Motor yang terus melaju dengan kecepatan penuh meninggalkan seorang pemuda, membelah jalanan tanpa mengurangi kecepatan sampai menembus lampu lalu lintas. Tidak mempedulikan segala umpatan dari pengendara lain yang ditujukan kepadanya.
Elbara menghiraukan itu semua, kini tujuannya ke suatu tempat bersama gadis yang belum lama telah ia pacari. Sekarang gadisnya ini telah melanggar perintahnya kembali, namun yang membuatnya marah adalah Shelina yang kedapatan berduaan dengan laki-laki lain.
Sedangkan shelina ia sudah gemetaran, tangannya menggigil mencengkram jaket elbara. Bahkan gadis itu tidak tahu ia akan dibawa kemana setelah ini. Melihat kemarahan El membuat nya tidak bisa melakukan apapun.
Ketakutannya bertambah kala tujuan motor elbara memasuki sebuah gedung yang tampilannya sangat suram, dinding yang sudah kehitaman ditambah banyaknya sarang laba-laba menghiasi atap dari gedung tersebut.
Elbara menghentikan motornya lalu ia terlihat seperti menekan sebuah tombol yang tersembunyi dan tidak terlihat sebelumnya. Beberapa detik kemudian ruangan itu terbuka, menampilkan tempat sebuah garasi karena telah ada beberapa kendaraan motor dan mobil terparkir di sana.
Motor elbara berhenti, sang empunya pun turun terlebih dahulu lalu mengangkat shelina untuk turun. Melepaskan helm dan kembali menarik tangan kekasihnya untuk memasuki lift.
Melihat tampilan luar gedung ini membuat shelina ketakutan, ia menolak saat tangan Elbara kembali menarik lengannya. Sedangkan elbara yang melihat gelengan dari gadis itupun menatapnya tajam.
"Jangan membantah, ikut!" Tegas Elbara menarik paksa tangan shelina memasuki lift dengan beberapa pemberontakan kecil. Shelina tetap menarik diri walaupun itu semua tetap sia-sia karena tenaganya yang tidak sebanding dengan elbara, akhirnya ia pasrah saja dibawa ke lantai atas gedung ini.
Gurat kemarahan terlihat di wajah elbara, rahangnya mengetat berusaha menahan emosinya. shelina yang tidak tahan menghadapi situasi ini pun ingin meminta maaf kepada elbara.
"Maafkan aku el, tadi aku hanya ingin berjalan jalan saja. Sebelum Aldo datang dan menawari ku eskrim" jelas shelina yang tidak menutupi apapun dari kekasihnya.
Ting
Pintu lift terbuka, ada beberapa orang disana yang sedang berkumpul. 'Siapakah mereka?' pikir shelina yang melihat beberapa orang asing disini namun ada beberapa wajah yang familiar dimatanya karena mereka berada di satu sekolah.
Perhatian shelina teralihkan saat El kembali menarik tangannya kelantai atas Menaiki tangga. Elbara membuka sebuah pintu cat warna hitam dan merekapun memasuki ruangan tersebut.
Elbara mendorong shelina untuk duduk disebuah sofa, ia masih berdiri menatap gadis itu tajam. Sedangkan shelina yang ditatap seperti itu pun gelisah sendiri dengan menundukkan kepalanya kebawah.
"Angkat kepalamu" perintah elbara, namun tidak dituruti oleh shelina. Elbara menarik dagu shelina untuk menatap wajahnya, meski ragu shelina pun berusaha menatap mata pemuda itu.
"Kenapa jalan dengan cowok lain? Mau selingkuh?" Tanya elbara lalu menekan dagu shelina.
Shelina yang masih mendongak menatap elbara sambil meringis kesakitan, sungguh ini pertama kalinya ia mendapatkan perlakuan seperti ini dari Elbara. Sebelumnya El hanya memarahi nya jika kedapatan membuat kesalahan, tetapi sekarang berbeda.
"E-el aku tidak selingkuh, sumpahh.
Kami tidak sengaja bertemu" gagap shelina seraya menarik wajahnya untuk melepaskan tangan Elbara."Jangan berbohong sayang!
Dan kenapa setiap aku menghubungi mu selalu tidak bisa?" Tanya elbara dengan suaranya yang sedikit meninggi."Itu-itu handphone ku berada di mode silent, sebentar aku akan mengeceknya" dengan tergesa-gesa shelina mengambil hp disaku celananya. Lalu ia menghidupkannya , sudah ada beberapa panggilan dari Elbara dan itu semua tidak diketahui shelina.
Elbara segera merampas handphone shelina dan membantingnya ke dinding kamar tersebut sampai menimbulkan suara retakan dan pecahan berserakan dimana-mana. Kini benda yang tidak bersalah itupun sudah menjadi beberapa bagian.
Shelina menutup matanya dan segera menatap nyalang elbara, apa-apaan sikap cowok ini yang seenaknya saja kepada dirinya. Shelina tidak terima dengan perlakuan elbara, kemudian ia bangkit dari duduknya untuk melihat keadaan hpnya. Sesuai dugaan gadis shelina, benda tersebut sudah mati dan tidak bisa lagi diperbaiki.
"El! Kenapa kau membanting hp ku?" Bentak shelina menghampiri elbara yang masih terdiam ditempatnya.
"Tindakan mu sangat berlebihan El, bisa kan jangan merusak barang orang lain" sambung shelina dengan tegas yang tanpa sengaja meninggikan suaranya.
Sedangkan elbara yang dibentak pun tersenyum miring, ia merasa penasaran darimana kah datang nya keberanian dari gadisnya ini?
Perlahan ia mendekati shelina yang menatapnya tajam, kedua sejoli itu pun saling menatap tajam satu sama lain."Sudah berani hmm" tekan elbara dengan suara rendah nan seraknya. Lalu ia mencengkram kuat lengan shelina sampai gadis itu benar-benar kesakitan, jika dilihat mungkin terdapat beberapa jejak kebiruan ditangan shelina akibat elbara.
"Ssh sakit El! Lepass" shelina tak tinggal diam, ia memberontak melepaskan tangan Elbara.
"DIAM! untuk apa mempunyai benda itu jika kau tidak menggunakan nya dengan baik" bentak Elbara menatap tajam shelina dengan tetap menahan tangan shelina. Bahkan saat ini elbara tidak menyadari bahwasanya kuku nya yang tajam telah melukai tangan gadis ini sampai mengeluarkan darah.
"El sakittt, lepasss" ucap shelina sembari memukul tangan Elbara dengan tangannya yang satu lagi.
Sedangkan pemuda itu tidak mempedulikan pemberontakan shelina dan terus berjalan memojokkan shelina ke dinding dibelakang gadis itu.
Shelina yang tidak bisa mundur lagi pun hanya bisa pasrah dan berusaha sekuat tenaga menarik tangannya dari kekasihnya ini. Berbagai macam rencana ia pikirkan agar bisa lepas dari El.
'aduh gimana caranya sih bisa lepas dari El, mana tatapan nya bisa menembus jantung lagi. Nih gue malah teriak-teriak tadi, kan jadi ngamuk harimau 🐯' batin shelina yang panik kala El terus saja menatap dirinya tajam dan menyesali tindakan sembrono nya yang meninggikan suaranya.
'ahaa seharusnya gue pakai taktik itu sejak tadi, jadinya nggak perlu luka tangan mulus bin kinclong gue' shelina merutuki dirinya yang lamban berpikir disaat situasi seperti ini, padahal kalau saja dari tadi ia bertindak maka El pasti akan simpati kepadanya.
"Hiks hiks sakit El, jahaaat" Isak tangis shelina terdengar di gendang telinga elbara. Mendengar itu El pun tersadar dan segera melepaskan cengkeramannya.
"Maaf² sayang" ucap elbara lembut lalu membawa shelina ke pelukannya dan mengelus pelan punggung kekasihnya yang sesegukan menahan tangis.
"Shuuutt" ucap nya berusaha menenangkan shelina. Sedangkan gadis itu kini sedang tersenyum licik dibalik pelukan elbara, ia merasa senang taktiknya berlaku untuk elbara.
"Sini aku lihat tangannya" elbara meraih tangan shelina lembut kemudian melihat nya dan ternyata terdapat luka yang diakibatkan kuku panjang nya.
Elbara segera mencari kotak p3k di lemari dan mengambil salep merah, kemudian ia oleskan ke beberapa bagian luka ditangan shelina."Maaf" kembali meminta maaf, laki-laki itu sangat menyesal telah memberikan luka di bagian tubuh sang pujaan hati. Shelina yang mendengar permintaan maaf terus-terusan dari Elbara pun menganggukkan kepalanya.
Selesai mengolesi luka ditangan kekasihnya, elbara mengecup tangan shelina dan membawa gadis itu ke pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shelina's journey
Teen FictionSeorang gadis kecil memiliki sikap Lucu, kekanakan, manja, gadis bar bar dan ceria serta ia tidak mudah ditindas, jika ada yang menyakitinya maka akan dibalas dua kali lipat. Ia juga memiliki pacar seorang elbara, dia adalah shelina Safira. Elbara...