Akhirnya targetnya nyampe juga yaa .. Makasih buat yang udah ngevote dan comment nya di part sebelumnya ..
Maaf kalau part ini kurang memuaskan, jujur masalah ini bukanlah puncak konflik mereka.
~ Happy Reading ~
Perlahan Zidan menghampiri istrinya yang tengah menagis. Lelaki itu hampir saja mendekapnya jika saja tubuh dihadapannya iu tidak menjauhinya.
Yasmin menatap Zidan dengan tatapan kecewa. Ia mencoba menahan air matanya agar tidak keluar. Menarik nafasnya kemudian mengeluarkannya.
"Yas, aku bisa jelasin," ucap Zidan berusaha mendekat.
Yasmin mundur perlahan, "Jelasin apa lagi mas? ini semua udah jelas," ucapnya lirih sambil menunjuk beberapa foto yang baru ia lihat.
"Tapi Yas ini semua ngg--"
"Udah mas, sekarang nggak ada yang perlu di jelasin lagi," Yasmin beranjak dari tempatnya mengambil tas laptop yang ia simpan di dekat lemari.
"Ini mas," dengan ragu Zidan mengambilnya. Sebelum ia sempat berbicara, istrinya itu sudah pergi dengan langkah terburu-buru.
Bahu wanitanya bergetar, Yasmin menangis.
Zidan mengusap wajahnya kasar, ia melempar laptop itu ke atas sofa. Lalu duduk disebelahnya. Pikirannya kalut, firasatnya benar saja jika hal ini akan terjadi.
Firasatnya, Yasmin akan mengetahui apa yang ia perbuat sebelum ia menjelaskannya.
Yasmin menutup pintu kamarnya, wanita itu berjalan kearah sofa dan duduk disana. Memeluk lututnya sambil terisak. Hatinya sesak, seseorang yang ia cintai kenapa bisa melakukan sesuatu yang sangat membuatnya kecewa.
Beberapa menit kemudian tangisan Yasmin sudah berhenti, tapi wanita itu masih menyembunyikan wajahnya. Ia tampak kacau sekarang, wajahnya memerah dan matanya juga sedikit bengkak karena terus menangis.
Yasmin beranjak dari duduknya, berjalan ke arah kamar mandi. Mengambil wudhu kemudian memohon pertolongan Tuhannya.
* * *
Waktu sudah memasuki waktu magrib, sejak kejadian tadi, Yasmin belum keluar dari kamarnya begitu pula Zidan yang masih berdiam di ruang kerjanya.
Dari tadi ia masih belum berani berhadapan dengan Yasmin, apalagi kalau harus melihat wanita itu menangis lagi, karenanya.
Memdengar suara adzan berkumandang, Zidan menghela nafasnya. Berani tidak berani, lelaki itu beranjak. Ia yang memulai, dan ia yang harus menyelesaikan semuanya.
Lelaki itu membuka pintu kamar perlahan, melihat ruangan yang terlihat sepi dan dingin. Zidan melangkah masuk diikuti pintu kamar mandi yang terbuka.
Tampaklah wanitanya baru saja berwudhu. Wajahnya tampak pucat dan matanya membengkak.
'Apa kamu menangisi suamimu ini, Yas?' Tanyanya getir dalam hati.
Yasmin beranjak dari tempatnya, menggelarkan dua sajadah. Zidan menahan nafasnya ketika Yasmin mengajaknya shalat berjamaah.
Meskipun tidak langsung, tapi terimakasih karena masih menganggapku sebagai imammu, batinnya berkata.
Zidan melanglahkan kakinya menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya serta mendinginkan pikirannya. Selesai mandi, Zidan berjalan kearah sajadah di depan Yasmin lalu mengucapkan iqamah.
Mereka berdua shalat dalam khusyu, bersujud di bawah lindungannya, berdoa agar di jauhkan dari segala prasangka buruk. Selesai shalat, diantara mereka belum ada yang beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir ✔
Spiritual[ Belum sempat di revisi. Typo berterbaran ban banyak kerancuan rangkain kalimat ] Bagaimana takdir akan memihak bilamana kita selalu hidup dengan lingkaran kebohongan. Apa yang terjadi jika kebohongan itu terungkap? Hidup bahagia atau sebaliknya? ©...