~ Happy Reading ~
Malamnya, Zidan pulang telat lagi. Sesampainya dirumah, ia langsung ke kamar untuk memberikan pesanan istrinya. Saat membuka pintu kamar, ia menghela nafas kasar.
Lagi-lagi istrinya itu sudah tertidur. Zidan menghampiri Yasmin, melihat wajah damai istrinya membuat senyuman tercetak di bibirnya. Tangannya terulur mengusap rambut hitam itu.
"Maaf sayang, lagi-lagi aku pulang terlambat," Zidan mengecup kening Yasmin lalu beranjak membersihkan tubuhnya.
Setengah jam kemudian Zidan sudah selesai mandi, lelaki itu menggosokkan rambutnya yang basah. Setelah itu merangkak berbaring di sebelah istrinya.
Sebelum terlelap, Zidan memandang wajah Yasmin. Wajah wanitanya itu terlihat sedikit pucat, tangan Zidan terulur untuk mengelus pipi Yasmin.
Kamu terlihat lelah, sayang.
Setelah itu, Zidan meraih pinggang Yasmin. Mendekapnya kemudian tertidur nyaman hingga sinar terang menerpa wajahnya.
* * *
Pagi ini mata Yasmin sedikit berat untuk di buka, begitu juga dengan tubuhnya yang sulit bergerak. Tapi, perlahan mata itu terbuka, hal pertama yang ia lihat adalah wajah suaminya. Tertidur dengan damai dan terlihat polos.
Lengan kekar itu melingkari pinggangnya. Entah kenapa, Yasmin merasa ingin menangis melihat suaminya ini. Pikirannya terbayang akan foto yang kemarin ia terima.
Cairan bening pun lolos melalui matanya. Beruntung tangisannya itu tidak membuat isakan sehingga tidak mengganggu suaminya. Perlahan, Yasmin melepaskan lengan Zidan di pinggangnya.
Masih berbaring, Yasmin memperhatikan wajah suaminya. Hatinya sesak mengetahui ada hal yang belum ia ceritakan. Selama hampir empat bulan menikah, Zidan sudah menceritakan segala hal di masa lalunya, begitupula dengan Yasmin.
Bukannya Yasmin tak percaya, tapi Yasmin memiliki feeling tidak enak akan rumah tangganya. Ia merasa akan ada suatu masalah yang membuatnya merasakan sakit yang teramat.
"Yas."
"Yasmin sayang."
Zidan menepuk pelan pipi istrinya, saat terbangun tadi ia terperanjat melihat Yasmin yang menangis lalu melamun.
"Ada apa? Kenapa menangis?" Tanya Zidan khawatir.
Yasmin menatap suaminya sebentar, lalu menggeleng. "Tidak apa-apa kok Mas, aku bangun dulu sudah siang," Yasmin bangkit dari tempat tidur.
Zidan merasakan aura keanehan dari istrinya itu. Zidan ikut beranjak, menunggu istrinya yang baru memasuki kamar mandi. Setelah itu, barulah ia yang masuk sementar Yasmin merapikan tempat tidur.
Zidan berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan seperti biasanya.
"Mami, dimana Pi?" Tanya Zidan ketika tidak melihat kehadiran Dara.
"Di kamar. Oh iya, katanya Mami mau bicara sesuatu sama kamu," Yasmin dan Zidan menatap Tio dengan penasaran.
"Bicara apa Pi?"
"Sudah sarapan dulu saja. Kalau mau tau nanti tinggal tanya Mami kamu."
Zidan mengangguk, ia pun segera menyelesaikan sarapannya. Selesai sarapan, ia melangkahkan kakinya menuju kamar Dara.
Dengan sopan, Zidan mengetuk pintu. Setelah Dara mengizinkan masuk, Zidan berjalan ke arah Dara yang sedang menatap ke arahnya.
"Ada apa Mi?"
"Wanita itu, apa dia sudah menemui kamu?" Tanya Dara cemas. Zidan menatap maminya bingung, tidak mengerti arah pembicaraan mereka.
"Wanita yang mana mi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir ✔
Spiritualité[ Belum sempat di revisi. Typo berterbaran ban banyak kerancuan rangkain kalimat ] Bagaimana takdir akan memihak bilamana kita selalu hidup dengan lingkaran kebohongan. Apa yang terjadi jika kebohongan itu terungkap? Hidup bahagia atau sebaliknya? ©...