Chapter 26: Luruh

2.2K 209 28
                                    

(=^・ェ・^=)

'

Bughh'
Renjun terjatuh ke rerumputan setelah satu Bogeman keras menimpa pipinya.

"Berapa kali gue bilang jangan ganggu mama gue!!" Renjun menatap ke arah pria yang baru saja memukulnya yang tak lain adalah Jeno.

Renjun masih berada di tempat yang sama, di sebuah taman tempat ia menemui ibu tiri nya. Setelah menangis cukup lama, renjun hanya duduk merenung dengan tatapan kosong dan kepala tertunduk. Mencari suatu ketenangan yang selama ini tak pernah ia dapat, dan seolah tuhan membenarkan anggapan renjun itu. Ketenangannya langsung terganggu saat Jeno datang dengan tiba tiba dan langsung memberi Bogeman keras pada renjun.

Tak hanya sekali, ia bahkan duduk di perut renjun dan terus memukul renjun dengan membabi buta, tak lupa makian kasar yang terus Jeno lontarkan padanya. Sedangkan renjun hanya diam menerima setiap pukulan, tak ada niatan untuk sekedar membela diri. Sungguh ia tak lagi mempunyai tenaga bahkan untuk mengucapkan sepatah katapun.

"Jawab gue sialan? Kenapa Lo selalu jahatin mama gue? Dia ga salah apa apa, yg salah itu Lo, Lo yg ga bisa Nerima kita di keluarga itu, Lo sendiri yang bermasalah, bajingan"

'bughh'

"Jawab gue bangsat, apa yg gue sama mama lakuin sampe Lo selalu jahatin mama gue"

'bughh'

"Sialann,,, Mati aja Lo bangsat,,, arghhhh"

'bughh' 'bughhh'

"Bunuh gue Jen"

Jeno langsung menghentikan kegiatannya, menatap ke arah renjun yang baru ia sadari pria itu cukup berantakan, Wajah pucat pasi, keringat dingin di sekitaran wajahnya, bibir sobek yang sedikit mengeluarkan darah, wajah yang di penuhi memar akibat pukulannya yg keras dan jangan lupakan tatapan kosong yang sejak tadi pria itu keluarkan. 

Jeno bukan tak mendengar apa yang renjun katakan, walaupun pria itu berucap cukup lirih Namun Jeno tau apa yang pria itu katakan.

Entah kenapa hati Jeno cukup nyeri melihat pemandangan pria itu, padahal dirinya lah pelaku pemukulannya.


"Gue minta tolong kali ini, pliss Jen,,, bunuh gue" air mata renjun kembali luruh dengan sendirinya, tanpa isakan tanpa raungan. Jeno masih dalam keterdiaman nya, menyesali apa yang baru ia lakukan, kenapa ia harus hilang kendali.

"Bunuh gue Jen, bunuh gue" Jeno mendengar suara itu sedikit bergetar. Tanpa menjawab sepatah katapun Jeno bangun dari tubuh renjun dan segera menjauh dari sana, membiarkan renjun yang masih terbaring lemah dengan wajah penuh luka, menatap langit dengan oandangan kosongnya.

Lagi,, renjun di tinggalkan setelah dikasih luka. Kenapa tidak membunuhnya saja sekalian, agar rasa sakitnya tidak bertahap.

"Hikss,,, oemma,,, renjun tak sekuat itu oemma,,, renjun lelah,,, sangat lelah,,," renjun menatap langit yang sudah berkabut awan. Seolah semesta ikut menertawakan hidupnya dengan mengirimkan air hujan untuk menemaninya dalam kesakitan.

"Hiks,,, hiks,,, hks,, hks,, hikss,,, heu heuks,,," Tak ada yang dapat mendefinisikan rasa sakit itu, renjun benar benar merasakan lelah yang sangat. Butiran butiran air yang turun dari langit semakin lebat, namun renjun tak ada niatan beranjak dari sana. Ia menangis keras bersamaan dengan air hujan yang ikut membasahi tubuhnya.

Sedangkan Jeno, ia masih di dalam mobilnya, menyaksikan keluar jendela dimana hujan turun dengan lebatnya membasahi seorang pria yang masih saja berbaring di rerumputan sana.

New Life | Renjun X Jaehyun | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang