#chapter 17#

3 1 0
                                    

Happy reading guys


Langkahnya tiba di kantin yang telah ramai dengan siswa siswi, antrean panjang, masing-masing meja yang telah memiliki penghuninya. Mata bulat legam mengedar ke sekeliling sudut kantin, apakah masih ada meja kosong untuk ditempati?' pikirnya, sampai netra gadis itu menangkap sosok lelaki yang menyapanya. Tidak hanya itu, dimeja yang sama juga terdapat cowok yang dikenalnya.

"Shel, ayo gabung sama kita. Lagian Lo udah ditunggu si bos nih" ajak Samuel kepada shelina. Beruntung meja yang mereka tempati memiliki banyak bangku, jadi masih cukup diisi untuk beberapa orang.

"Ngapain lari-lari?" Tanya El, ia mengusap keringat di pelipis shelina ditambah nafas gadis itu terdengar tak beraturan.

"Oh itu, tadi dikejar nenek sihir bertopi badut pakai sapu ijuk" canda shelina duduk di bangku samping elbara.

"Emang ada? Kan ini bukan negeri dongeng yang ada nenek sihir, nenek gayung, atau nenek sapu ijuk " tanya Brian ikut nimbrung di tengah obrolan.

"Bentar lagi nongol tuh nenek sihir" jelas shelina santai.

Benar saja setelah ia mengatakan itu, ada seorang gadis yang penampilannya sedikit kusut dan persis seperti shelina tadi.

"Kurang asem Lo shel, gue ditinggal hah hah hah" ucap visa  tersendat setelah ia menyusul shelina di sudut meja kantin, ia belum menyadari kehadiran empat orang lainnya di meja itu.

"Salah siapa lambat kayak siput yang sedang lomba sama kura-kura" ucap Shelina acuh tak acuh. Visa ingin menimpali perkataan shelina, namun ia sadar bahwa dimeja itu bukan hanya ada shelina, tetapi ada beberapa senior cowok yang juga ada disana, salah satu dari mereka sudah dikenal visa, selebihnya ia belum tahu.

"Wih ada cogan nih, kenalan dong" dengan pedenya visa ikut nimbrung duduk disamping laki-laki dimeja itu.

"Ooh ini ya yang namanya nenek sihir sapu ijuk, memang mirip sih" sahut elio memandang visa dari atas sampai bawah meneliti penampilan gadis yang ada disampingnya membuat gadis itu merasa tak nyaman.

"Dih! ba*ci dari mana nih ikut-ikutan aja, Lo itu nggak diajak" imbuh visa memandang elio sinis, ia juga menggeser bangkunya menjauh dari pemuda itu. Baru bertemu saja mereka sudah saling menjelekkan seperti ini.

"Phuuf ba*ci, ahahahah Elio bencong picisan" ejek Brian menertawakan sahabatnya, julukan baru untuk Elio si mulut pedas.

"Beraninya lo! Cowok tampan kayak gue ini lurus tau. Bahkan Lo sendiri yang bilang gue tampan tadi,
nenek sihir kok keliaran di sekolah sih, dimana tongkat sihirnya nek? Oohh diparkiran yaa?" Ketus Elio sewot ke arah visa, ia tidak ingin dipanggil dengan julukan yang aneh lainnya. Itu bisa merusak citra Elio, salah satu most wanted di SMA Bima Tri Alaska (BTA).

"Anggap aja mata gue lagi kemasukan debu tadi, jadi nggak bisa bedain tampan sama buruk rupa.
Btw Uke kok nggak sama seme sih, dicariin seme tuh! Sana sana balik nggak usah sekolah" tangan visa mengibas didepan wajah Elio untuk mengusirnya.

"Nggak sopan! Gue lebih tua dan senior Lo disini! jadi harus hormat, kapan perlu cium tangan gue nih" ujar Elio yang memanfaatkan tingkatan kelasnya, ia juga menyodorkan tangannya untuk dicium visa.

"Si paling tua kok masih sekolah, dih pakai cium tangan segala, emang lebaran?
Tangan bau jigong aja bangga" ujar visa lalu mengigit tangan Elio yang ada didepan wajahnya setelah itu ia bersedekap dada tidak peduli.

"Akkhh gue digigit hewan melata, najiss!" Pekik Elio sebab gigitan visa bukan main-main. Apalagi visa memiliki Gigi taring yang tajam.

"Berisik!" tegas Elbara yang sudah jengah mendengar perdebatan kedua anak manusia didepannya.

"Biasanya yang sering bertengkar ini, kedepannya pasti berjodoh loh" ujar Brian bersuara setelah terjadi keheningan di meja mereka. Kedua orang yang dijodoh-jodohkan pun menoleh dan menatap tajam ke brian seraya berkata.

"NGGAK SUDI! " teriak keduanya kompak, sontak visa dan Elio saling menatap dan kemudian memalingkan wajah mereka bertolak belakang.

"Biar gue yang pesan makanan" ucap Samuel, kemudian ia berdiri menanyai pesanan.

"Nasi goreng minumnya teh hangat" jawab shelina diangguki oleh Samuel.
"Kalau gitu sama semua ya" putusnya kemudian menarik kerah seragam Brian agar membantu membawa makanan.

"Wehh kenapa gue diseret nih" ujar Brian yang tidak tahu apa-apa tapi ditarik.

Sekarang dimeja itu tersisa dua pasangan, shelina dan elbara sedari tadi bermesraan tidak peduli dengan kedua remaja yang sedang saling berdebat tanpa mengeluarkan suara, hanya menggerakkan mulutnya saja supaya tidak menganggu mereka.

_______

Kembali ke kelas

Setelah makan dikantin shelina langsung ke kelas bersama visa. Sedangkan elbara dkk ia tidak tahu kemana mereka, karena elbara hanya mengatakan ia ada urusan dan pergi begitu saja.

Saat ini jam pembelajaran sedang berlangsung, Bu guru yang sedang berbicara di depan kelas menjelaskan bagaimana proses revolusi industri mengubah struktur sosial dan ekonomi masyarakat di Eropa. Dia membahas bagaimana penemuan-penemuan seperti mesin uap dan alat tenun mekanis meningkatkan produksi dan efisiensi, namun juga menyebabkan urbanisasi cepat dan kondisi kerja yang buruk bagi buruh.

Bu guru juga mengaitkan perubahan ini dengan perkembangan kelas sosial baru, seperti kelas pekerja dan kelas kapitalis, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan kebijakan politik pada waktu itu.

Semua siswa tampak menyimak dengan serius setiap kata-kata yang keluar dari Bu dini sesekali mereka akan diperintahkan membaca dengan keras tulisan dibuku sejarah yang tebal bergantian.

Tiba di giliran shelina yang akan membaca, namun tidak ada suara yang keluar dari gadis itu.

"Shelina, lanjutkan baca halaman 102 sampai 105!" Ujar Bu dini. Shelina belum juga menyahuti guru tersebut, Bu Dini pun berjalan ke bangku shelina untuk melihat apa yang tengah dilakukan murid perempuannya ini.

"Baguss! Bukannya mendengarkan saya anak ini malah asik bermain dialam mimpi" imbuh guru sejarah itu, kemudian ia menjewer telinga shelina sampai ia terbangun.

"Kamu kira saya sedang mendongeng supaya kamu bisa tidur nyenyak hah?!
Walaupun nilai sejarah kamu bagus tapi tetap saja, di saat saya menjelaskan pelajaran kamu harus perhatikan sampai kelas saya berakhir shelina!! "  Bentak Bu dini menguatkan jewerannya ditelinga shelina, membuat sang korban memekik kesakitan.

" Aduuh sakit buu,
Saya masih ingat materi yang ibu jelaskan, jadi nggak perlu belajar lagi kan saya udah tahu buu" jawab shelina menahan tangan Bu dini.

"Tapi di jam pelajaran saya tidak boleh tiduran shelina, sekarang cuci muka kamu lalu kembali Ke kelas. Awas kamu membolos nanti saya akan kasih donat dinilai kamu" perintah bu dini kembali ke meja guru dan pelajaran pun kembali dilanjutkan setelah shelina keluar kelas.

Bersambung

Shelina's journeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang