Siap? baca part ter-NSHXSJDNXHSHope you like it!
_______
Asena dan ketiga temannya tengah mengedarkan pandangan ke seluruh kantin mencari tempat duduk kosong yang tersedia. Asena memang biasanya membawa bekal untuk dimakan di istirahat pertama, keadaan kantin di istirahat pertama memang selalu penuh sampai harus berdesak-desakkan, karena itu pula di istirahat pertama ia lebih sering di kelas. Kecuali ketika ia sedang tak membawa bekal seperti ini, mengikuti sahabatnya untuk mengisi perut di kantin yang keadaannya memang ramai seperti dugaannya.
Kantin di jam istirahat pertama ini memang selalu penuh dan menyesakkan, ini alasannya juga malas kesini di jam istirahat pertama, selain Karna itu juga alasannya karna teman-temannya cukup akrab dengan Adit, Ikbal, dan Arkan jadi ketika di kantin mereka selalu satu meja, Asena tentu saja menghindar berada di dekat cowok yang tak mengharapkan kehadirannya.
Adit melambaikan tangan dari kejauhan. Tuh kan
Serra memimpin jalan didepan ketika melihat lambaian tangan itu. "Ayok disana guys,"Asena dengan berat hati mengikuti langkah sahabatnya.
"Lama amat, ni kita dah mau abis," Adit menunjukan mangkuk berisi mie ayamnya yang tinggal setengah.
"Males anjir ih harus desak-desakan, mana panas banget lagi." Sarra menimpal dengan mendudukkan bokongnya di samping Adit yang kosong, di sebelah tangannya sudah ada kipas kecil yang selalu di bawa-bawa.
Asena duduk di sebelah Serra yang masih menyisakan space, Diva dan Cindy di depan mereka -berhadapan. Tapi Sebelum duduk Asena membersihkan tempat duduknya yang sedikit berdebu, tapi ketika ia tengah menepuk kedua telapak tangannya setelah selesai membersihkan debu, tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan memegang bokongnya dengan sedikit meremas, reflek ia menyingkir dan berjalan sedikit mundur kebelakang, jantungnya bertalu kencang, sepersekian detik tubuhnya kaku tak bergerak. Sampai ketika pelaku itu pergi dengan memberikan seringai memuakkan, kedua tangannya mengepal disisi tubuh.
Asena kesulitan melakukan pergerakan untuk beberapa detik, sulit merespon kejadian yang baru saja terjadi. ia beralih melihat kearah teman-temannya yang asik membicarakan makanan yang hendak di pesan, tak menyadari kejadian yang menimpanya itu. Tapi ketika ia melihat kedepan tatapannya bersirobok dengan manik mata Arkan. Tapi hanya beberapa detik karena cowok itu lebih dulu melengos. Dari rautnya yang masih seperti biasa, cowok itu sepertinya juga tak mengetahui kejadian yang menimpanya barusan.
"Lo mau pesen apa as,"
"Mie Ayam sama es teh." Asena menjawab pertanyaan Serra ketika ia baru duduk. Berusaha tetap tenang.
Dilain sisi, Arkan sebenarnya tahu, cowok itu melihat kejadian itu. Ketika salah satu cowok yang merupakan kakak kelasnya dengan sengaja meremas bokong Asena, juga tatapan mesum yang di tunjukan serta raut ketakutan Asena setelahnya. Arkan melihat, tapi cowok itu pura-pura tak peduli. Walaupun keinginan untuk menonjok wajah kurang ajar kakak kelasnya itu cukup tinggi, tapi setidaknya ia bisa tahan. Tadi Arkan hendak mengembalikan mangkuk ketika melihat kejadian itu.
Arkan memang tak berniat membuat perhitungan kepada pelaku pelecehan yang baru saja dilihatnya. Tapi ketika memiliki kesempatan entah kenapa ia jadi ingin bermain sedikit.
"AAAKHH anjing panas,"
Teriakan itu menarik cukup banyak perhatian di kantin. Cowok ber nametag Dani itu nampak menatap murka Arkan. "SENGAJA LO HAH?!"
Arkan menunduk pura-pura terlihat ketakutan,"Sorry bang gak sengaja."
Tadi setelah selesai mengembalikan mangkuk pada penjual, Arkan melihat cowok itu beberapa langkah dari posisinya. Ia melihat kesamping dimana seorang perempuan baru saja mengambil pesanannya, Seblak yang kuahnya masih panas, cewek itu terlihat sangat hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHOUT MISTAKES
Teen FictionSemasa SMP semua orang di kelasnya pasti tau seberapa dekat hubungan Asena dan Arkan. Walaupun bukan tipe persahabatan yang di idam-idamkan tapi keduanya memiliki ciri khas kedekatan mereka sendiri, apalagi ketika sudah bergabung membuat kerusuhan d...