungcheol menuang teh hangat yang sudah diseduhnya tadi pagi ke cangkir warna putih, dan meletakkan semua itu di meja. Sambil menyantap makanan Seungcheol menyalakan komputer. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari pekerjaan, karena Seungcheol harus bertahan hidup. Seperti semula. Seingat Seungcheol, dia masih memiliki tabungan di rekening. Tidak banyak memang, tapi cukup untuk bertahan hidup selama satu sampai dua bulan setelah dikurangi pembayaran kontrak rumah kecil ini secara bulanan. Setelah itu, Seungcheol harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri sekaligus membayar tempat tinggal, kalau Seungcheol tidak bisa melakukan itu, bisa dipastikan dia akan menjadi gelandangan. Jadi, waktunya mencari pekerjaan sangatlah sempit.
Oh ya, hal kedua yang harus dilakukan adalah mengambil uang di tabungan, mungkin nanti siang dia akan ke bank. Seungcheol menghirup tehnya yang terasa harum dan meneguknya dengan tegukan panas yang nikmat. Lalu dia mulai menyantap sarapan sambil membuka situs pencari pekerjaan di komputer. Lowongan kerja... Lowongan kerja yang cepat dan sesuai kualifikasi... Mata Seungcheol bergerak cepat dan mencatat beberapa pekerjaan yang sesuai. Dia mengirimkan beberapa email surat lamaran ke beberapa perusahaan tersebut sambil menghabiskan sarapan.
Ketika Seungcheol melakukan kegiatannya, waktu sudah hampir jam dua belas siang. Seungcheol teringat bahwa dia harus ke bank. Seungcheol bergegas mengambil tas kecil dan hendak keluar rumah ketika ada yang mengetuk pintu. Seketika Seungcheol waspada. Dia tidak pernah punya teman sebelumnya. Jadi, itu tidak mungkin teman yang bertamu bukan? Lagipula, dalam penyamarannya waktu itu karena rencana membalas dendam kepada Mingyu, tidak banyak yang tahu kalau Seungcheol tinggal di rumah kecil ini. Apa itu musuh Mingyu yang ingin mencelakainya lagi? Seungcheol bergidik ngeri. Kemudian menggelengkan kepala berusaha menenangkan diri.
Tidak, musuh Mingyu pasti sudah mengurus masalah itu sebelum memutuskan melepaskan Seungcheol. Jadi, siapa yang mengetuk pintu saat ini? Dengan hati-hati Seungcheol mengintip melalui jendela sebelah dan menemukan seorang lelaki dengan setelan jas mahal dan resmi berdiri di depan pintu rumah. Dari penampilannya, tampak lelaki itu lelaki baik-baik. Tapi penampilannya bisa menipu bukan? Seungcheol masih tidak bisa percaya bahwa Dokter Kwon yang begitu baik dan selalu tersenyum itu ternyata adalah psikopat berjiwa kelam. Seungcheol meraih pisau dapur dan membuka pintu dengan hati-hati, membiarkan rantai tetap menahan pintu itu,