Kringgg
Bell tanda istirahat berbunyi nyaring menghentikan ucapan sang guru yang tengah menerangkan materi pelajaran dikelasnya.
"Baik anak-anak sampai disini dulu pelajaran kita hari ini, tugasnya jangan lupa dikerjain, selamat siang."
"Siang bu."
Sebagian anak kelas langsung berhamburan keluar kelas.
Asena, dengan jilbab yang sudah tak terbentuk lagi itu menggerutu ketika resleting ranselnya macet. Membuat kedua sahabatnya yang tengah menunggunya berseru. "Cepat dong sen,"
"Iya bentar ini." Untungnya setelah itu resletingnya berhasil normal. Selesai dengan itu, ia mengambil kaca yang tergeletak dimeja sebrang, sedikit memperbaiki tatanan jilbabnya, memasukan rambut-rambut yang keluar.
"Masukin rambut tuh yang bener. Sampe gak kelihatan tu rambut, itumah tetep aja kelihatan," Suara itu berasal dari laki-laki yang berdiri dibelakang, yang tak sengaja melihat kegiatannya.
Asena meliriknya setelah menyimpan kembali cermin yang ia pegang. Ia menggerakan lengannya layaknya menggibaskan rambut dengan menampilkan raut songong.
"Dih cantik lo?" Ujar Arkan, laki-laki yang menegurnya itu, diakhiri kekehan kecil di ujung kalimat.
Asena hanya mengacungkan jari tengahnya sebelum menghilang dari balik pintu.
Ia menghampiri kedua sahabatnya yang tengah memperhatikan anak laki-laki dari kelas lain yang sedang bermain bola. Jadi kelasnya memang berada dilantai dasar, membuatnya lebih mudah melihat cogan cogan SMP-nya dari jarak dekat.
"Ayok,"
"Lama bener," Gerutu Amel sebelum ketiganya berjalan menuju kantin.
"Eh tau kak reza gak? Alumni angkatan kemarin itu," Elda mulai bercerita ditengah perjalanan mereka menuju kantin.
"Yang suka volly bukan si?" Tanya Amel.
"Iya bener itu," Elda membenarkan.
"Emang kenapa?" Kali ini Asena menyaut.
"Semalem ngechat gue masa."
Mata Amel melebar. "Oh ya? Gimana gimana?" Tanyanya terdengar antusias. Reza merupakan alumni SMPnya yang pada saat itu cukup populer karna ketampanannya serta penghuni kelas unggulan. Perlu diketahui di SMPnya, kelas unggulan itu diartikan sebagai kelas yang penghuninya kebanyakan cowok ganteng, cewek cantik, dan yang menjuluki kelas unggulan itu tentu saja murid-murid.
"Ya gitu deh, ntar deh ceritanya pas dikantin."
Sesampainya mereka dikantin, Asena beranjak untuk memesan makanan setelah sebelumnya bertanya menu apa yang mau dipesan pada kedua sahabatnya.
"Jadi?" Tanya Asena sekembalinya dari warung, tinggal menunggu pesanannya jadi.
Baru saja Elda membuka mulutnya hendak memulai bercerita, tapi suara lain berhasil menghentikannya. "Eh ada Elda sama Amel." Suara laki laki yang kemudian duduk di sebelah Elda, sedang lelaki satunya lagi duduk disebelah Amel. Dengan Asena duduk didepan mereka.
"Eh hai," Sahut Elda seraya tersenyum.
Laki-laki yang duduk disebelah Amel nampak menyikut lengan Amel kemudian berucap. "Sombong amat sekarang."
"Apaan si biasa aja perasaan,"
Begitu juga dengan Cowok disebelah Elda yang mulai melancarkan aksi modusnya. Asena menatap jengah kedua laki-laki itu, selalu saja seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHOUT MISTAKES
Teen FictionSemasa SMP semua orang di kelasnya pasti tau seberapa dekat hubungan Asena dan Arkan. Walaupun bukan tipe persahabatan yang di idam-idamkan tapi keduanya memiliki ciri khas kedekatan mereka sendiri, apalagi ketika sudah bergabung membuat kerusuhan d...