Chapter 30: Haechan Side

1.2K 110 5
                                    

(=^・ェ・^=)

Lirih Hembusan angin terasa begitu mencekik kulit, hawa dingin seolah menusuk masuk ke dalam tulang belulang, cahaya bulan ikut menambah suasana malam yang gelap menjadi sendu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.45 KST. Namun Seorang pria masih terlihat berjalan terseok Seok dengan badan yang penuh luka juga wajah yang terdapat bekasan darah. Badannya juga terlihat sedikit bergetar, nntah karna apa. Namun jika di teliti lebih dalam pria itu terlihat seperti orang yang ketakutan. Matanya menatap was was sekitar, tangannya terlihat saling mengelupas kukunya sendiri sekali kali juga menggigitnya.

Pria itu terus berjalan ke arah jembatan yang cukup terkenal di Korea sana. Jembatan sungai Han, yang memiliki pemandangan begitu indah, namun juga terdapat banyak kisah tragis di sana. Apa yang akan pria itu lakukan di sana malam malam begini?

Terlihat pria itu menatap dalam ke arah aliran sungai yang cukup deras, seketika raut yang tadinya ketakutan berubah menjadi rautan sendu dengan tatapan kosong khas orang putus asa. Kakinya mulai beranjak menaiki pembatas jembatan yang lumayan tinggi itu, matanya masih berfokus ke arah aliran sungai yang terlihat cukup kencang malam ini, mungkin jika seseorang jatuh akan langsung hilang terbawa arus.
















(=^・ェ・^=)

HAECHAN POV
Haechan mengambil hp nya, yang hari ini belum ia pegang sama sekali, haechan baru saja pulang dari tempat gym dan baru selesai membersihkan diri. Saat tangannya ingin meraih benda pipih itu tiba tiba bel apartemen nya berbunyi. Meninggalkan handphone nya, haechan langsung bergegas keluar kamar menuju pintu depan.

Namun baru saja membukanya secelah, haechan langsung ingin menutup pintu itu setelah tau siapa yang datang berkunjung. Renjun, adalah pria yang datang berkunjung itu. Renjun langsung menahan pintu yang akan ditutup haechan.

"Chan?"
Itu adalah kata pertama yang Haechan dengar dari bilah bibir pria itu. Jika ditanya, haechan sebenarnya sangat merindukan pria mungiel ini, ia sangat ingin memeluk renjun dan memberi dukungan pada pria itu. Namun kekecewaan haechan tak kalah besar dari rasa rindunya.

"Mau apa lo?" Dari apa yang Haechan lihat, renjun cukup terkejut dengan jawaban darinya tadi. Sungguh, haechan sangat menyayangi renjun, tapi kali ini haechan butuh waktu, ia masih sangat marah pada renjun karna merahasiakan hal sebesar itu padanya.

"Chan, jangan bilang Lo percaya aama berita yang di base kampus. Dengerin gue dulu Chan! Itu bukan gue! Lo percaya kan sama gue?"

Haechan langsung menatap marah ke arah renjun, 'apa tadi? Percaya? Kenyataan nya Lo yg ga mau percaya sama gue jun' batin haechan berteriak.

"Chan! Percaya sama gue!! Lo harus percaya sama gue Chan!!"

"Lo sendiri ren yang ngebuat gue ga bisa percaya sama lo!!!" Diluar kendali, haechan benar benar meriaki renjun. Haechan merasa kecewa pada renjun, renjun menyuruh haechan percaya padanya tapi dia sendiri tak bisa mempercayai haechan!.

"Chan,,," suara renjun terdengar gemetar.

"Geu kecewa sama Lo ren"

'blam'
Haechan menutup pintu nya dengan keras, lalu bersandar di depan pintu, badannya merosot ke bawah, Haechan kecewa pada renjun, tapi haechan lebih kecewa pada dirinya sendiri. karna ia tak bisa bersikap biasa saja, pura pura tidak tau. kenapa haechan harus memarahi renjun, arghh,,haechan terus saja memaki dirinya sendiri.

Tentang apa yang renjun katakan tadi, sebenarnya haechan sama sekali tak mengerti akan hal itu, hanya saja kekecewaan nya terhadap renjun ikut terseret hingga membuatnya mengamuk tanpa sebab.

Haechan bahkan sangat jarang membuka Base Kampus yang isinya sangat membosankan itu, jadi bagaimana bisa itu tau tentang apa yang Renjun bicarakan tadi. Dengan langkah perlahan haechan beranjak ke arah kamarnya dan meraih benda pipih yang belum ia pegang hari ini. Haechan langsung membuka aplikasi twitt dan membuka base kampus.

Dalam seperkian detik, matanya melebar dan membulat, nafasnya tercekat, badannya kaku. Haechan benar benar dibuat syok dengan apa yang ia lihat saat ini. Seketika perasaan bersalah menyelimuti dirinya. Jika ia tau yang di maksud renjun adalah hal seperti ini haechan tak akan membiarkan renjun pergi begitu saja.

Tentu saja haechan tak akan mempercayai apa yang ia lihat di base itu, haechan tau renjun seperti apa, dan kemanapun renjun pergi haechan tau, bahkan haechan hampir setiap hari berada di dekat renjun, jadi mana mungkin pria yang ada di video itu adalah Renjun.

"Sial" umpat haechan kesal.

Haechan langsung beralih ke panggilan dan menghubungi seseorang.

"Cari tau tentang video yang gue kirim dan cari dalang nya, gue bakal bayar berapapun, gue mau secepatnya"
'tut'
Tanpa menunggu jawaban dari seseorang diseberang sana haechan langsung mematikan telponnya.

Ia berusaha menghubungi renjun berniat menjelaskan bahwa haechan percaya dengan apa yang renjun katakan. Namun nihil, nomor renjun tidak aktif bahkan setelah beberapa kali haechan coba menghubungi pria itu tetap saja hanya suara operator yang terdengar.

Haechan langsung mengambil jaketnya berniat pergi ke apartemen renjun, ia harap renjun berada di apartemen dengan keadaan yang baik baik saja. Entah kenapa perasaan Haechan saat ini cukup resah dan tak enak. Haechan harap ini tak ada kaitannya dengan renjun.
















(=^・ェ・^=)

'Ting tong'
'

Ting tong'
'Ting tong'
'Ting tong'

'Duk Duk Duk'
'Duk Duk duk'

Haechan terus saja menggedor pintu apartemen renjun, berkali kali juga menekan bel tersebut namun tak kunjung dibuka oleh pemiliknya. Rasa resah di hati haechan semakin menjadi, entah kenapa feeling haechan mengatakan ia harus menemui renjun secepatnya setelah memastikan renjun baik baik saja baru lah haechna bisa merasa lega.

Namun apa yang bisa haechan lakukan, ia tak menemukan renjun di apartemen nya jadi kemana haechan harus mencari pria itu, karna biasanya jika renjun tak berada di apartemen miliknya maka kemungkinan renjun berada di apartemen Karina tapi bahkan Karina sedang tak di Korea jadi sangat tak mungkin renjun kesana.

Haechan melangkahkan kakinya beranjak dari sana. Haechan akan mencoba mencari Renjun ke kampus walau sebenarnya tipis kemungkinan renjun berada di sana, mengingat rumor seperti ini tak mungkin tak membuat penduduk kampus heboh
























(=^・ェ・^=)

Usaha Haechan tidak membuahkan hasil apa apa, haechan sudah mencari ke seluruh area pelosok kampus, bahkan hingga langit yang tadinya terang kini berubah menjadi gelapnya malam, haechan masih belum menemukan pria itu.

Rasa resah di hatinya kian membuncah, perasaan takut yang sangat kuat tiba tiba datang menghampiri. Pikirannya tak bisa fokus, nalurinya ikut mengatakan jika Renjun dalam bahaya. Namun haechan sendiri penepis keras tentang perasaan itu.

"Ren, pliss, Lo dimana?


'drrrttt'
'drrrttt'
Haechan merogoh saku celananya, mengambil benda pipih yang barusan berdering. Haechan langsung mengangkat saat melihat siapa yg menghubungi nya.

"Cepat katakan! Siapa pelakunya!"

',,,,'

"Sialan!! Kirim rekening Lo, gue bakal tf, tapi sebelum itu, Lo punya tugas baru! Cari renjun sampai ketemu, Lo bakal gue bayar 2kali lipat"

'tut'
Haechan langsung berlari setelah mematikan panggilan itu, haechan langsung mengeraskan rahangnya saat tau siapa pelaku dibalik semua ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




New Life | Renjun X Jaehyun | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang