Extra Part IV

40.5K 1.7K 115
                                    

Yasmin berjalan pelan sambil memegang perutnya yang sudah membuncit. Ia tersenyum lalu menyalim suaminya yang baru saja pulang larut karena lembur.

Melihat wajah Zidan yang kelelahan, Yasmin menampilkan senyumnya meski matanya kini sudah lelah ingin terpejam.

"Kamu ko nungguin aku sih Yas? Kan kasian harus nunggu sampe jam segini," tanya Zidan sambil memapah istri tercintanya itu menuju kamar mereka.

"Tadi belum tidur Mas, lagian sambil baca buku juga jadi nggak kerasa udah malem gini."

"Lain kali kamu istirahat aja ya, biar Mbo yang bukain pintu."

Yasmin mengangguk sambil mengusap pipi Zidan yang selama kehamilan kedua ini sering ia lakukan.

"Mas mandi dulu gih, adik bayi minta ngobrol sama Ayahnya."

Zidan terkekeh lalu mencium perut Yasmin dan mengelusnya. 

"Oke, Ayah mandi dulu ya Adik bayi."

"Iya Ayah."

Lima belas menit kemudian Zidan sudah berbaring di samping Yasmin. Ia merangkul Yasmin ke dalam pelukannya.

"Adik bayi nggak nakal kan hari ini?" tanya Zidan sambil mengelus perut Yasmin.

Seketika matanya terbelak begitu merasakan dua tendangan di perut iatrinya itu.

"Adik bayi yang tenang ya, jangan buat Bunda sakit."

"Nggak sakit ko Ayah, Bunda malah seneng Adik bayinya aktif di dalam perut Bunda."

"Ayah doain kamu sehat ya Nak. Kelak menjadi anak yang sholeh/sholehah."

"Aamiin."

"Bunga gimana? Masih aktif juga?"

"Hmm.. Tadi siang nggak bisa diem banget gara gara temennya main ke rumah. Semua mainan di berantakin. Terus tadi sore waktu mandi dia main air sampe kamarnya basah."

Zidan terkekeh geli mendengar cerita Yasmin mengenai putri pertamanya itu. Ia tidak terkejut karena ia tahu bagaimana hyperaktifnya Bunga yang terkadang sering membuat Zidan khawatir.

"Kamu jangan cape-cape. Kasian kan Adik bayinya di bawa gerak terus."

"Malahan bagus loh Mas kalau gerak-gerak."

"Iya bagus, tapi kalau geraknya buat ngeladenin Bunga lari sama ngeberesin mainannya dia jangan ya. Biar minta tolong Mbo aja."

"Iyaa Mas sayang."

Zidan tersenyum kemudian mengecup puncak kepala istrinya dengan sayang.

"Oh iya, Bunga minta liburan sama kamu Mas."

"Liburan kemana?"

"Nggak tau, besok coba tanya aja sama dia. Kasian udah seminggu Mas sama Bunga jarang banget main."

"Oke, besok aku tanya Bunga. Kangen juga sama putri cantiknya Ayah itu."

Yasmin terkekeh, kemudian mengeratkan pelukannya pada tubuh Zidan. Ketika di rasa nyaman, tanpa berkata mata Yasmin langsung terpejam.

Zidan yang melihat itu hanya tersenyum samar kemudian mematikan lampu tidur dan menyusul istrinya terlelap ke alam mimpi.

* * *

Pagi sekali Zidan sudah bangun. Hari ini hari sabtu dimana Zidan akan di bebaskan dari pekerjaan kantornya selama dua hari. Dan ia akan mempergunakan waktu luangnya untuk bersama dengan keluarga keluarganya.

Zidan membuka pintu kamar Bunga perlahan. Ia duduk di sisi tempat tidur Bunga dan mengarahkan wajahnya untuk mencium pipi gembil putri pertamanya itu.

Rahasia Takdir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang