Chapter 29: Kecewa

1.7K 169 62
                                    

(=^・ェ・^=)

'ting tong'
'ting tong'
'ting tong'

Renjun terus saja menekan bel pintu apartemen haechan.

'tok' 'tok' 'tok'
Ia juga terus mengetuk pintu itu tak sabaran.

'ceklek'

Akhirnya, Pintu itu terbuka dan Renjun bisa melihat haechan disana. Padahal pintunya baru terbuka secelah, namun terlihat haechan langsung akan menutup pintu itu kembali, tapi dengan segera renjun tahan.

"Chan?" Ucap renjun tak habis pikir, apa haechan benar benar mempercayai apa yang ada di base?

"Mau apa Lo?" Ucap haechan ketus.

"Chan, jangan bilang Lo percaya sama berita yg di base kampus. Dengerin gue dulu Chan, itu bukan gue. Lo percaya kan sama gue?" Renjun berucap menggebu.

Sedangkan haechan hanya diam saja dengan mata yang menatap marah ke arah renjun. Renjun benar benar tak habis pikir, kenapa haechan lebih percaya pada orang lain di banding renjun.

"Chan! Percaya sama gue!! Lo harus percaya sama gue Chan!!!"

"Lo sendiri ren yang ngebuat gue ga bisa percaya sama Lo!!!" Haechan berucap dengan nada tinggi.

Renjun sempat terdiam setelah mendengar teriakkan haechan. Selama ini yang renjun tau haechan itu periang, ceria, ramah dan clingy padanya. Sampai saat haechan marah itu cukup membuat renjun terkejut karna ini kali pertama baginya.

"Chan,,,"

"Gue kecewa sama Lo ren"

'Blam'

Ucapan Renjun terpotong saat haechan mengucapkan kata yang sangat tak ingin di dengar oleh renjun. Renjun hanya berdiri lemah di depan pintu yang beberapa saat tadi ditutup keras oleh haechan.

Jangan tanya hati renjun, ia benar benar sakit atas ucapan haechan. Renjun tak peduli apa yang orang orang fikirkan tentangnya. Tapi renjun tak bisa menerima kalau haechan dan Karina menjadi salah satu dari mereka.

"Gue tau, pasti Lo dalang di balik ini semua" renjun langsung bergegas ke suatu tempat setelah menebak siapa kemungkinan dalang di balik semua ini.





















(=^・ェ・^=)

'brakhh'
Renjun langsung membuka kasar pintu kayu itu, dan terlihat rumah yang sepi, ia yakin pasti wanita ini dalang di balik ini semua.

"Apa apa an kamu? Ngapain kamu balik kesini lagi?"

Renjun langsung membawa tatapannya ke arah wanita tua yang kini tengah berjalan ke arahnya.

"Mau Lo apa sih? Ga cukup dengan ngebuat keluarga gue hancur? Lo mau liat gue sehancur apa lagi??!!" Kali ini Renjun bernar benar tak akan memaafkan wanita ini. Ia akan mengatakan pada ayahnya tentang sebenarny wanita inilah yang membunuh mama.

'Plakk' tamparan keras itu renjun terima sebagai jawaban dari pertanyaan nya.

"Kamu benar benar keturunan wendy,datang datang langsung nuduh orang sembarangan! keluar sekarang juga sebelum saya benar benar membunuhmu"

"Lo bener benar ga punya malu ya? Harusnya Lo yang keluar!!!! ini rumah gue! Bisa ya Lo hidup tenang,tinggal nyaman di rumah orang yang udah lo bunuh!! Ga tau diri"

'Plakk!!'
Lagi, tamparan keras di pipi kanannya itu renjun terima lagi.

"Diam!!! Anak sialan kamu!!!"

"Lo yg sialan!!! Gara gara Lo anjing!! gara gara Lo gue,,, argghhhh" renjun benar benar telah mencapai puncak kesabarannya.

"Mau Lo apa sebenarnya?!!!"

"Saya mau kamu mati dengan ibumu!!"

"Lo yang harusnya mati sialan!! Liat aja, Gue bakal bilang sama papa tentang semuanya"

"Cihh, oke,, kita liat sebentar lagi, siapa yang bakal menang,,,,"
'ceklek'
Renjun menoleh ke arah pintu saat mendengar ada seseorang yang masuk.

'deg!' badannya langsung kaku. Setelah sekian lama, ini kali pertama ia berhadapan langsung dengan ayahnya lagi.

Jujur saja, Renjun sangat merindukan pria itu, di tambah akhir akhir ini ia sering memimpikan keluarganya. Membuat renjun ingin sekali memeluk pria itu saat ini.

Renjun melihat sang ayah yang berjalan ke arahnya sedikit tergesa.

'Apa ayah akan memelukku?' kira kira begitulah pemikiran renjun saat ini.

'bughh'
'brakhh'

Pupus sudah, awalnya renjun fikir ayahnya akan memeluknya dan meminta maaf atau sekedar bertanya keadaannya. Padahal renjun sudah bertekad akan memaafkan ayahnya jika sang ayah meminta maaf padanya, karna jujur ia juga sangat merindukan sang ayah.

Namun pemikiran renjun tetaplah angan semata. Nyatanya sang ayah tergesa menghampirinya dan memberi satu pukulan keras pada pipi kiri renjun hingga renjun terjatuh bahkan kepalanya terantuk dengan meja hias di sana.

'shh' renjun sedikit meringis memegang kepalanya. Jangan lupakan sejak bangun tidur pagi tadi kepalanya sudah nyeri, dan kini rasa nyeri itu kembali menyerang.

"Papa beneran ga ngerti sama kelakuan kamu ren, apa sih kesalahan yang udah papa buat sampai punya anak kaya kamu. Kamu masih berani pulang setelah berita tentang kamu tidur sama lelaki tua itu kesebar dimana mana? Dan apa ini? Papa tau kamu benci mama tapi papa ga tau kamu bisa bertindak sejauh ini"

Sungguh, rasanya kepala renjun akan pecah sebentar lagi, ini luar biasa nyeri.

"Maa!! Mama kenapa maa?!!"
Lirih renjun menangkap suara tangisan seseorang yang menangis memanggil manggil mamanya, apa itu suara Jeno? Bahkan untuk sekedar memutar kepalanya saja renjun kesulitan.

'Bughh'
'bughhh'
Bahkan pukulan sang ayah tadi masih sangat terasa nyeri, kali ini Renjun merasakan pipi nya kembali terhantam kepalan tangan yang ia duga milik Jeno. Tak hanya itu, perut nya juga di tendang keras,tubuhnya benar benar terasa remuk. Telinganya berdenging, renjun tak dapat mendengar apa yang Jeno teriakkan padanya. Renjun hanya bisa menangkap suara gemuruh dan dengingan.

Dalam posisi terlentang, renjun dapat melihat sang ayah yang tengah membopong tubuh ibu tirinya dan di bawa keluar. Renjun tak tau apa sebenarnya yang ibu tirinya lakukan hingga ayah marah besar padanya.

'ma? Mama liat kan? Aku pulang ingin meminta keadilan tapi apa yang kudapat? Apa mama masih mau nyuruh renjun buat bisa Nerima papa? Kali ini ga ma, aku minta maaf, aku akan terima kalau mama bakal marah sama aku, tapi mulai detik ini, papa menjadi orang pertama yang paling kubenci'

Jika bisa didefinisikan, tubuh renjun terasa seperti terkoyak koyak, tulang nya terasa patah, kulitnya terasa tercabik cabik, tapi di banding itu semua renjun lebih memilih menahan sakit dari pada berlama lama di rumah yang dulunya membawa kebahagiaan baginya.

Dengan sekuat tenaga, renjun bangun dengan tubuh lemah itu, berjalan tertatih ke luar rumah, setidaknya sampai ia memesan taksi supaya kalau ia akan pingsan ia tak lagi berada di rumah itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

BACA DULU PENTING, LEBIH PENTING DARI PADA HAPPY ATAU SAD ENDING.

NIH YA! BUAT YANG UDAH BANTU JELASIN TENTANG PENYAKIT NYA RENJUN ITU APA (in RL) BIG THANK FOR YOU, BENER BENER MAKASIH BANGET.... BUT, INI DUNIA WATTPAD DIMANA SEMUA CERITA ITU GUE YANG CIPTAIN,

PADAHAL DI BIO CERITA GUE UDAH PERINGATIN, KALO INI "KARANGAN BUKAN REAL"

Huhfff, tapi makasih juga karna udah bantu koreksi jadi buat yang baca juga sedikit nambah ilmu, makasih buat yang lain juga.

Gue cuman mau bilang, nulis itu ga segampang yang Lo kira, kita juga butuh inspirasi, ide, kalo lagi ga ada inspirasi tapi maksa nulis bakal ga nyambung banget makanya butuh effort besar buat nulis.

New Life | Renjun X Jaehyun | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang