#chapter 7#

8 3 4
                                    

°
°°
°°°
Happy reading guys 😄
°°°
°°
°
Di pagi hari yang cerah dengan semangat membara semua orang mulai melaksanakan aktivitasnya masing-masing. Dengan tekad bulat mereka bekerja untuk menghasilkan rupiah,segala pekerjaan yang dimiliki mereka kerjakan tanpa lelah dari pagi hingga menjelang sore, sungguh perjuangan tanpa keluh kesah yang keluar dari mulut mereka. Hendaknya putra putri mereka dapat menghormati orang tua yang telah berjuang untuk sekolah dan segala kebutuhan yang telah terpenuhi untuknya.

Sudahkah kata terimakasih terucap untuk orang tua kita?
Mereka tidak mengharapkan apapun selain pendidikan kita, banggakan lah orang tua kita dengan prestasi dan penghargaan dari belajar. Itu adalah hadiah yang paling membahagiakan bagi mereka. Tapi tetap saja orang tua kita tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada kita, oleh karenanya kuatkan lah tekad yang kita miliki untuk memberikan secuil kebahagiaan orang tua kita.

Ini adalah sedikit kata² penyemangat dari author oke ....

Sementara itu, seorang gadis tengah berlari memburu waktu, dilihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07.00 tepat.

"Gawatt ... Tolong berhenti dong waktu, Bentar aja please. Seandainya gue ada kantong ajaib pasti nih waktu berhenti, salahnya Doraemon cuma ada di jepang,,, buru² Shell Lo nggak boleh sampe telatt" menambah kecepatan larinya hingga sampai ke gerbang sekolah yang ternyata telah dikunci.
Gagal sudah perjuangannya berlari di sepanjang jalan huhuhu, kemudian ia memilih mengelilingi sekolah mencari alternatif lain agar masuk ke kelas, yaitu memanjat tembok belakang sekolah.

"Busyhett tinggi nih tembok kayak mimpi gue aje" beo shelina melihat ketinggian tembok sekitar empat meter. Berbeda jauh dengan tingginya yang hanya 159.

Kemudian dilihatnya sekeliling apakah ada tangga atau sesuatu yang cocok untuk memanjat. Setelah diperhatikan disana hanya ada beberapa kayu dan batu yang mungkin bisa dijadikan pijakan nya untuk memanjat. Lalu dikumpulkan lah semua balok kayu, disusun diatas batu yang sudah ditumpuk.

Setelah tersusun dinaiki lah tumpukan itu dengan perlahan, dengan berpegangan pada tembok untuk penguat dan mulai berjinjit untuk meraih ujung tembok.
Menggerahkan seluruh kekuatannya untuk menarik dirinya ke atas.

"Akkhh berat kali beban orang tua gue.... JURUS PERINGAN TUBUH HIAKK" teriak shelina berharap caranya manjur dan bisa naik ke atas tembok.

Entah keberuntungan dari mana, akhirnya shelina berhasil menaiki tembok tersebut. Sekarang masalah nya bertambah....
Bagaimana caranya ia bisa turun?

"Langsung lompat kali ya? Paling cuma terkilir sedikit"  gumam shelina.

Sibuk berperang dengan pikirannya hingga ia tidak mengetahui keberadaan seseorang yang mengendap-endap berjalan kearahnya.

"AWAS ADA KUNTILANAK " teriaknya kepada shelina.
Shelina yang kaget langsung saja merunduk berpegangan pada tembok tempat duduknya.

"Awas Kunti ganteng, gue cuma lewat jangan ganggu ya manis , imut .. hus hus sana pergi baik baik yeee" rancau shelina asal mengeluarkan semua yang ada dipikirannya.

"Hahaha lawak lu shel mbak Kunti ganteng yang ada jelek' kali" celetuk orang yang mengangetkan shelina.
Mengangkat kepalanya untuk melihat siapa gerangan yang mengejutkan dirinya, nggak ada kerjaan kali tuh bocah minta di geprek.

"Lah lu dodol berani² nya ganggu gue makhluk halus" sinis nya memandang Aldo yang membuatnya jantungan.

"Hahaha peaceeee" mengangkat jari telunjuk dan tengahnya tanda peace.

"Ngapain shel, Lagi nongkrong ya? gak ngajak² gue mah mau ikutan" Sambungnya.

"Ngomong lagi gue tonjok lo dodol" greget shelina seraya menunjukkan kepalan tangannya ke arah Aldo. 

"Lah salah kah?
Gue kan lihat sama kepala mata sendiri ku duduk² nggak ada kerjaan tuh ditembok" ringisnya kikuk.

"Dah lah tolongin kek, nggak bisa turun nih gue, nyangkut disini" ujarnya berharap Aldo bisa menurunkannya dari tembok ini.

"Gampang itu, bentar gue ambil bangku dulu"

Aldo kembali dengan sebuah bangku yang diambil entah dari mana.
"Nah cakep lu do ada gunanya juga ya hidup lu, nggak jadi beban terus lahhh" katanya.

" Muji apa cemooh itu shel?" Tanya Aldo yang agak lain ditelinganya.

"Ooh muji lah"

"Ahhh akhirnya gue bisa turun, capek juga gelantung di atas pegal. Kok bisa ya mbak Kunti anteng² aja di pohon ya do? Emang nggak encok tuh pinggang?" Heran shelina memikirkan makhluk halus itu.

"Ya mana saya tahu kan saya ikan" jelas Aldo mengikuti trend jaman dulu.

"Basii!!" Ketus shelina lalu menoyor kepala Aldi sampai ia meringis kesakitan.

"Kejam bener shel, gue kan udah tolongin lo tadi, masa disiksa sih"

"Halah lebayy
Lagian ngapain diungkit-ungkit? Nggak ikhlas berarti lo nanti di Cancelled loh pahalanya" ucap shelina menakuti.

"Yaaaa jangan lahh, emang ojek apa bisa dicancel segala?" Heranya.

"Habis²
Btw ngapain lu disini do, nggak ketahuan Ama pak Eko?" Tanya shelina yang penasaran.

"Heheh gue terlambat shel" cengirnya.

"Lah sama kita wahh anak buah gue nih, apa-apa ditiru. Baiklah dori kita mendaki bukit, menyelami lautan, melewati hutan demi harta karun!!" Tegas shelina berlaga seperti bos bajak laut.

"Ngeri juga tuh shel, harta Karun mana coba? Spongebob?
Udah ada yang punya " jelas Aldo.

"Kalau gitu kita berpetualang mencari kebenaran Atlantis, dan segitiga bermuda"

"Nah ini gue setuju, mulai dari mana dulu ni?
Cari buku kuno dimane coba, pasti tuh banyak emasnya kan shel? Kayak difilm Spongebob gitu, berarti lautan mana yang akan kita telusuri?" Tanya Aldo mengikuti peranya sebagai Subordinate dari shelina.

"Hemmm tak apa! Semua bisa gue atasi pakai pintu kemana saja. Sekali klik langsung tiba di Atlantis tempatnya surga kekayaan material, artefak budaya yang berharga, dan teknologi canggih yang tidak ditemukan di tempat lain hohoh" ucap Shelina sambil mengikuti tawa bajak laut tontonanbya.

"Hemm cara yang klasik" ujar pak Eko tiba-tiba sudah berdiri di samping mereka

Hah??!

Aaa'
Aaa'
Teriak mereka berdua serempak, tak menyangka akan ketahuan secepat ini. Tak kuasa dengan keterkejutan ini mereka pun jatuh terduduk.

"Aaaa tuyull" teriak Aldo keras. Tak terima dipanggil tuyul pak eko pun menjewer telinga cowok ini yang kurang ajar.

"Siapa yang tuyul? Hah!! Kamu ini buat saya darah tensi saja, orang tampan gini kok" narsis pak Eko menguatkan jeweranya.

"Aduuh iya pak Eko tampan kalau dilihat pake kacamata doraemon, lepas pakk bisa putus telinga saya" keluhnya kesakitan.

Sedangkan shelina hanya diam saja memperhatikan keberingasan pak Eko dan keberanian dari aldo ia tidak ingin ikut-ikutan lebih baik diam² ia kabur kan?

Heheheh

Saat ingin merangkak menjauhi keduanya yang sedang adu mulut...

"Ekkhm lagi cari apa tuh ?" Celetuk pak Eko melihat gelagat shelina.

"Eeeemm itu pak uang saya jatuh heheh" kekehnya.

"Alasan saja ya, ikut saya dan terima hukuman kalian" tegas pak Eko menarik kedua anak manusia itu.

Bersambung

Bye

Shelina's journeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang