Tujuh Belas || Kebahagiaan Yang Terenggut (B)

32.2K 1.9K 101
                                    

~ Happy Reading ~

Matahari sudah berada di arah jam dua belas. Seorang wanita tengah menatap sebuah rumah besar yang beberapa tahun silam pernah ia tempati.

Kenangannya di rumah itu masih ia ingat jelas. Mau itu kenangan baik atau buruk. Bahkan yang ia ingat adalah ketika Tio mengusirnya.

Wanita itu tersenyum sinis, lalu memarkirkan mobilnya disamping rumah itu. Ia keluar dan berjalan dengan angkuhnya tanpa permisi.

Saat ia berdiri di depan pintu, ia menekan bel. Beberapa saat kemudian pintu terbuka. Wanita itu tersenyum ketika sang pemilik rumah lah yang langsung membukanya.

"Apa kabar tante? Masih ingatkah dengan ku?"

Dara menatap terkejut wanita dihadapannya itu. Ia masih tidak percaya bahwa wanita yang berada dihadapannya itu adalah wanita yang selama ini berusaha merusak keharmonisan rumah tangganya maupun anaknya.

"Ada apa kamu datang kesini?" tanya Dara datar.

Wanita itu tertawa, "Calm down tante. Aku hanya berkunjung ke rumah lamaku. Lagi pula aku merindukan suasana rumah ini. Dan tentunya, aku sangat merindukan tante dan juga putra tersayang tante."

Dara giginya sambil menatap tajam wanita di hadapannya, "Lebih baik anda pergi sekarang."

Wanita itu tertawa lagi, "Saya tidak akan pergi sebelum saya menghancurkan hidup tante dan anak tante. Lihat saja, saya akan rebut apa yang sudah seharusnya menjadi milik saya."

"Kamu gila Karin."

Wanita benama Karin itu terkekeh, "Airnya tante menyebut namaku juga. Aku pikir tante akan lupa setelah lama kita tidak berjumpa."

'Bagaimana mungkin aku melupakan wanita sepertimu Karin. Bahkan kamu selalu mengingatkan akan putri cantikku,' batin Dara sambil menatap lekat Karin.

Karin berjalan mendekati Dara yang berdiri di dekat pintu. Dengan tidak sopan, wanita itu memasuki rumah.

"Apa yang kamu lakukan? Keluar!" teriak Dara saat Karin terus melangkah menuju ruang tamu.

Karin terus berjalan perlahan tanpa memperdulikan wanita di belakangnya yang berteriak. Sesekali wanita itu melihat-lihat foto yang terpajang.

"Jangan sentuh itu," ucap Dara saat melihat Karin mengambil foto satu-satunya Zidan dan Rissa.

"Tante masih menyimpan foto wanita tidak tau diri itu?"

"Jaga ucapanmu Karin."

Karin tertawa, "Lihat tante, dialah wanita yang telah berani-beraninya mengambil cintaku. Dia wanita yang telah menghancurkan hidupku."

"Bukan Rissa yang membuat hidupmu seperti ini Karin. Semua masalahmu terjadi karena dirimu sendiri."

Karin menyimpan foto secara kasar dan berjalan mendekati Dara, "Apa yang tante bilang? Masalahku datang karena aku sendiri? hello! itu gara-gara anak itu yang seenaknya saja mengambil cintaku."

Dara memijat kepalanya yang terasa pusing akibat runtuian kata yang keluar dari mulut wanita gila di hadapannya itu.

"Lebih baik kau pergi sekarang. Atau aku akan menyeretmu keluar dari sini."

Karin tersenyum menantang, "Silahkan jika tante berani," mata Karin mulai menajam saat menatap mata Dara.

"Jika hal itu sampai terjadi, aku tidak segan-segan untuk melakukan sesuatu pada keluarga ini. Ah iya, kedatanganku kemari sebenrnya ingin memberi kejutan untuk keluarga ini."

Rahasia Takdir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang