Chapter 1

2.5K 44 1
                                    

" Vanya bangunnnn " teriak mamah.

5 menit kemudian.

" Vanya kamu mau sekolah atau enggak, sudah jam 8 kamu masih nangkring di atas kasur" teriak mamah untuk yang kedua kalinya membangunkanku.

" eumm lima menit lagi mah, vanya masih ngantuk ".

" Bangun atau uang jajan kamu mamah potong, cepat vanya jangan sampai mamah marah " ancam mamah.

Detik itu juga aku bangun dan terburu-buru lari ke kamar mandi karena aku kesiangan yang mengakibatkanku telat sekolah.

*****

Ya benar nama ku vanya atau yang lebih tepatnya Vanya Pelita Bagaskara.
Orang tua ku dan teman dekatku biasanya memanggilku dengan sebutan Vanya atau anya.

Bagaskara Aditama itu nama papahku yang super baik, humble, dan agak narsis sedikit.

Pelita Ningrum Tyas itu nama mamahku, mamah terkenal baik banget di kalangan semua sahabatku, hanya sedikit agak cerewet saja.

Sekarang aku duduk di bangku kelas 1 SMA dan sudah masuk ke akhir semester yang berarti sebentar lagi aku akan naik ke kelas 2 SMA.

* Di Sekolah.

Sesampainya di sekolah sudah pasti gerbang di tutup oleh pak satpam karena waktu sudah menunjukkan pukul 8.30.

Aku berdiri di depan gerbang sambil manggil pak satpam dengan pelan agar tak diketaui oleh guru.

" Pakkk, pak asep ". panggilku dengan nada pelan.

" Neng vanya terlambat lagi, aduh neng ini udah setengah sembilan neng vanya siang banget sekolah nya ". jawab pak asep satpam sekolah.

" Hehehe " aku hanya bisa nyengir sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal sama sekali.

" Pak tolong bukain saya gerbang nya ya pak, please sekali ini aja". Mohonku dengan puppy eyes andalanku yang biasanya bisa membuat pak asep luluh.

" Aduh neng maafin bapak, bukannya bapak gamau bukain neng vanya gerbang, tapi kemarin bapak di tegur sama bu Siti karena selalu bukain gerbang untuk neng vanya ". Jelas pak asep.

Aku langsung lemes lesu ngedenger jawaban pak asep yang tidak mau membukakan pintu gerbang untukku.

" Ada apa ini pak asep ? ". Tiba tiba bu Siti muncul dari belakang sambil bawa pentungan.

" Anu bu, ini neng Vanya kesiangan ".

Bu siti pun menoleh ke arahku dengan mata melotot. Aku takut sambil bergulidik ngeri melihat tatapan bu Siti seperti orang kelaparan yang akan memakan ku hidup-hidup. Aku hanya bisa menunduk dan meringis dalam batin.

" Kamu ya vanya setiap hari datang terlambat, emang ini sekolah punya orang tua kamu? sekalian aja kamu ga usah sekolah kalau datang terlambat terus ". Omel bu Siti kepadaku.

" Maaaafffin saya bu, tadi saya bantuin mamah masak dulu ". Bohongku kepada bu siti.

" Halah banyak alasan kamu vanya, sekarang kamu masuk dan hormat di depan tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi ". Jawab bu Siti dengan nada tinggi.

Aku yang mendenger bu Siti berkata begitu seketika badanku merasa lemas.
Aku masuk dan di antar oleh bu siti ke depan tiang bendera dan mulai hormat di hadapan sang saka merah putih hingga bel istirahat berbunyi nanti.

" Anjir gila panas banget udah ga kuat gua, seragam gua udah basah keringetan, ini juga tumbenan banget dah bel istirahat lama bunyi nya ". Dumelku sambil mengelap keringat yang terus bercucuran di dahiku.

~ Kriinggg Kriingggg~

" Ah akhirnya bel istirahat bunyi juga hampir sejam Aku berdiri di lapangan ". gumamku.

Aku bergegas berlari ke kantin dan duduk di kursi kantin sambil mengipas-ngipasi wajahku menggunakan tangan mungilku.

" Sumpah gua lapar banget, mana tadi belum sempet sarapan gara-gara kesiangan". Ucap ku sambil memegangi perutku yang udah keroncongan.

" Bi inah, vanya mau pesen mie ayam sama es teh manis ya satu kayak biasanya, cepetan ya bi vanya udah ga kuat lapar bingiitsss ". Teriak ku dengan nada cempreng.

Bi inah pun menjawab sambil menggelengkan kepalanya karena sudah sering melihat gua seperti ini. " Siap neng vanya, neng terlambat lagi ya neng, pasti kena hukum bu siti ". Ucap bi inah sambil mengantarkan pesananku kehadapanku.

" Slurpppp, ah iya bi, vanya kesiangan tadi, jadi kena hukum bu siti deh ". Jawabku sambil nyeruput minuman ku saking hausnya.

" Ya atuh neng sok di lanjut makan nya, bibi mau lanjut bikin pesenan yang lain dulu ". Jawab bi inah yang hanya aku jawab dengan acungan jempol.

Aku bergegas masuk ke dalam kelas setelah mengisi perutku yang kelaparan, yang sekarang sudah terasa kenyang karena sudah terisi penuh oleh mie ayam kesukaanku.

Sesampainya di kelas dan duduk di kursiku, kedua sahabatku datang menghampiri dan duduk di bangku yang ada di depan meja ku.

" Astaga vanya lu tuh kebiasaan deh setiap hari kerjanya telat mulu, di hukum mulu, liat tuh seragam lu sampe lusuh bau keringat gitu ". Cerocos si bawel Fanny sahabat kesayangan ku.

" Iya si Van, jangan kebiasaan begadang mulu udah tau paginya lu sekolah ". Ucap Diana pun ikut menimpali Fanny.

" Ya mau gimana orang gua suka banget maraton Drakor semalaman, nanggung banget kalau ga di tamatin yang ada gua ga akan bisa tidur kalau nonton setengah-setengah ". Aku  menjawab obrolan diana dan fanny sambil menatap wajah mereka yang sudah mulai jengah.

Fanny dan Diana pergi ke bangku mereka masing-masing karena sudah sering mendengar jawabanku yang setiap harinya sama dan tidak pernah berubah.





Jumat, 2 Agustus 2024.





Hai guys untuk di awal chapter ini ga terlalu panjang karena aku baru mulai nulis lagi setelah sekian lama dikarenakan ada kesibukan.

Salam cinta dari author maniss😘




Om JeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang