Chapter 28:Mimpi Buruk Yang Nyata

930 105 6
                                    

(=^・ェ・^=)

Renjun mengambil baju dari dalam lemari, ia baru saja selesai mandi. Setelah mengenakan bajunya, renjun menatap ke arah pantulan cermin yang menampilkan ia dengan pakaian rapi namun wajah yang pucat.

Setelah mimisan tadi saat bangun tidur, renjun memang merasa tubuhnya setikit lelah dan lesu. Rasa mualnya emmang sudah menghilang, namun rasa pusingnya masihlah terasa walau tidak separah tadi.

Renjun mangambil ponselnya, seperti biasa, banyak sekali notifikasi dari jaehyun yang tak satu pun renjun replay. Renjun sedikit merasa heran karna belum mendapat kabar atau satu pun pesan dari Haechan. Karna biasanya jika Renjun menelponnya pasti pria itu akan langsung mengangkat nya.

Namun semalam ia sudah berkali kali menghubungi pria itu, tapi tak satupun panggilan nya yang diterima. Renjun fikir mungkin haechan tengah sibuk dan nanti akan menghubungi nya kembali. Namun ini sudah pagi tapi haechan masih tak menghubungi nya. 'tumben sekali' pikir renjun.

"Apa haechan masih tidur?" Gumam Renjun.

Tanpa menunggu lama, renjun langsung mengambil tasnya dan keluar dari apartemen. Meski kepalanya pening, renjun tetap akan pergi ke kampus, karna berdiam diri di apartemen malah membuatnya semakin pusing, begitu pikirnya.






























(=^・ェ・^=)

Renjun memarkirkan mobilnya di parkiran kampus, ia melirik jam tangannya. Masih ada 15 menit sebelum dosen masuk. Ia berniat akan ke kantin terlebih dahulu untuk membeli sandwich, karna tadi renjun tak sempat sarapan.

Renjun turun dari mobilnya, baru saja berjalan 2 langkah, Jeno langsung menyambutnya. 'Huhff apalagi kali ini?' batin renjun.

"Wahh masih punya muka ya Lo datang ke kampus" ucap Jeno dengan seringainya.

Renjun menaikkan sebelah alis matanya, apa Jeno sedang membahas masalah di taman kemarin? Renjun tak sanggup untuk meladeni omongan pria di depannya ini, di tambah tubuhnya juga kurang sehat, kepalanya masih saja pening.

Renjun melangkah melewati Jeno begitu saja, ia mengambil Earphone di saku celana dan menyumpal benda itu di telinganya. Renjun terus berjalan ke arah koridor menuju kantin.

Entah perasaannya saja atau apa, renjun merasa seperti menjadi pusat perhatian sekarang ini. Apa ada yang salah dengan bajunya? Kenapa semua orang seperti berbisik-bisik mengenai dirinya, belum lagi tatapan sinis dan remeh yang ditujukkan padanya.

Sebisa mungkin renjun berusaha acuh, berjalan normal dengan wajah datarnya, tak menghiraukan kalau mungkin benar bajunya ada yang robek.

Saat di belokan, Renjun berjaln ke arah kanan dimana harusnya ia ke arah kiri jika ingin ke kantin. Namun renjun memutar ke arah kanan dimana disitu hanya tertuju ke toilet.

Renjun masuk ke sana, dan beruntung suasana di dalam toilet begitu sepi. Renjun berputar kiri kanan, menelisik atas bawah berusaha mencari apa ada yang salah dengan penampilannya. Namun nihil, perasaan penampilannya biasa saja selain wajahnya yg sedikit pucat memang. Tapi renjun yakin, sejak tadi ia melewati koridor, semua orang terang terangan menatap sinis ke arahnya dan seolah tengah membicarakannya.

"Huhff,,, serah njing! Gue ga peduli. Kan idup gue emang makanan pokoknya masalah, sehari ga ada masalah kaya impossible banget"

Renjun memilih keluar dari toilet dengan earphone masih di telinganya. Di depan sana ia melihat jaemin yang kini berjalan ke arahnya. Renjun langsung tersenyum dan hendak menghampiri pria itu, tapi saat jaemin melihat atensi renjun, bahkan mereka sempat melakukan kontak mata.

Jaemin langsung berbelok ke arah kanan, bahkan Renjun yang sudah mengangkat tangannya ingin memanggil jaemin pun terdiam. Tangannya masih mengudara, namun senyum yang tadinya mengembang perlahan hilang. 'apa jaemin ga liat gue ya?'renjun membatin.

"Tapi tadi dia liat kok, kenapa dia kaya ngehindar?" Gumam renjun.







































(=^・ェ・^=)

R

enjun mengambil tasnya, mata kuliahnya sudah selesai, ia melirik ke arah jam tangannya yang menunjukkan pukul 3 sore, tapi renjun belum melihat atensi haechan seharian ini. Renjun kembali mengecek handphonenya namun tak ada satu pun panggilan atau pesan dari pria itu.

Renjun merasa sedikit anah hari ini, tentang jaemin yang menghindari nya dan juga tentang haechan yang tak ada kabar. Tak hanya itu, renjun juga merasa semua orang seperti membicarakan nya, bukannya ge er atau apa. Tadi saat pertama masuk kelas semua anak kelas menatap ke arahnya dengan tatapan sinis, begitupun saat di kantin, saat renjun duduk di salah satu meja, anak yang berada di dekat meja nya langsung berdiri dan menjauh duduk di meja lain.

Renjun merasa aneh dan sedikit janggal, namun lagi lagi renjun mengacuhkan itu, ia tetap berjalan tegak angkuh dengan wajah datar andalannya.

Oh ya, renjun juga belum melihat Jaehyun hari ini, biasa saat selesai MK,jaehyun sudah berdiri di depan pintu kelas renjun dan mengajaknya ke kantin atau sekedar mengobrol. Tapi hari ini pria itu juga tak terlihat di kampus.

"Ren" nah itu dia, baru saja di bicarakan. Renjun melihat Jaehyun di depan sana yang terlihat agak berantakan, seperti orang yang di kejar hantu saja.

"Ren, bilang kalo itu bukan Lo" itu adalah kalimat pertama yang jaehyun ucapkan saat tiba di depannya. Sedangkan renjun langsung mengernyitkan dahinya, bingung dengan apa yang pria itu ucapkan.

"Apa sih? Gak jelas banget Lo" jawab renjun seadanya.

"Jangan ngelak ren!!! Semua orang udah tau!! Satu kampus udah tau!! Jangan ngelak lagi!!" Renjun semakin bingung di buatnya. Apa sebenarnya yang pria itu ingin sampaikan. Apanya yang renjun lakukan, apa yang semua orang tau.

"Kenapa Lo diem aja ren? Jawab! Itu Lo atau bukan?!"

"Lo bisa gak, gausah bertele tele? Gue apa? Ngomong yang jelas!!" Tak bisa di pungkiri renjun sedikit resah akan hal itu. Mungkin saja hal yang jaehyun sampaikan itu adalah penyebab kenapa anak anak menatap sinis ke arahnya, atau penyebab jaemin dan Haechan ngejauh.

"Jangan pura pura ga tau ren, foto Lo sama pacar Lo lagi HS udah kesebar di base kampus,,,"

"Hah?" Renjun benar benar bingung sekaligus syok atas apa. Yang di katakan pria di depannya ini.

Renjun memang tak menggunakan aplikasi twit, jadi wajar saja kalau ia memang tak tau apa apa.

Tanpa menjawab jaehyun, renjun langsung berlari dengan tangan yang sibuk menghubungi haechan.

"Apa apaan? Bisa bisanya haechan percaya itu gue" renjun terus berlari ke arah mobilnya, dan langsung menancap gas ke arah apartemen haechan.

Ia juga menghubungi Karina tapi tak dijawab wanita itu.

"Apa Karina juga percaya kalo itu gue?" Renjun menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia harus menjelaskan hal ini pada Haechan, setidaknya haechan dan Karina. Karna hanya mereka yg renjun punya saat ini. Ia akan mengurus jaemin nantinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

New Life | Renjun X Jaehyun | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang