Dua || Feeling

54.6K 3K 29
                                    

Hari yang cerah untuk pagi ini, disebuah rumah megah kawasan Setra Duta seorang Lelaki sedang memperhatikan penampilannya didepan cermin.

Melingkarkan dasi dilehernya. Membungkus kemeja putih yang di pakainya dengan jas hitam kesukaannya. Merapikan sedikit gaya rambutnya.

Lalu berjalan menuruni anak tangga yang melingkar, senyum tak pernah pudar yang tercetak dibibirnya. Pikirannya terbayang oleh gadis berjilbab yang dua hari lalu mencuri perhatiannya. Lelaki itu berjalan ke arah meja makan. Disana sudah ada Pria dan Wanita paruh baya yang sedang sarapan.

"Pagi Mam, Pi," Sapa Zidan .

"Pagi," jawabnya berbarengan.

Zidan langsung duduk disebelah Tio-Papinya dan disebrang Dara-Maminya. Mengambil roti beserta selai coklat kesukaannya. Sedari tadi senyum itu masih tercetak dibibirnya, membuat Dara terheran melihat kelakuan anak semata mayangnya itu.

"Ada yg lagi happy nih Pi," goda Dara sambil melirik kearah Tio dan Zidan.

Zidan melirik keduanya sambil tersenyum tipis.

"Kamu tuh kenapa sih Dan? Senyum-senyum terus?"

"Palingan lagi jatuh cinta Pi," timpal Dara.

"Nggak kok Mi, Pi. Pagi ini Mood Zidan lagi bagus aja," ucap Zidan sambil memakan rotinya.

Tio dan Dara hanya senyum-senyum ngangguk, dan melanjutkan sarapannya.

"Oh iya Dan, kapan kamu menikah? Mami kan sudah semakin tua. Pengen gendong cucu," tanya Dara.

Zidan tersenyum pada Dara, "Sabar ya Mi,." ucap Zidan sambil merapikan pakaiannya dan kemudian beranjak.

"Zidan Pamit ya Mi, Pi. Assalamualaikum," pamit Zidan menyalami punggung tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam." jawab mereka berbarengan.

Zidan langsung memasuki mobilnya, menyalakan musik dimobilnya dan mencantapkan gas melenggang keluar garasi rumah.

* * *

Ditempat lain.

"Mas, dimakan dong sarapannya," ucap Seorang gadis bernama Sekar.

Arga hanya diam mendengar ucapannya, ia mengaduk-ngaduk sarapannya. Pikirannya melayang-layang dengan ucapan Zidan semalam.

Karena kesal, Sekar terpaksa menepuk bahu Arga. Arga meringgis merasakan tepukan Sekar.

"Ada apa ini Pagi-pagi sudah ribut?" tanya Seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba datang karena mendengar suara gaduh.

"Ini nih Ummi, Sekarnya main tepuk-tepuk aja." ucap Arga sambil mengusap-ngusap bahunya.

"Lagian Mas Arga sih Mi, bukannya sarapan malah ngaduk-ngaduk makanannya. Kalau nggak mau dimakan jangan digituin, kan mubazir," ucap Sekar.

Salmah-Umminya hanya menggeleng-gelengkan melihat kedua anak-anaknya ini. Salmah mulai duduk dikursi makan sebelah Arga.

"Mi, nanti Ummi nggak usah ke pondok ya. Ummi dirumah aja, biar nanti Arga yang kesana sepulang kantor," ucap Arga pada Umminya.

"Jangan Mas, Mas kerja aja. Ummi gapapa kok."

Arga dan Sekar saling berpandangan. Arga mengisaratkan Sekar untuk membujuk Umminya. Sejak Kepergian Abahnya setahun lalu, Umminya jadi sering mengantikan tugas Abahnya. Dan selama itu pula Salmah selalu mau mendengarkan bujukan Sekar dibanding Arga.

"Ummi," panggil Sekar halus. "Ummi harus banyak istirahat, Ummi sedang tidak enak badan," ucap Sekar.

"Ummi baik-ba.. ukhuukk ukhuuukk," ucap Salmah terhenti karena terbatuk.

Rahasia Takdir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang