Karina Amelia, wanita cantik berusia 24 tahun. Karin merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya meninggal saat lelaki yang di sayanginya tidak mau bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Begitupun dengan orang tuanya, meninggal karena sakit-sakitan. Di tinggal oleh keluarga dan di jauhi kedua keluarga besarnya membuat Karin menjadi egois dan ambisius.
Ia tidak menyangka hidupnya hancur seperti ini. Ia tidak percaya bahwa Tuhan itu adil. Jika Tuhan adil, mengapa ia memberikan cobaan yang tidak sanggup di lalui Karin.
Ingatlah, Tuhan memberikan suatu cobaan tidak melebihi batas kemampuan hambanya. Tuhan memberikan cobaan karena yakin bahwa hambanya itu bisa melewatinya dengan sabar dan ikhlas.
Seakan tak pernah mengingat perkataan Ibunya sesaat sebelum meninggal. Karin menjadi orang yang menjauhi agamanya. Ia sering pergi ke clubbing sana-sini. Sering menghancurkan kebahagiaan orang lain. Hidup yang dijalaninya terlalu suram untuk masa depannya kelak.
Malam itu, Karin di paksa oleh om-om untuk mengikutinya. Saat itu Karin masih bertekad menjaga keperawanannya. Tak berhasil meronta-ronta, akhirnya ada seorang Lelaki yang menyelamatkannya.
Lekaki itu membantu Karin untuk terlepas dari om-om. Membawa Karin ketempat yang jauh dari clubbing. Disana, hanya berdua dan Karin menangis. Menumpahkan segala emosi yang rasakannya dengan menangis.
Lelaki yang berada di hadapannya itu menatapnya Iba. Sejak melihat Karin di paksa keluar dari sebuah cafe, lelaki itu mengikuti kemana perginya. Hingga Karin menronta dan berteriak, lelaki itu muncul untuk menyelamatkannya.
Tangisan Karin sedikit mereda, lelaki itu berjongkok menatap Karin. Karin balik menatapnya, ia masih sesenggukan. Zidan mengulurkan tangannya.
"Saya Zidan Alfarizi."
Karin menatap lelaki di hadapannya ragu. Tapi kemudian, ia lun mengulurkan tangannya.
"Karina Amelia."
***
Kisah hidup yang tragis. Sering kali Karin mentertawakan kisah hidupnya. Mengingat betapa suramnya masa-masa itu. Namun, ia beruntung bertemu dengan lelaki yang tengah tertawa dengan wanita polos berjilbab itu. Rasanya kebahagian itu kembali hilang. Kebahagiaannya di rebut oleh wanita itu.
Seperti pasangan baru pada umumnya, akan selalu manis di awal-awal. Tidak mengetahui bagaimana pahitnya kehidupan. Setelah mencari tau tentang wanita itu, Karin tersenyum jahat. Seperti wanita yang tidak memiliki perasaan, ia sudah memikirkan bagaimana rencana untuk menghancurkan hubungan mereka dan mengambil kembali kebahagiaan miliknya.
Zidan dan Yasmin baru saja ke luar dari resto untuk makan siang. Mereka berjalan untuk kembali ke kantor. Berhubung resto ini dekat dengan kantornya. Saat akan menyebrang, lampu masih berwarna Hijau.
Lima menit kemudian lampu berubah merah, para pejalan kaki bebas menyebrang di zebra cross. Kala itu pejalan kaki hanya sedikit, karena ingin menjahili Zidan akhirnya Yasmin berjalan cepat. Tak sadar bahwa dari sampingnya ada sebuah motor yang sengaja menerobos lampu merah.
"YASMIN!" pekik Zidan keras. Ia langsung berlari dan menarik Yasmin ke dalam pelukannya.
Tubuh Yasmin bergetar. Keringat mulat membasahi. Matanya sudah berkaca-kaca, bibirnya bergetar. Yasmin kaget.
Ya, hanya kaget.
Zidan memeluk Yasmin erat. Mengelus punggung Yasmin. Nafasnya sama tidak beraturannya seperti wanita yang berada di pelukannya itu. Dadanya naik turun, ia kaget melihat kejadian seperti tadi.
Jika saja ia telat beberapa detik, maka ia tidak akan bisa memeluk erat wanita di pelukannya ini. Ini semua kesalahannya, jika saja ia tidak lalai menjaganya.
"Kamu nggak papa?" Zidan bertanya dan melepaskan pelukanya perlahan.
Tangan Yasmin masih bergetar, setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Sungguh, ia benar-benar kaget sekaligus takut. Jika saja lelaki yang dihadapannya tidak menolongnya tepat waktu entah apa yang akan terjadi pada dirinya.
Zidan menggenggam tangan Yasmin, "Kamu aman."
"Aku takut," gumamnya lirih. Suaranya pun ikut bergetar. Yasmin masih belum sadar dari ketakutannya.
"Tenang, ada aku," Zidan merangkul bahu Yasmin. Melangkahkan kakinya menuju kantor.
Dari dalam resto, seorang wanita tengah tertawa jahat. Menurunkan ponsel yang baru saja di pakainya.
"Ini baru permulaan, Yasmin."
***
Zidan Alfarizi : Kamu nggak papa kan sayang?
Yasmin tersenyum membaca esan suaminya itu. Semenjak kejadian tadi, tak henti-hentinya Zidan menanyakan kabarnya.
Ariana Yasmin : Iya mas, aku baik-baik saja.
Yasmin menyimpan ponselnya di atas meja. Melanjutkan kembali pekerjaannya. Tak lama kemudian ponselnya kembali bergetar.
Zidan Alfarizi : Pokoknya pulang kerja nanti kita ke rumah sakit. Aku takut terjadi apa-apa.
Yasmin menggeleng takzim membaca pesan itu, "Berlebihan banget sih khawatirnya," gumamnya lalu terkekeh.
Ariana Yasmin : Tidak usah, mas. Yasmin baik-baik saja. Nggak usah berlebihan deh.
Oh iya, Yasmin lagi kerja nih mas. Nggak lucu kan Line-an mulu sama suami :D
Zidan tak membalas pesannya lagi, ia beranjak menuju pintu ruangan lalu membukanya. Jasnya yang tadi rapi sudah tersampai di lengan kiri. Zidan berbisik sebentar pada Arga, lalu berjalan ke meja Yasmin.
"Ayo pulang," ajak Zidan.
Yasmin mendongkak, "Tapi belum selesai Mas," ucapnya berbisik.
"Besok lagi aja, ayo udah sore juga."
Yasmin mengangguk kemudian menyimpan filenya. Setelah itu beranjak dan beriringan dengan Zidan. Selepas melihat kepergian pasangan itu, ponsel Arga tiba-tiba berbunyi.
"..."
"Saya sendiri, ada perlu apa?"
"..."
"Baik, saya segera kesana."
***
"Ternyata kamu pun sudah berubah ya," ucap seorang wanita ketika orang yang ditunggunya sudah datang.
"Ada keperluan apa bertemu dengan saya?"
"Santai dulu, boy. Duduk dulu," ucap wanita itu basa-basi."Aku ingin menawarkan kerja sama yang bagus...." wanita itu menjelaskan maksudnya dengan panjang lebar. Menjelaskan dari A~Z.
Lelaki itu berdiri, "Saya tidak mau, dan tidak akan pernah melakukan hal bejat itu. Saya permisi, dan saya ingatkan jangan pernah menghubungi saya lagi."
Wanita itu mendesis menatap punggung lelaki yang menjauh. "Kamu akan kembali padaku dan menerima kerja sama itu, Arga."
[==#==]
TBC~:)
Haiii, ceritanya kok kayak sinetron ya?? Haha ..
Biar aja yaa, vommentsnya jangan lupaaa.
Salam,
Hana
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir ✔
Espiritual[ Belum sempat di revisi. Typo berterbaran ban banyak kerancuan rangkain kalimat ] Bagaimana takdir akan memihak bilamana kita selalu hidup dengan lingkaran kebohongan. Apa yang terjadi jika kebohongan itu terungkap? Hidup bahagia atau sebaliknya? ©...